Berita Viral

Dedi Mulyadi Sebut Rakyat dan Pemerintah Suka Korupsi, 'Sama-sama Buas dan Serakah'

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut pemerintah dan rakyat sama-sama bersifat koruptif dan serakah.

Editor: Kiki Novilia
Tribunnews.com/Fersianus Waku
SUKA KORUPSI - Ilustrasi Dedi Mulyadi. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut pemerintah dan rakyat sama-sama bersifat koruptif dan serakah. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut pemerintah dan rakyat sama-sama bersifat koruptif. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dedi Mulyadi saat menjadi pembicara di acara Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran.

Dalam potongan video yang viral, Dedi Mulyadi menekankan bahwa rakyat masa kini berbeda dengan rakyat era 1960-an atau 1970-an. Baginya, karakter masyarakat sekarang sama dengan pemimpin, yakni mempunyai potensi serakah.

"Rakyat hari ini adalah rakyat tahun ini yang karakternya sama dengan kita. Sama buasnya, kadang sama serakahnya. Cuma beda tingkatan kekuasaannya. Ini rakyat, Pak. Jadi, sifat koruptif, sifat nepotisme bukan hanya milik politisi kayak Dedi Mulyadi. Enggak usah menunggu orang lain, tetapi juga yang lain juga punya karakter itu, punya karakter serakah," katanya, dikutip dari Tribunjabar.

Dedi Mulyadi merupakan Gubernur Jawa Barat yang lahir di Subang, 11 April 1991 dari pasangan Sahlin Ahmad Suryana dan Karsiti. Ia pernah jualan es mambo, kuli angkut, tukang ojek, hingga menjadi gubernur Jabar. 

Sebagai konteks, dalam kesempatan tersebut Dedi Mulyadi menjelaskan tentang program perhutanan sosial yang menurutnya sering disalahgunakan. Namun, menurut dia, lahan garapan justru dijual dan dialihfungsikan menjadi kawasan permukiman.

Potongan video ucapan Dedi Mulyadi yang menyebut pemerintah dan rakyat sama-sama koruptif itu pun viral di media sosial. Ucapan Dedi Mulyadi pun menimbulkan pro dan kontra di kalangan warganet. Tak sedikit warganet yang tidak setuju dan pernyataan tersebut karena pemerintah dan rakyat memiliki kedudukan yang berbeda.

Lantas, apa kata Dedi Mulyadi soal viralnya ucapan tersebut? Dedi Mulyadi mengatakan bahwa ucapan menyamakan pemerintah dan rakyat memiliki sifat koruptif datang dari pengalamannya.

"Sama, ya sama, saya kan punya pengalaman. Dikasih kios satu, ingin adiknya masuk, pengen saudaranya masuk, ingin menguasai seluruh kios gratis. Kan ada pengalaman," kata Dedi Mulyadi, dikutip dari Kompas.com, Selasa (26/8/2025).

Menurut Dedi Mulyadi, pengalaman tersebut terjadi saat ia menjadi warga di kampung maupun menjabat di Purwakarta. Dedi menuturkan, ada warga yang diberi fasilitas tempat usaha secara gratis, tetapi justru disewakan kepada orang lain dengan harga tinggi.

Dedi Mulyadi menilai bahwa perilaku tersebut menunjukkan adanya potensi koruptif yang bukan hanya melekat pada pejabat, tetapi juga pada masyarakat. Menurutnya, karena sifat serakah adalah bagian dari fitrah manusia, negara memiliki fungsi penting untuk mengatur agar tidak terjadi penyalahgunaan.  

"Jadi, ya potensi koruptif itu bukan hanya pada kita ini, para politisi, termasuk diri saya, masyarakat juga sama punya sifat koruptif. Itu fitrah manusia. Setiap manusia itu punya potensi dalam dirinya serakah," tutur Dedi Mulyadi

Ia menekankan, baik pemimpin maupun rakyat sama-sama harus memperbaiki diri dan taat pada aturan. "Makanya, fungsi negara itu mengatur agar kebuasan itu tunduk pada undang-undang. Intinya kan itu," jelas Dedi. Bagi saya, mau pemimpin, mau rakyat, ya dua-duanya harus bener, gitu lho," kata Dedi.

Dedi Mulyadi Murka Balita R Meninggal Dipenuhi Cacing

Kematian R, balita yang tubuhnya dipenuhi cacing mendapat sorotan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dedi lantas mengkritik kinerja Perangkat Desa Cianaga yang menurutnya lalai dan tidak punya empati. 

Dedi Mulyadi memberi sanksi berupa menunda pencairan dana desa dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Menurutnya, perangkat desa telah disusun hingga tingkat RT tapi tidak mampu mengatasi masalah tersebut. 

Berita selanjutnya Dedi Mulyadi Murka Balita R Meninggal Dipenuhi Cacing, Sebut Perangkat Desa Lalai

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved