Laporan Reporter Tribun Lampung Sulis Setia Markhamah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Kesulitan pasangan Samhudi dan Ida Farida membiayai perawatan putri ketiga mereka yang masih tergolek lemah karena luka melepuh di ruang ICU Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSUAM) akhirnya mendapatkan jalan keluar.
Fadilah Salma, balita berusia 1 tahun 8 bulan, mengalami luka bakar pada sekujur tubuhnya. Kulitnya melepuh akibat masuk kuali air rebusan gula.
Samhudi mengaku sedang mengurus surat keterangan tidak mampu agar anaknya bisa terus dirawat dan mendapatkan pengobatan gratis di RSUAM.
Diakuinya, dia tidak memiliki jaminan kesehatan apa pun, termasuk BPJS Kesehatan.
Samhudi juga tidak memiliki uang untuk membayar biaya perawatan anaknya.
"Jadi disaranin pihak rumah sakit ngurus surat nggak mampu biar bisa pakai Jamkesda. Kan saya memang KTP dan KK-nya Bandar Lampung di Telukbetung ikut alamat istri. Kalau di Katibung bapak saya, saya aslinya sana," beber Samhudi, Sabtu (13/10).
Namun, nama anak ketiganya belum masuk KK sehingga dia tengah mengurus itu.
"Di KK nama anak saya Fadilah Salma belum masuk. Baru anak pertama dan ke dua saja yang tertulis di KK. Saya belum melakukan pembaruan KK," ceritanya.
Baca: Anggota DPRD Lampung Bantu Balita Tercebur Kuali Dapatkan BPJS Kesehatan
Surat Keterangan Tidak Mampu
Kasubbag Humas RSUAM Ahmah Safri mengatakan, pasien sampai saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU.
Pasien masuk ke rumah sakit melalui jalur umum.
Mengenai kondisi keluarganya apakah benar dari masyarakat kurang mampu, pihaknya akan memastikan terlebih dahulu.
"Ya kalau mau pakai BPJS kan tidak bisa langsung digunakan juga kalau baru mau buat," ujar Safri dikonfirmasi terpisah, kemarin.
Safri mengatakan, kalau memang benar Fadilah Salma dari keluarga tidak mampu dan bisa dibuktikan dengan adanya surat keterangan keluarga tidak mampu dari pihak kelurahan diketahui kecamatan domisili dan dinas sosial setempat, maka biaya akan dibantu pemerintah kabupaten domisili.
"Namun kalau dari pihak dinas sosial dan pemkab setempat tidak mampu membayarnya, maka pemerintah provinsi dalam hal ini melalui RSUAM akan menggratiskan biayanya asal syarat-syarat itu tadi dipenuhi mengenai benar tidaknya dari keluarga tidak mampu," kata Safri, Sabtu (13/10).
Terlebih, jika benar orangtua pasien memiliki KTP dan kartu keluarga domisili Bandar Lampung. Akan lebih mudah untuk mengurus jaminan kesehatannya karena langsung di-cover Jamkesda.
"Kalau memang domisili KTP dan KK benar dari Telukbetung Bandar Lampung, bisa di-cover Jamkesda. Programnya Pemkot Bandar Lampung menggratiskan warganya yang sakit dirawat di kelas 3," ujar Safri.
Hari Senin (15/10), terusnya, bisa langsung diurus Jamkesda di Dinas Kesehatan Bandar Lampung.
Baca: Balitanya Masuk Kuali Mendidih, Warga Lampung: Nggak Bisa Ngebayangin Saya
Isu Galang Donasi
Safri mengatakan, saat ini ramai beredar di sosial media juga WhatsApp mengenai permintaan donasi atau bantuan untuk Fadilah Salma.
Sementara jika memang benar Fadilah berasal dari keluarga tidak mampu, biaya pengobatannya bisa digratiskan setelah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.
"Di Facebook berkembang donasi-donasi segala macam. WA juga. Kami tanya ke keluarganya, bukan keluarga mereka yang meng-upload itu, ini takutnya disalahgunakan," kata Safri.
Dia meminta media membantu memperjelas hal itu bahwa keluarganya tidak ada yang menyuruh meminta bantuan.
"Pihak keluarga kami tanya memang bilang ada yang datang mau bantu nyari donasi, tapi keluarga ini juga tidak tahu itu dari mana, bahkan nomor handphoen orang tersebut pihak keluarga juga tidak punya," beber Safri.
Kalaupun memang benar ada penggalangan dana itu, terusnya, media agar turut andil. Itu supaya jika sudah ada donasi masuk bisa sampai ke keluarganya.
Ayah Fadilah pun mengakui jika banyak yang menemuinya di rumah sakit sampai dirinya tidak tahu lagi siapa-siapa saja yang datang.
"Kita sampai nggak ngeh lagi siapa yang datang dan ngomong apa karena kita fokusnya ke anak," tutur Samhudi.
Namun seingatnya memang ada orang-orang yang datang mengatasnamakan komunitas yang dia lupa namanya.
Intinya mau membantu mencari donasi untuk biaya pengobatan anaknya.
"Ya ada komunitas datang. Minta izin untuk membantu mencari donasi biaya untuk anak saya. Katanya mau bantu murni," ceritanya.
Penyesalan sang Ibu
Penyesalan selalu datang belakangan. Hal itulah yang dirasakan Ida Farida (37), ibu Fadilah Salma, warga Dusun Sinar Baru RT 2, Desa Sidomekar, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan.
Bayi berusia satu tahun delapan bulan itu sekujur tubuhnya melepuh akibat masuk ke dalam kuali besar berisi air rebusan gula merah.
"Kalau waktu bisa mundur, saya mau mengulangnya agar anak saya gak seperti ini," ungkap Ida saat ditemui di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM), Jumat, 12 Oktober 2018.
Awalnya Ida sempat menolak menceritakan kejadian yang menimpa anaknya.
Beberapa kali ia terlihat hampir meneteskan air mata.
"Haduh, gak bisa ngebayangin saya," ucapnya.
Pada akhirnya, Ida pun mau bercerita. Saat itu, Rabu, 10 Oktober 2018 sekitar pukul 11.00 WIB, Ida seperti biasa membuat gula merah. Sementara suaminya, Samhudi, sedang mencari rumput.
"Saat itu Fadilah main sama kakak tertua, si Kia (6), di rumah. Ya namanya anak baru bisa jalan, ya lari-lari," beber Ida sembari menghela napas.
Namun entah bagaimana, tiba-tiba Ida mendengar suara jeritan Fadilah.
"Saya lagi nyetak gula, posisi membelakangi kuali. Langsung saya tengok. Anak saya sudah di dalam kuali," ucapnya lirih.
Ida pun mengakui posisi kualinya berada di bawah dekat dengan ujung ubin rumahnya yang terbuat dari kayu.
Baca: Penyesalan Mendalam Ibu Balita Masuk Kuali Berisi Air Rebusan Gula
Karena rumahnya setengah panggung, saat jatuh dari lantai rumah, Fadilah langsung masuk ke tungku.
"Begitu tahu, langsung saya angkat. Badannya kan kecil, jadi hanya ada rambut. Langsung saya ambil, saya angkat, dan saya peluk. Lalu njebur ke kolam sebelah bareng-bareng," sebut Ida dengan terbata-bata.
Ida sempat berteriak meminta tolong lantaran posisi rumahnya di pinggir kebun.
Selang beberapa menit kemudian, suami dan tetangganya datang.
Tanpa pikir panjang, mereka membawa Fadilah ke klinik terdekat.
"Kulitnya sudah ngelupas. Tinggal kulit dalam. Awalnya saya bawa ke bidan. Gak sanggup, saya bawa ke Puskesmas Karya Tunggal. Gak sanggup juga, saya bawa ke Tjokrodipo (RSU A Dadi Tjokrodipo, Bandar Lampung). Di situ gak sanggup juga. Akhirnya bisa di RSUAM jam setengah dua," kenangnya.
Ida mengaku hanya menggunakan sepeda motor saat membawa anaknya tersebut.
Saat hendak dirujuk ke Bandar Lampung, suaminya baru meminjam mobil.
"Dia waktu diangkat jerit-jerit, nangis sesenggukan. Tapi, lama-lama tenang. Ya namanaya anak kecil. Tapi memang kelamaan di jalan. Kan namanya di pelosok," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Nasib nahas dialami balita bernama Fadilah Salma.
Sekujur tubuh bocah berusia satu tahun delapan bulan ini melepuh akibat masuk ke dalam kuali besar berisi air rebusan gula merah.
Saat ini, putri ketiga pasangan Samhudi dan Ida Farida, warga Dusun Sinar Baru RT 2, Desa Sidomekar, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, ini tergolek lemas di ruang ICU Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM), Jumat, 12 Oktober 2018.
Fadilah telah menjalani operasi penutupan kulit dan pemasangan selang.
Dolimin (70), kakek Fadilah, menuturkan, cucunya masuk ke RSUAM pada Rabu, 10 Oktober 2018 lalu.
"Ya kejadian hari Rabu kemarin. Setelah kejadian, langsung dilarikan ke puskemas. Tapi, gak sanggup dilempar ke RSUAM," ungkap Dolimin saat ditemui di RSUAM.
Dengan mata berkaca-kaca, Dolimin mengaku sangat kaget atas musibah yang menimpa cucunya tersebut.
"Namanya musibah. Saya juga baru dikabarin kemarin. Itu pun dari Facebook. Memang mantu saya cuman nderes (menyadap) kelapa dan buat gula merah pekerjaannya," ungkap dia dengan terbata-bata.
Baca: Masuk Kuali Berisi Rebusan Gula, Sekujur Tubuh Balita asal Katibung Melepuh
Dolimin sendiri tinggal di Telukbetung Timur, Bandar Lampung. Dia tak tahu pasti soal kejadian yang menimpa cucunya.
"Saya gak tahu. Cucu saya ini main dengan kakak tertuanya. Tiba-tiba saja nyemplung ke kuali. Posisi kuali memang agak rendah," bebernya.
Soal kondisi terakhir cucunya pascaoperasi, Dolimin hanya menggelengkan kepala.
"Semoga mendapat petunjuk dan Tuhan memberi kesembuhan," imbuhnya.
Dolimin pun mengajak Tribun melihat kondisi cucunya tersebut.
Dari balik kaca ruang ICU, Tribun melihat kondisi Fadilah yang sangat memprihatinkan.
Ia tergolek lemas di atas ranjang perawatan. Tampak mesin elektrokardiografi atau alat pemantau aktivitas jantung di sisinya.
Sekujur tubuh Fadilah terbungkus perban putih. Hanya terlihat bagian mata, mulut, dan rambut.
"Beginilah keadaannya. Sekujur tubuh melepuh. Tersisa rambut di atas. Kalau kembali seperti semula, wallahu a’lam. Yang penting sehat lagi," ucap Dolimin seraya meneteskan air mata di pundak Tribun.
Dolimin menambahkan, saat ini anaknya sedang kesulitan menutupi biaya perawatan Fadilah.
Pasalnya, mereka tidak memiliki asuransi kesehatan apa pun.
"Namanya juga orang desa. Kerjanya deres (menyadap). Gak kepikiran. Sekarang sedang diusahakan. Siang tadi bapaknya buat BPJS. Bisa tembus atau gak, belum tahu," tandasnya. (*)