TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Letusan freatik terjadi pada Gunung Merapi, Jumat (11/5/2018) pagi.
Tinggi kolom abunya mencapai 5.500 meter dan masyarakat diminta untuk menjauhi radius 5 km dari puncak.
Baca: SBY akan Saksikan Debat Pilgub Lampung Malam ini
Akun Twitter Info Mitigasi menjelaskan bahwa letusan freatik biasa terjadi pada gunung berapi, meskipun statusnya normal.
Letusan freatik terjadi karena air yang meresap dari puncak kawah menyentuh magma.
Panas magma akan mengubah air menjadi uap dan ketika tekanannya sudah tidak dapat dibendung, maka akan meletus yang disebut letusan freatik.
Saat meledak, magma tidak akan ikut ke luar karena hanya sebagai sumber panas.
Letusan freatik akan mengeluarkan uap air yang banyak disertai material padat seperti kerikil, abu vulkanik dan pasir.
Letusan freatik ini tidak bisa diprediksi, seperti yang terjadi di Merapi pagi ini.
Ledakan dari letusan ini agak lemah dan banyak piroklastik di dekat area erupsi, sehingga tidak berbahaya.
Baca: Jauh dari Publikasi Media, Sosok Ustaz Terkemuka Ini Meninggal Dunia saat Sujud Salat
Baca: Ratusan Bahan Makanan Kedaluwarsa Masih Dijual di Pasar Kota Agung
Berbeda dengan letusan magmatik di mana sumber letusannya berasal dari magma di perut bumi.
Lava akan ke luar dari celah kubah gunung dan letusannya bisa berulang-ulang serta dahsyat.
Kondisi makam Mbah Marijan
Beberapa waktu lalu, peserta Family Gathering Saribattang Pertamina MOR VII Sulawesi berkesempatan berkunjung ke Makam Mbah Marijan, Juru Kunci Gunung Merapi di Sleman Yogyakarta.
Tepatnya, pada Sabtu (11/2/2018) lalu.
Beruntungnya, peserta bertemu dengan istri Mbah Marijan, Mbah Putri usia sekitar 80 tahun.
Ia agak pendiam, sesekali menjawab pertanyaan pengunjung rumahnya.
Tour Guide Gunung Merapi dari komunitas Jeep 86, Bagas menuturkan, makam ini cukup terkenal karena Mbah Marijan sendiri dikenal sebagai guru kunci Gunung Merapi yang tewas akibat letusan pada tahun 2010.
"Dulunya ia bertempat tinggal di Dusun Kinahrejo, dusun yang berada di sebelah barat Bunker Kaliadem," katanya.
Meskipun hanya makam biasa, namun hingga kini banyak wisatawan berkunjung ke sana, baik untuk berziarah, maupun sekedar ingin mengetahui kisah Mbah Marijam selama menjadi juru kunci Merapi.
Selain makam, beberapa foto yang diabadikan dibingkai, dipajang di dinding, terlihat mobil yang terkena awan panas, hingga beberapa prabot yang meleleh karena panas debu vulkanik.
Ucapan Mbah Marijan
Berbicara soal Gunung Merapi memang tidak bisa dilepaskan dari sosok sang juru kunci, yaitu almarhum Mbah Marijan.
Mbah Marijan memang merupakan sosok yang setia terhadap Gunung Merapi.
Baca: Jelang Puasa, Harga Telur Ayam Ras di Kota Agung Rp 24.000 Per Kg
Bahkan, dia juga meninggal dunia saat gunung tersebut meletus beberapa tahun silam.
Baru-baru ini, beredar sebuah video lawas tentang Mbah Marijan.
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @inshomniyah, Jumat (11/5/2018).
Dalam video itu terdapat sosok Mbah Marijan sedang menyampaikan sesuatu.
Tepatnya, tentang pengerukan sumber daya alam berupa pasir di Gunung Merapi.
Saat itu, Mbah Marijan menyampaikan tentang maraknya eksploitasi terhadap alam di Gunung Merapi.
Menurutnya, memanfaatkan sumber daya alam di Gunung Merapi boleh saja.
Namun, hal itu tidak boleh dilakukan secara sembarangan, misalnya menggunakan backhoe atau alat berat.
Jika hal itu dilakukan, makan akan menimbulkan dampak buruk.
"Bupati Sleman, karo Bupati Klaten, Magelang, Boyolali, kuwi papat kuwi nek isok kudu mikir, nek ora isok mikir bakal diwenehi menyang barang panas (Bupati Sleman, Klaten, Magelang, dan Boyolali, empat tadi harus bisa bisa mikir, kalau tidak bisa mikir, bakal diberi pasir sekaligus awan panas oleh Merapi,"ucap Mbah Marijan.
"Sedikit teringat tentang wasiat Alm. Mas Penewu Surakso Hargo atau lebih dikenal dengan nama Mbah Marijan tentang eksploitasi pasir habis-habisan di areal sekitaran Merapi.
.
Silahkan mengambil pasir namun ambilah sewajarnya, jangan mengeksploitasinya. Lima belas tahun terakhir, monster-monster raksasa bernama backhoe memang menyerbu kawasan lereng Merapi, menghisap sampai habis pasir dan hanya menyisakan lubang-lubang raksasa tak produktif. Miris...
.
Ibu bumi wis maringi, ibu bumi dilarani, ibu bumi kang ngadili.
•
•
•
Video by Jogja Archive," tulis akun tersebut.
Baca: Cewek yang Siap Jadi Istri Ketiga Opick Ini Ngaku Dekat dengan Aktor Muda Ganteng dan Diajak Taaruf!