TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Live Streaming ILC TV One, Selasa 15 Januari 2019, mulai pukul 20.00 WIB, mengusung tema "MENJELANG DEBAT CAPRES: SIAPA YANG MENEROR KPK?"
Demikian disampaikan pembaca acara ILC TV One Karni Ilyas via akun Twitternya.
Klik di sini untuk nonton live streaming
• Dugaan Penipuan Umrah di Metro Mirip Kasus First Travel, Uang yang Digelapkan Capai Rp 1,35 Miliar
• Sebelum Meninggal Bunuh Diri, Wahono Kirim 4 Video Rekamannya ke Pujaan Hati
Dear Pencinta ILC: Diskusi kita Selasa pkl 20.00 WIB besok berjudul, "Menjelang Debat Capres: Siapa Yang Meneror KPK?". Selamat menyaksikan. #ILCSiapaMenerorKPK
Diketahui, rumah dua pimpinan KPK Agus Rahardjo dan Laode M Syarif, yang mendapat teror bom, Rabu (9/1/2019).
Rumah Ketua KPK Agus yang berada di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Kota Bekasi mendapat teror berupa benda mirip bom paralon yang disangkutkan ke pagar rumah pada pukul 05.30 WIB.
Sedangkan rumah Wakil Ketua KPK Laode yang berada di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan dilempar dua bom molotov pada Rabu dini hari.
• Jadwal Liga Inggris Sabtu 19 Januari dan Minggu 20 Januari 2019: Big Match Arsenal vs Chelsea
• LIVE STREAMING Debat Pilpres 2019 Live Kompas TV 17 Januari 2019 - Aktivis HAM: Jangan Basa Basi
Atas peristiwa itu, pihak kepolisian telah membentuk tim yang terdiri dari tim Inafis dan Laboratoriun Forensik dibantu Densus 88 untuk mengungkap kasus tersebut.
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi yang berada di lingkungan rumah kedua pimpinan KPK.
Instruksi Jokowi
Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian untuk mengusut tuntas teror bom di rumah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif.
"Kemarin siang sudah saya perintahkan langsung ke Kapolri untuk menindak dan menyelesaikan ini dengan tuntas," kata Presiden Jokowi kepada wartawan di Gudang Bolog, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Tidak berhenti
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) Laode M Syarif menegaskan, kinerja pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK tak akan pernah berhenti meskipun jajarannya diteror oleh pihak tertentu.
Rumah Laode beberapa waktu lalu sempat dilempar bom molotov oleh orang tak dikenal.
Peristiwa itu beriringan dengan teror benda mencurigakan menyerupai bom yang tergantung di pagar rumah Ketua KPK Agus Rahardjo.
"Bahwa kerja-kerja kita untuk memberantas korupsi tidak berhenti dengan teror-teror seperti itu. Demi bangsa kita siap melanjutkan kerja-kerja pemberantasan korupsi," kata Laode dalam sambutannya di acara Mari Bergerak #SAVEKPK di depan lobi Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Di sisi lain, Laode optimistis pihak kepolisian sedang bekerja keras mengungkap pelaku teror.
Ia berharap kepolisian bisa menyampaikan hasil yang signifikan dalam pengusutan kasus teror ini.
"Kami tetap yakin dan diberikan kepastian oleh pimpinan Polri bahwa semua insiden atau teror yang dialami pimpinan KPK dan seluruh staf KPK akan dilakukan secara serius," ungkap Laode.
KPK, kata dia, juga telah menerjunkan tim khusus yang terdiri dari penyidik dan penyelidik untuk berkoordinasi dengan tim dari Polri.
Sebelumnya Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, kepolisian juga telah menemui Pimpinan KPK, khususnya Agus dan Laode untuk meminta keterangan terkait apa saja yang mereka ketahui tentang dua peristiwa tersebut.
"Pasti apa yang terjadi misalnya di rumah tadi pagi dan sebelumnya seperti apa dan apa yang ditemukan di sana. Ini porsinya lebih pada tim dari Polri tersebut menggali beberapa informasi. Karena beberapa saksi lain di sekitar lokasi juga sudah diperiksa untuk mendapatkan info-info awal," ungkapnya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
KPK juga berkoordinasi dengan Polri terkait kebutuhan peningkatan pengamanan. Secara internal, KPK turut membahas mitigasi risiko keamanan.
"Yang pasti pengamanan koordinasi dilakukan dengan Polri, kalau dibutuhkan pengamanan tambahan, misalnya, untuk para pimpinan KPK yang 5 orang atau pengamanan yang lain sesuai dengan kebutuhan," kata Febri.
"Standar keamanan (internal) itu pasti ada, namun kalau ada peristiwa tertentu kami bahas melalui mekanisme mitigasi risiko keamanan. Jadi risiko-risikonya ditetapkan dan akan ada dilakukan jika dibutuhkan tindakan-tindakan tertentu," lanjut dia.