TRIBUNLAMPUNG.CO.ID-Pernah lihat ular melahirkan, atau paling tidak mendengarnya?
Jika belum, maka video ini akan membuka mata anda bahwa ternyata reptil tersebut tak hanya bisa bertelur, lebih dari itu: melahirkan.
Adalah akun Facebook Reptile Collective yang pertama kali mengunggah video aneh itu.
Rekaman lebih dari tiga menit dan diberi keterangan "selalu asik menyaksikan kelahiran secara langsung" itu menampilkan seekor ular boa pasir yang melahirkan tidak hanya satu tetapi tiga ekor anak.
Baca: 2 Wanita Ini Menari Bugil Sambil Pegang Benda Lembut Ini
Apa reaksi warga internet alias netizen usai menonton video tersebut? Bisa ditembak, jelas saja mereka bingung.
Maklum saja, selama ini diketahui bahwa reptil itu berkembang biak dengan cara bertelur.
Video yang diunggah pada 25 Agustus ini telah ditonton lebih 11 juta kali dan telah dibagikan lebih 83 ribu kali.
Penasaran? Jangan lewatkan videonya di bawah ini!
(facebook/taryono)
Ular Turun Gunung
Warga sekitar Desa Adat Sogra, Kecamatan Selat seluruhnya telah mengungsi.
Mereka khawatir dengan kondisi Gunung Agung.
Penyebabnya, tanda – tanda jika gunung akan meletus mulai terlihat.
Seperti keluarnya binatang buas, seperti ular dan kera ke pemukiman warga.
Jumat (22/9/2017), Bandesa Adat Sogra, Kecamatan Selat, Jro Mangku Wayan Sukra mengatakan, monyet dan ular sudah mulai keluar sejak tiga hari lalu.
Binatang turun gunung ke rumah warga.
”Mungkin kepanasan di atas Gunung Agung. Makanya binatang ke luar dan ke pemukiman warga,” kata Jro Mangku.
Pria yang juga Pangelingsir Pura Pasar Agung, Desa Adat Sogra menjelaskan, turunnya binatang dari puncak gunung menjadi tanda akan terjadi erupsi gunung.
Sebelum erupsi 1963, binatang buas di atas keluar.
Seperti macan, ular, kera, dan binatang unik yang jarang ditemukan di pemukiman warga.
“Hewan yang turun jumlahnya masih sedikit, bisa dihitung. Kebanyakan hewan turun hingga diparkiran Pura Pasar Agung," ungkapnya.
"Mungkin ini tanda – tanda gunung akan meletus . Kondisi ini tidak seperti biasanya,” akui Jro Mangku.
Biasanya satu sampai tiga bulan sebelum erupsi, hewan di gunung pada ke bawah dan ke rumah warga.
Untuk tanda lainnya masih belum tampak.
Seperti hujan abu yang membuat gatal, dan luka jika menempel dibadan.
Tanda secara niskala seperti ada bunyi belaganjur dan gamelan hingga kini belum muncul.
”Kalau gempa sudah sering terjadi. Makanya saya mengungsi,” tambah Jro Mangku.
Sebelumnya, Jro Mangku Wayan Sukra mengungkapkan bahwa tanda-tanda sekala dan niskala biasanya muncul saat Gunung Agung hendak mengalami erupsi atau meletus.