Orang dengan Gangguan Jiwa Mengamuk, Balita 4 Tahun Ditusuk di Punggung Saat Bermain

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Bocah 9 Tahun Tewas Dipukuli Keluarganya karena Tak Mau Kerjakan PR.

Orang dengan Gangguan Jiwa Mengamuk, Balita 4 Tahun Ditusuk di Punggung Saat Bermain

TRIBUNLAMPUNG.O.ID – Seorang balita bernama RA (4) ditusuk orang tak dikenal saat tengah bermain. Kapolres Nunukan Ajun Komisaris Besar Polisi Teguh Triwantoro mengatakan, orang yang menusuk balita RA diduga mengalami gangguan jiwa.

“Lokasinya di Pasar Inhhutani, penusukan oleh orang yang diduga tak waras,” ujarnya, Jumat (30/11/2018).

Teguh menambahkan, sebelumnya pelaku yang bernama Indah diejek oleh sejumlah anak kecil di Pasar Inhutani Nunukan.

Bocah 9 Tahun Dipukuli sampai Meninggal oleh Keluarganya karena Tak Mau Kerjakan PR

Merasa kesal, pelaku kemudian mengamuk dan mengejar ana-anak yang mengejeknya dengan membawa pisau pengupas bawang.

Akibat penganiayaan tersebut, RA menderita luka selebar 1,5 cm dan sedalam 0,5 cm di punggungnya.

“Korban langsung dibawa ke puskesmas dan beruntung lukanya tidak berbahaya sehingga langsung dibawa pulang,” imbuhnya.

Pelaku kemudian diamankan di Kantor Polres Nunukan untuk diperiksa kejiwaannya.

Orangtua RA memutuskan tidak menuntut pelaku.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Balita 4 Tahun Ditusuk di Punggung Saat Bermain, Pelaku Diduga Idap Gangguan Jiwa"

Bocah Tewas Dibanting Ayah Berkali-kali, Direnggut saat Sedang Disusui Ibunya

Bocah tewas dibanting ayah. Seorang bayi dibanting di Kalimantan Barat hingga menghembuskan nafas terakhir. Bocah bernama Putri Aisyah tersebut masih berumur 1,4 tahun.

Putri Aisyah yang masih balita tewas akibat dibanting ayahnya yang bernama Supardi Supriyatman pada Sabtu (24/11/2018) pukul 08.30 WIB  di kediamannya di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Kasus pembunuhan balita tewas dibanting ayah ini terjadi saat Putri Aisyah sedang disusui oleh ibunya.

Baca: Suami Aniaya Istri lalu Posting Foto Wajahnya yang Babak Belur, Tak Disangka Korban Tewas

Pelaku sehari-hari bekerja sebagai sekuriti alias Satuan Pengamanan (Satpam).

Akibat bantingan ayah berumur 36 tahun itu, AS yang mungil pun meregang nyawa. 

Polisi yang tiba di lokasi kejadian, langsung melakukan identifikasi terhadap balita yang meninggal dibanting ayahnya itu.

Sementara ibu korban, Hamisha, terbaring lemah di rumahnya menatap putrinya yang terbujur kaku tak bernyawa. 

Setelah diidentifikasi, polisi membawa Putri Aisyah ke Rumah Sakit Bhayangkara.

Bocah perempuan yang dalam keadaan tidak bernyawa dibawa dengan menggunakan kain panjang.

Baca: Video Viral Siswi SMP Terjungkal Saat Naik Motor Akibat Jumping, Benarkah Korban Tewas Patah Leher?

Tersangka Supardi Supriyatman diamankan polisi di kediamannya di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Sabtu (24/11/2018). Ia tega membunuh putrinya sendiri, Putri Aisyah yang baru berumur 1,4 tahun. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ HADI SUDIRMANSYAH)

Adalah Kanit Jatanras Polresta Pontianak, Iptu Jatmiko, yang membawa sendiri mayat Putri Aisyah dalam dekapannya.

Iptu Jatmiko membawa tubuh Putri Aisyah dari dalam rumah ke mobil patroli untuk dibawa ke RS Bhayangkara.

Sementara itu, Supardi Supriyatman, ayah Putri Aisyah yang tega membantingnya, diringkus polisi di kediamannya.

Saat diringkus, Supardi Supriyatman masih mengenakan kaos dan celana seargam sekuriti. 

Supardi Supriatman sendiri lahir di Meliau, Sanggau, pada tanggal 02 Februari 1982.

Dalam KTP alamat yang tertera di Jalan Usaha Baru, RT02/RW05, Dusun IV, Desa Sungai Rengas, Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.

Aksi penangkapan terhadap Supardi Supriyatman disaksikan warga sekitar.

Hingga berita ini diturunkan, polisi masih belum memberikan keterangan.

Namun dari informasi yang diperoleh Tribunpontianak.co.id, Supardi Supriatman membanting tubuh Putri Aisyah ke lantai.

Saat itu, Putri Aisyah sedang berada dalam ayunan.

Putri Aisyah sedang menyusu pada ibunya dalam posisi berbaring.

Putri Aisyah langsung direbut oleh ayahnya.

Supardi Supriatman kemudian memegang kaki putrinya itu.

Dengan kaki dalam genggamannya, Supardi Supriatman mengayunkan dan membanting putrinya sendiri ke lantai.

Ia membanting darah dagingnya itu berkali-kali.

Melihat kejadian itu, Hamisha, mencoba melerai.

Karena kalah merebut Putri Aisyah dari suaminya, Hamisha jatuh pingsan.

Tak lama, datang Handira yang juga berusaha merebut Putri Asiyah dari tangan ayahnya.

Namun, Handira terdorong oleh tersangka dan langsung terjatuh.

Setelah puas menganiaya darah dagingnya sendiri, Supardi Supriatman, melarikan diri.

Ia lari ke arah hutan.

Setelah Supardi lari ke arah kuburan, Handira kemudain mengecek kondisi Putri Aisyah.

Saat itulah diketahui, bocah tak berdaya itu sudah tidak bernyawa lagi.

Ia pergi menghadap Sang Pencipta untuk selama-lamanya karena ulah biadab ayahnya sendiri.

Penjelasan Kapolresta

Kapolresta Pontianak Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir mengungkapkan saat kejadian Putri Aisyah sedang disusui oleh ibunya.

"Awalnya bapak mau menggendong anaknya ibu ingin menyusui, tidak lama kemudian menurut saksi istri dan adik ipar melihat pelaku tiba-tiba seperti kerasukan," kata Kapolresta.

Kemudian menurut Kapolresta penganiayaan ini terjadi di belakang rumah korban setelah pelaku membawa paksa anaknya tersebut.

"Setelah merampas paksa anaknya itu kemudian tersangka membawa ke belakang dan memegang kedua kaki anaknya kemudian dihempaskan ke dinding," ungkapnya.

Saksi yang saat itu berada di lokasi kejadian diakui oleh Kapolresta berusaha menyelamatkan korban tetapi tidak berhasil.

"Saksi berusaha mencegah tersangka dan berteriak ke tetangga namun korban tidak dapat diselamatkan," tuturnya.

Menurut Kapolresta tersangka juga pernah tersangkut kasus pembunuhan di wilayah hukum Sanggau.

"Satu catatan tersangka ini juga pernah melakukan pembunuhan di Sanggau saat itu kasusnya penipuan," katanya.

Kapolresta mengatakan bahwa menurut saksi tersangka sangat sayang kepada anaknya tersebut.

Hanya saja memang kejadian seperti kerasukan ini diakui keluarga baru kali pertama.

"Pengakuan saksi tersangka ini sayang dengan anaknya namun untuk kerasukan ini baru pertama kali. Ini akan kita dalami lagi," tuturnya.

Tersangka diakui Kapolresta dapat langsung diamankan di lokasi dan di bawa ke Polresta.

Sementara untuk korban Kapolres mengatakan akan berkoordinasi dengan keluarga untuk dilakukan otopsi.

"Pelaku sudah kita amankan, sementara untuk korban kalau sesuai SOP nya memang harus di otopsi. Namun kita akan koordinasikan lagi dengan pihak keluarga," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunpontianak.com dengan judul BREAKING NEWS - Bocah 1,4 Tahun Dibanting Ayahnya Berkali-kali hingga Tewas di Sungai Rengas

 

Berita Terkini