TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjawab pertanyaan tentang mengapa dirinya mau menerima pinangan Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Padahal, Anies yang menjadi bagian dari tim pemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla saat Pilpres 2014, pernah "berseteru" dengan dua partai itu pada saat itu. PKS dan Gerindra ketika itu mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Pertanyaan itu muncul saat Anies menjadi pemateri, pada acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta Pusat, Sabtu (15/10/2016).
"Dulu, Bapak adalah Timses Jokowi, seringkali kritik kebijakan Pak Prabowo. Kenapa Bapak jadi cagub Gerindra?" tanya Melly, anggota HIPMI dari Lampung kepada Anies.
Anies membenarkan dirinya dulu bagian dari tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla. Ketika itu, Sandiaga Uno, yang kini jadi bakal calon wakil Anies pada Pilada DKI Jakarta 2017, merupakan juru bicara tim Prabowo-Hatta. Namun, Anies mengingatkan, Pilpres 2014 sudah selesai.
"Tim pemenangan sudah selesai. Pemenangnya sudah jelas. Pemerintah sudah berjalan. Tapi, banyak dari kita masih mengira kita masih pilpres," kata Anies.
Anies menegaskan, saat ini adalah masa Pilkada DKI Jakarta. Ketika ia diundang untuk mengurus Jakarta, ia mengaku siap. Ia tak mempermasalahkan dari mana undangan itu, sekalipun dari Partai Gerindra dan PKS, yang dulu sempat berseberangan dengannya.
Anies mengingatkan, dirinya mencari lawan, bukan musuh.
"Kalau musuh, saling habisi. Kalau lawan, saling menguatkan. Lawan badminton, teman olahraga. Lawan debat, teman berpikir. Lawan pemilu, kuatkan demokrasi," kata Anies.
(Kahfi Dirga Cahya)