Berita Terkini Nasional
Kasus Beras Oplosan Belum Ada Tersangka, Polisi Masih Tunggu Hasil Laboratorium
Kasus beras yang tidak sesuai mutu standar pada klaim kemasan atau beras oplosan sudah dinaikkan ke tahap penyidikan.
Helfi menegaskan, aturan 15 persen ini diatur karena menyangkut kadar air di dalam beras.
Semakin tinggi kadar airnya, beras akan lebih berat.
Namun, ketika beras menyusut dan kadar air menghilang, berat karung beras secara keseluruhan juga akan terdampak.
Ditambah lagi, produsen yang menggunakan teknologi pengemasannya lebih tradisional justru tidak menggunakan takaran.
“Beras yang dimasukkan beras yang tidak ada standarnya. Dia (produsen) menampung dari mana pun, diterima, langsung dimasukkan ke dalam kemasan, dia label, dia jual, selesai,” lanjut Helfi.
Padahal, kemasan yang digunakan terdapat keterangan premium lengkap dengan komposisinya.
“Memang sudah niatnya mengemas (di bawah standar), minta harga premium,” kata Helfi.
Saat ini terdapat tiga produsen dan lima merek beras yang ditemukan menjual produk tidak sesuai mutu, antara lain PT PIM dengan merek Sania, PT FS dengan merek Ramos Merah, Ramos Biru, dan Ramos Pulen, serta Toko SY dengan merek Jelita dan Anak Kembar.
Beras yang teridentifikasi tidak sesuai mutu adalah kemasan premium dan medium, khususnya ukuran 2,5 kg dan 5 kg.
Berdasarkan pantauan di lokasi, sejumlah karung beras dari berbagai merek ditampilkan oleh penyidik, termasuk merek Sania, Sovia, Fortune, Jelita, Setra Wangi, Resik, Alfamart Sentra Pulen, dan Sentra Ramos, dengan keterangan “beras premium” yang terpampang pada seluruh kemasan berukuran 5 kg.
Laporan Menteri Pertanian
Satuan Tugas Pangan Polri mengungkapkan bahwa kasus beras oplosan berawal dari laporan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
“Menindaklanjuti pengaduan dari Bapak Menteri Pertanian melalui surat yang diterima oleh Kapolri, kami langsung merespons sesuai perintah Kapolri,” ujar Brigjen Pol Helfi Assegaf.
Helfi mengatakan, pada 26 Juni 2025, Menteri Pertanian mengungkapkan temuan di lapangan terkait anomali mutu dan harga beras.
“Anomali ini terjadi karena di masa panen raya beras surplus, harga malah mengalami kenaikan yang luar biasa. Ini yang disampaikan, dan trennya tidak menurun tetapi malah meningkat,” katanya.
Kapolsek di Kendal Dipatsus Buntut Digerebek Warga Asyik Berduaan dengan Janda |
![]() |
---|
Jokowi Disebut Sedang Amankan Kepentingan Anaknya Sendiri |
![]() |
---|
Gubernur Bobby Nasution Copot Sekdis Koperasi: Dia Minta Kado Ultah ke Tamu Undangan |
![]() |
---|
Bidan Hamil Dianiaya Kekasihnya Oknum Polisi Setelah Minta Dinikahi |
![]() |
---|
Kontroversi Pejabat Pakai Strobo, Soedeson Tandra: Seolah Punya Hak Istimewa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.