TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Persaingan perusahaan ojek online (berbasis aplikasi Android dan IOS) di wilayah DKI Jakarta semakin ketat.
Setelah Gojek, Grabbike, Bluejek, Ladyjek, kali ini, muncul Uberjek.
Uberjek didirikan untuk menjadi ojek private atau ojek pribadi. Keberadaan ojek itu membuat para penumpang tidak akan dikenali sebagai penumpang ojek. Uberjek tidak menerapkan pemakaian seragam bagi para pengendara.
Uberjek telah mendapat perhatian khalayak banyak, termasuk media internasional. Beberapa media dari berbagai negara ikut memberitakan layanan aplikasi pemesanan ojek yang baru saja melakukan soft launching pada bulan Oktober ini.
Founder UberJek, Aris Wahyudi, mengatakan Uberjek mendapat banyak perhatian di berbagai media massa internasional.
Mengetikkan keyword “UberJek” di situs pencarian Google, maka dapat diketahui banyak media berbagai negara seperti daratan Eropa, yaitu Perancis, Inggris, Jerman, Swiss, Belgia, Ceko, dan Yunani, yang turut memberitakan Uberjek.
“Dari benua Amerika diwakili oleh media Amerika Serikat, yaitu Huffington Post. Di Benua Asia ada media dari Cina, Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Pakistan, dan Thailand. Terakhir, dari Afrika diwakili media dari Afrika Selatan dan Nigeria,” ujarnya Rabu (18/11/2015).
Keberadaan ojek online marak di jalanan ibu kota karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum membuat aturan yang mengatur mengenai sarana transportasi tersebut.