Coretan Darah di Tembok Kontrakan Tersangka Pembunuh Pria yang Tewas Dalam Drum
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -- Pembunuh mayat dalam drum dengan korban Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi, ternyata pasangan suami istri M. Nurhadi dan Sari Murniasih (SM).
Sari yang diduga terlibat dalam pembunuhan keji pada Dufi ikut dibawa keluar dari Polda Metro Jaya, pada Rabu (21/11/2018) siang ke Polda Jawa Barat.
Saat keluar dari ruang pemeriksaan Resmob Polda Metro Jaya, keduanya terlihat mengenakan busana tahanan berwarna orange.
Baca: Polisi Lihat Mobil Avanza Goyang-goyang di Pinggir Jalan, Saat Diperiksa Ada Sejoli di Dalamnya
Tangan M. Nurhadi juga terlihat terborgol oleh petugas, sedangkan sang istri tampak berjalan dibelakangnya.
Dengan pengawalan yang cukup ketat, perempuan berambut panjang itu terlihat tangan kanannya di gips.
Dari informasi yang beredar luka di tangan Sari akibat pasangan ini membunuh Dufi pada Jumat pekan lalu.
Tak ada satu katapun terucap dari pasangan pasutri ini saat digelandang ke Polda Jawa Barat, untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
Ia sendiri menegaskan proses hukum dari kasus ini akan dilimpahkan ke Polda Jabar, khususnya Polres Bogor.
Sehingga Argo mempersilakan awak media untuk menanyakan pendalaman kasus ini kepada Polres Bogor.
Baca: Pembunuh Mantan Wartawan yang Mayatnya di Dalam Drum Akhirnya Ditangkap, Ini Identitasnya
Lantaran kasus ini sepenuhnya akan ditangani oleh Polres Bogor.
"Pelaku segera dilimpahkan ke Bogor. Hal-hal lain silakan ke Polres Bogor," jelasnya.
Seperti diketahui, pada Selasa (20/11/2018), tersangka M. Nurhadi langsung dibekuk di rumah kontrakannya di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Dari tertangkapnya tersangka, polisi mengamankan barang bukti seperti golok, laptop, tas kamera, STNK Mobil, SIM Korban dan beberapa barang lainnya.
Pembunuhan Dufi diduga dilakukan pada Sabtu (17/11/2018) siang, di rumah kontrakan Kampung Bubulak, Bojongkulur.
Jenazah korban Dufi dimasukkan ke dalam drum dan ditemukan oleh masyarakat, di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, pada Minggu (18/11/2018), sekitar pukul 06.30 WIB.
Polisi berhasil meringkus pria terduga pembunuh Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi yang ditemukan di dalam drum di Kampung Bubulak, Desa Bojong Kulur Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Penangkapan dilakukan Subdit 3 Resmob Polda Metro Jaya di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, pada pukul 14.30 WIB, Selasa (20/11/2018).
"Iya (ditangkap), intinya Polda Metro membantu Polres Bogor. Mengingat korban (domisili) di Polda Metro Jaya dan pelaku juga di wilayah hukum Polda Metro Jaya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, saat dikonfirmasi, Selasa (20/11/2018).
Pelaku ditangkap di dekat cucian motor Omen, belakang kelurahan Bantar Gerbang.
Sementara kediaman pelaku di Jalan Narogong Cantik Raya D140/3 RT/RW 1/23, Pengasinan, Rawa Lumbu, Bekasi Kota.
TribunJakarta.com merangkum sejumlah fakta mengenai penangkapan pelaku tersebut.
1. Respon Kapolres Bogor
Kapolres Bogor, AKBP Andi M Dicky pun memberikan komentarnya terkait penangkapan terduga pelaku pembunuhan itu.
Menurut Kapolres Bogor, hingga saat ini terduga pelaku yang diamankan Ditkrimum Polda Metro Jaya belum diserahkan ke Polres Bogor.
Sehingga, pihaknya pun belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut terkait penangkapan tersebut.
"Sesuai info yang beredar di media mulai tadi malam, infonya sudah ditangkap oleh Ditkrimum PMJ . Untuk tersangka tidak ada di Polres bogor. Jadi kami tidak bisa jelaskan apa-apa. Berkenan teman media menghubungi PMJ untuk info lebih lanjut," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com melalui pesan Whatsapp, Rabu (21/11/2018).
2. Kesaksian Warga Sekitar Rumah Pelaku
Salah satu rumah kontrakan di wilayah Gunungputri, Kabupaten Bogor dikabarkan menjadi lokasi pembunuhan Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi.
Jasad Dufi ditemukan di dalam drum daerah Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Minggu (18/11/2018) lalu.
Pantauan TribunnewsBogor.com, Rabu (21/11/2018), rumah kontrakan tersebut tepatnya berlokasi di Kampung Bubulak, RT 03/04, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.
Lokasinya berada di Jalan Swadaya yang berjarak kurang dari 1 km dari Jalan Raya Bojongkulur.
Rumah kontrakan petak yang diduga menjadi TKP pembunuhan Dufi itu kini sudah disegel dengan garis polisi oleh petugas.
Kontrakan yang dihuni oleh terduga pelaku MN itu berada di ujung paling luar dari 8 kamar kontrakan bercat sama yakni berwarna biru.
Salah satu penghuni kamar, Abduh (40) mengatakan bahwa dari ke delapan kamar tersebut kini terisi 7 kamar dengan tarif per kamar Rp 550 ribu per bulan.
Terkait pembunuhkan yang dikabarkan terjadi pada Sabtu (17/11/2018) lalu, Abduh mengaku tak tahu.
"Gak tahu saya, gak ada curiga-curiga sebelumnya juga pas hari itu, tahu-tahunya katanya banyak polisi kemarin ke sini, saya juga kan suka pergi kerja," kata Abduh kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (21/11/2018).
Terpisah penghuni kontrakan lain, Aminah (35) juga mengaku tak menyadari jika ada pembunuhan di kamar kontrakan yang lokasinya berselang dua kamar dari korntrakannya itu.
Namun kata dia, sejak hari Kamis (15/11/2018) malam ada mobil putih yang terparkir hingga Jumat (16/11/2018) malam di dekat lapangan parkir dekat kontrakan pelaku.
"Saya juga gak tahu pas katanya ada pembunuhan, gak denger apa gitu. Tapi pas malam Jumat saya pulang kerja ada mobil putih parkir di sana di dekat pinggir jalan sini. Saya juga gak curiga karena saya kira mobil saudara saya, ternyata bukan, sampai malam Sabtu masih ada," kata Aminah.
Pantauan TribunnewsBogor.com, sampai saat ini kontrakan yang disegel polisi ini ramai didatangi para warga yang ingin melihat lebih dekat kontrakan pelaku.
3. Sosok Pelaku
Terduga pelaku pembunan yakni M Nurhadi (35) dikenal tertutup oleh lingkungan tetangganya.
M Nurhadi diketahui mengontrak dirumah kontrakan petak yang berlokasi di Kampung Bubulak, RT 03/04, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.
Rumah kontrakan itu dikabarkan menjadi TKP pembunuhan Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi yang jasadnya ditemukan dalam drum pada MInggu (18/11/2018) lalu.
Aminah (35) warga yang rumahnya berdekatan dengan kontrakan pelaku mengatakan jika M Nurhadi dikenal sebagai sosok yang tertutup.
"ketemu paling say hai (salam) aja, atau ngangguk aja gitu, kalau lagi keluar rumah atau dateng berpapasan gitu, jarang ngobrol cerita-cerita," kata Aminah yang juga menghuni rumah kontrakan didaerah itu kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (21/11/2018).
Ia mengatakan bahwa pelaku sudah mengontrak selama 7 bulan lamanya bersama istrinya.
Beberapa bulan ke belakang, kata dia, ada saudaranya yang ikut menginap tapi terakhir kali saudaranya itu sudah tidak menginap lagi.
"Pekerjaannya yang saya tahu dia anggota ormas. Saya juga pernah didatengin dia, diajak jadi anggota ormas, tapi saya gak mau karena saya juga ngurus anak," kata Aminah.
Istrinya pun, kata Aminah juga tertutup dan jarang mengobrol dengan tetangga kontrakannya termasuk dirinya.
"Dia baik orangnya suka ngasih makanan sama anak saya. Saya juga gak nyangka lihat berita dia ngebunuh orang. Kalau Istrinya, sama juga, jarang ngobrol, di dalem kontrakan terus, paling keluar ngejemur cucian," katanya.
Terpisah, pemilik warung tak jauh dari kontrakan pelaku, Kokom (40), mengaku kerap bertemu pelaku mau pun istrinya yang hendak berbelanja.
Ia juga mengaku tak menaruh kecurigaan apa pun kepada pelaku.
"Paling dia ke sini beli rokok gitu. Istrinya juga sama suka beli rokok jarang belanja beras atau telur gitu. Tapi istrinya sama warga sini suka disebut artis, karena dandanannya menor terus," ungkap Kokom.
4. Keluarga Dufi Tak Kenal Pelaku
Keluarga almarhum Abdullah Fithri Setiawan, alias Dufi (43) mengaku tidak mengenal satu orang pelaku yang sudah berhasil ditangkap pihak Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ), pada Selasa sore (20/11/2018) lalu.
Pihak keluarga dihubungi pihak PMJ pada sore itu juga, dan diminta datang untuk ditanyakan sejumlah keterangan untuk keperluan berita acara pemeriksaan (BAP).
Sang adik, Muhammad Ali Ramdhani, bersama istri Dufi, Bayu Yuniarti Hendriyani, dan anak tertuanya, Nabila Rifdah Ramdoniyati, mendatangi PMJ pada sekira pukul 23.30 WIB.
Di rumah duka, cluster Catalina, Medang, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Ramdhani mengaku ditanyai sejumlah pertanyaan terkait barang bukti berupa, kartu identitas, seperti KTP, SIM A, SIM C, NPWP dan dua buku tabungan yang berada di satu tas hitam.
Sang sulung, mengenali tas selempang hitam yang biasa dibawa ayahnya kerja.
"Iyah ini punya papah," ujar Ramdhani menirukan ucapan Nabila.
Selain terkait barang bukti yang ditemukan dari hasil penggeledahan pelaku M Nurhadi (35) di kediamannya di Bekasi, keluarga Dufi juga ditanyai hal pekerjaan dan kronologis berangkatnya almarhum yang terakhir kali pada Jumat (16/11/2018) lalu itu.
Ramdhani pun menjelaskan keberangkatan almarhum yang menggunakan mobil Inova putih tahun 2012, lengkap dengan waktu dan tujuan yang diketahui keluarga, yakni hendak ke stasiun Rawa Buntu, untuk selanjutnya menuju Menteng, menyelesaikan pekerjaannya di tvMu, televisi Muhammadiyah.
Keluarga juga ditanyai apakah mengenal sosok pelaku yang sudah ditangkap, dengan hanya ditunjukkan foto oleh aparat.
"Kami tidak mengenal, dari keluarga maupun istri dari almarhum," tegasnya.
Kemungkinan pelaku tertangkap merupakan rekan bisnis almarhum, juga ditepis keluarga. Sang adik mengatakan, almarhum Dufi tidak jarang mengenalkan rekan bisnisnya kepada keluarga, terlebih sang istri.
Ia juga sudah menghubungi sejumlah kolega Dufi untuk menanyakan hal sosok pelaku, namun mereka semua mengaku tidak mengenalnya.
Pihak keluarga hanya dimintai keterangan seputar barang bukti dan pelaku. Polisi belum memberi tahu motif dan modus dari terduga pelaku.
"Jadi kami hanya diminta keterangan terkait hal tersebut," ujarnya.
5. Sprei dan Golok Berdarah
Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari kontrakan M Nurhadi pelaku pembunuhan Abdullah Fithri Setiawan di Kampung Bubulak, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.
Menurut salah satu tatangga kontrakan pelaku, Ngesti (37), pada Selasa (20/11/2018) malam pintu kamarnya diketuk oleh petugas kepolisian.
Ia mengaku bahwa dirinya ditanyai nomor pemilik kontrakan oleh polisi.
"Abis isya. Saya tanya ada apa, katanya ada kasus pembunuhan. Saya kaget, ya kita nggak tau apa-apa,” kata Ngesti saat ditemui di kontrakannya, Rabu (21/11/2018).
Ia mengatakan bahwa polisi masuk ke kamar kontrakan pelaku cukup lama.
Hingga sekitar pukul 24.00 WIB, polisi baru keluar dari kontrakan tersebut.
"Yang dibawa itu ada sprei, golok, terus yang lainnya. Semuanya yang dibawa itu banyak darahnya," kata Ngesti.
6. Misteri Tulisan Darah
Pelaku pembunuhan Abdullah Fithri Setiawan mengontrak di sebuah kontrakan di Kampung Bubulak, RT 03/04, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.
Dikabarkan bahwa kontrakan tersebut juga dijadikan pelaku sebagai lokasi pembunuhan sebelum dibuang dalam drum ke Klapanunggal, Kabupaten Bogor.
Pantauan TribunnewsBogor.com, Rabu (21/11/2018), di dinding tembok luar kontrakan pelaku terdapat tulisan kata, 'KONTAK' yang diberi garis horizontal di bagian tengahnya.
Selain itu, tulisan tersebut juga terlihat ditulis menggunakan cairan merah tua diduga menggunakan darah.
Tetangga kamar kontrakan terduga pelaku, Aminah (35), mengaku kaget saat hendak membuang sampah melihat tulisan tersebut.
"Saya kaget juga lihat tulisan itu tadi. Saya kan mau buang sampah, saya lihat dikirain tulisan jorok yang jail gitu, ternyata tulisan 'Kontak' dan dilihat dari deket kayak darah," kata Aminah kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (21/11/2018).
Aminah mengaku tak tahu siapa yang membuat tulisan dari bercak darah tersebut.
Sampai berita ini diturunkan TribunnewsBogor.com belum mendapat keterangan pasti siapa dan apa maksud dari penulisan 'kontak' yang diduga menggunakan darah tersebut.
Selain itu rumah kontrakan pelaku sampai saat ini masih tertutup dan disegel petugas menggunakan garis polisi.
Kemudian yang tersisa di bagian luar korntrakan terpantau hanya ada beberapa piring, tempat menjemur baju dan seekor kucing peliharan pelaku. (TribunnewsBogor/TribunJakarta/ Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid)