TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Hanya berselang beberapa jam setelah bertemu Prabowo Subianto, Partai Demokrat langsung menggelar rapat darurat.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat darurat di kediamannya, di bilangan Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (9/8/2018) siang.
Satu per satu elite Partai Demokrat merapat ke rumah Presiden keenam RI itu.
Mereka di antaranya Andi Mallarangeng, Ee Mangindaan, dan Amir Syamsuddin, Syarif Hasan.
Jauh sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan sudah lebih dulu tiba.
Baca: Mencuat Duet Prabowo dan Sandiaga Uno, Kata Pengamat Ini Dampaknya Bagi Koalisi
"Ini rapat darurat, begitu lah kira-kira," kata Amir Syamsuddin kepada wartawan setibanya di kediaman SBY.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut belum mengetahui pasti hal spesifik apa yang akan dibahas dalam rapat darurat ini.
Yang pasti, kata dia, rapat ini terkait dengan langkah Demokrat untuk menentukan sikap dalam Pilpres.
Ia juga mengaku baru beberapa saat lalu mendapat undangan untuk menghadiri rapat ini. Dalam undangan tersebut, disebutkan bahwa rapat dimulai pukul 12.30 WIB.
"Undangannya sedemikian singkat, hanya undangan saja," kata Amir. Amir pun meminta wartawan untuk menunggu sampai rapat selesai dilakukan.
Sebelum menggelar rapat ini, SBY sempat menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di rumahnya.
Pertemuan hanya berlangsung selama 40 menit.
Tak ada jumpa pers bersama SBY dan Prabowo seperti pertemuan sebelumnya.
Baca: Gerindra: Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 99 Persen Pasti
Usai pertemuan, Prabowo langsung menaiki mobilnya dan meninggalkan kediaman SBY.
Dia hanya sedikit menurunkan kaca mobilnya dan berkomentar sedikit ke wartawan yang menunggu.
"Kita musyawarah terus," kata Prabowo saat ditanya wartawan apakah Partai Demokrat jadi berkoalisi dengan Gerindra.
Sebelumnya, Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief mengungkapkan koalisi yang dibangun partainya bersama Partai Gerindra terancam batal.
Menurut Andi Arief, ada perubahan sikap dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang menyebabkan rencana koalisi terancam batal.
Bahkan, Andi Arief menuding Prabowo berubah sikap karena persoalan materi.
"Di luar dugaan kami ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar," kata Andi Arief saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (8/8/2018) malam.
Adapun persoalan materi yang disebut Andi Arief adalah terkait pemilihan cawapres Prabowo yang ditentukan berdasarkan pertimbangan materi.
Kendati demikian, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengaku tetap optimistis koalisi antara partainya dan Partai Gerindra akan tetap terbentuk.
Hubungan Tak Terganggu
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menegaskan, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) selalu ingin menjaga hubungan baik.
Hal itu menyikapi tudingan perubahan sikap Prabowo karena persoalan materi dalam menentukan cawapresnya.
Baca: Beredar Foto Surat yang Disebut Tulisan SBY, Isinya Bikin Geger Koalisi Prabowo
Tudingan itu sempat muncul dari pernyataan Wasekjen Demokrat Andi Arief.
"Hubungan ini tidak boleh terganggu oleh kesalahpahaman, oleh teriakan kecil, dan seterusnya. Tekad pemimpin-pemimpin ini sudah bulat kita harus menyelamatkan Indonesia," kata dia di kediaman Prabowo, Kamis (9/8/2018).
Muzani juga mengungkapkan sejumlah hal yang dibicarakan Prabowo dan SBY di kediaman SBY, kawasan Mega Kuningan, Kamis tadi.
"Pertama, pertemuan itu adalah pertemuan yang digunakan oleh beliau untuk membicarakan kelanjutan koalisi antara Partai Demokrat dan Gerindra tentang pengusungan calon presiden Prabowo dan wakilnya," kata Muzani.
Kedua, kata dia, Prabowo berdiskusi sejumlah hal-hal alternatif dengan SBY.
Namun, Muzani tak menjelaskan lebih lanjut maksud hal-hal alternatif tersebut.
Ketiga, Prabowo mendiskusikan power sharing bersama SBY ketika nantinya Prabowo dan cawapresnya terpilih di Pilpres 2019 nanti.
"Intinya seperti itu. Dan yang terakhir keduanya sepakat untuk melanjutkan hubungan komunikasi ini lebih intens lagi karena waktu yang makin mendesak," kata dia.
Menurut Muzani, pertemuan Prabowo dan SBY tadi berlangsung kondusif dan bersahabat.
SBY, kata dia, menerima berbagai pandangan yang disampaikan Prabowo dengan baik, khususnya terkait cawapres.
"Pak SBY menerima pandangan-pandangan itu dengan suasana kegembiraan, persahabatan dan suasana persaudaraan. Dan alhamdulilah kedua pemimpin itu memikirkan untuk bangsa dan negaranya," kata dia.