LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG BAYU SAPUTRA
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Dinas Perdagangan Bandar Lampung mulai menata tempat berjualan puluhan pedagang Pasar Rakyat Tani yang pindah ke Pasar Induk Terminal Kemiling.
Rabu (17/10/2018), petugas disdag melakukan pengaturan tempat berdagang dengan cara mengundi.
Kepala Disdag Bandar Lampung Sahriwansyah memastikan total 87 pedagang Pasar Rakyat Tani bersedia pindah ke Pasar Induk Terminal Kemiling.
"Sebelumnya ada 89 pedagang. Tapi, dua pedagang tidak memenuhi kriteria, sehingga totalnya 87 pedagang," katanya di sela-sela pengundian tempat berdagang.
Sahri menjelaskan, para pedagang akan menempati pasar tersebut secara gratis selama enam bulan ke depan. Untuk selanjutnya, tergantung keputusan Wali Kota Herman HN.
"Perintah Pak Wali, mereka kami gratiskan sampai setengah tahun. Harapannya, pasar ini ramai pembeli," ujarnya.
Sahri mengungkapkan, para pedagang yang pindah ke Pasar Induk Terminal Kemiling nantinya akan menjual setidaknya 13 jenis barang. Mulai dari pakaian, mainan, kopi, hingga ikan hias.
"Hari ini (Rabu) kami mengocok (mengundi) tempat mereka berdagang. Para pedagang sangat antusias berdagang di sini," katanya.
Disdag menargetkan pemindahan para pedagang rampung dalam tiga hari, terhitung sejak Rabu.
Sebelumnya, puluhan pedagang ini berjualan di Pasar Rakyat Tani, tepatnya di lahan milik Perumahan Sinar Waluyo. Mereka kemudian pindah ke lahan rumah-rumah warga setelah pengembang perumahan membangun tembok pembatas.
Ke depan, para pedagang yang pindah ke Pasar Induk Terminal Kemiling akan beroperasi setiap hari. Ini berbeda ketika masih berjualan di Pasar Rakyat Tani, di mana mereka hanya beroperasi setiap Kamis dan Minggu.
Adapun para pedagang Pasar Rakyat Tani yang berjualan bukan di lahan Perumahan Sinar Waluyo akan tetap mangkal di Pasar Tani.
Sahri memastikan para pedagang yang dipindahkan itu telah didata dan dinyatakan siap menempati Pasar Induk Terminal Kemiling. Mereka akan menempati kios, ada pula yang akan menempati hamparan.
"Retribusi untuk setiap pedagang Rp 4.000 setiap harinya. Rinciannya, Rp 2.000 untuk kebersihan dan Rp 2.000 untuk retribusi pasar," katanya.
Bersedia Pindah
Rosni, pedagang makanan, menyatakan bersedia pindah ke Pasar Induk Terminal Kemiling. Ia tak mempersoalkan seandainya di pasar yang baru nanti sepi pembeli.
"Kalau enggak ada tempat berdagang, gimana mau dagang? Makanya, enggak masalah walaupun nanti sepi pembeli," katanya.
Sementara Chandra, pedagang lainnya, mengaku sangat terpaksa pindah ke Pasar Induk Terminal Kemiling. Pasalnya, sudah banyak pelanggannya yang biasa membeli dagangannya saat di Pasar Tani.
"Tapi alhamdulillah aja. Semoga nanti tetap ramai," ujar Chandra. "Sekarang juga sudah terbantu dengan ojek online. Ayam geprek saya masih ramai dibeli pakai ojek online," imbuhnya.
Chandra mengutarakan harapan agar Pasar Induk Terminal Kemiling bisa diperbarui. Tujuannya supaya pedagang lebih nyaman berjualan.
"Termasuk pembeli juga akan nyaman belanja," katanya.
Perhatikan Minat Konsumen
Kajian tentang kelayakan pasar sangat penting bagi dua pihak terkait rencana operasional Pasar Induk Terminal Kemiling. Pedagang menginginkan keuntungan, sementara konsumen membutuhkan barang.
Menurut Erwin Octaviano, pengamat ekonomi dari Universitas Bandar Lampung, ketika hanya satu pihak yang terakomodasi, sementara satu pihak lainnya tidak terakomodasi, maka tidak akan ada titik temu.
"Perlu menjadi tinjauan dengan melakukan analisis terkait minat konsumen. Apakah konsumen akan rela datang ke Pasar Induk Terminal Kemiling setelah sebelumnya selalu ke Pasar Tani Kemiling. Sebab, lokasi Pasar Induk Terminal Kemiling lebih jauh dari Pasar Tani bagi warga di seputaran Kemiling," ujarnya.
Erwin menjelaskan, relokasi pedagang termasuk mudah. Namun, papar dia, hal yang sulit adalah membuat ramai pasar yang baru.
"Butuh dua aspek, yaitu ability to pay dan willingness to pay. Dari aspek ability to pay, konsumen mungkin masih mampu membeli barang dagangan. Namun, dari aspek willingness to pay, mau atau tidak konsumen menuju Pasar Induk Terminal Kemiling?" katanya.
Hal ini, lanjut Erwin, penting untuk menjadi pertimbangan. Di mana pun membangun pasar, menurut dia, jika ternyata di lokasi itu tidak ada konsumen yang berminat datang, maka akan menjadi percuma.
"Selama ini, ruko-ruko di situ (Pasar Induk Terminal Kemiling) tetap disewakan secara umum dan dipersilakan bagi siapapun yang mau berdagang. Namun sampai sekarang, jarang yang mau berdagang di sana," ujranya.