Detik-detik Soeharto Meninggal yang Baru Terekspose dan Suasana Makamnya 11 Tahun Kemudian

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak, cucu, dan cicit mantan Presiden Soeharto menaburkan bunga ke liang lahat di mana ayah, eyang, dan eyang buyut dikebumikan di pemakaman keluarga Astana Giribangun, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (28/1/2008).

Detik-detik Soeharto Meninggal yang Baru Terekspose dan Suasana Makamnya 11 Tahun Kemudian

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -Tepat 11 tahun meninggalnya Presiden ke-2 RI, Soeharto, pada 27 Januari 2019, peziarah di Astana Giribangun yang berada di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah tampak ramai.

Meski suasananya tak seramai biasanya, tapi banyak pengunjung yang berziarah di makam presiden terlama di Indonesia itu.

Datangnya musim penghujan di beberapa wilayah Jawa Tengah terutama wilayah Karanganyar, disinyalir menjadi faktor berkurangnya jumlah peziarah.

"Mungkin karena kendala cuaca, otomatis yang takziah berkurang. Selain itu, juga tidak bertepatan dengan musim takziah dan libur nasional," terang sekuriti Astana Giribangun, Tarno kepada Tribunjateng.com, Minggu (27/1/2019) pukul 16.45.

Soeharto Wafat 27 Januari 2008, 2 Tahun Sebelumnya Mimpi Aneh hingga Membuat Keluarga Tertawa

Hingga menjelang petang jumlah pengunjung (peziarah) tercatat sejumlah 729 orang. Tarno mengungkapkan, jumlah tersebut merupakan jumlah paling sedikit yang berziarah pada hari libur.

Apabila cuaca terang dan bertepatan dengan musim takziah atau hari libur nasional, biasanya yang datang berziarah itu sekitar 2.500 hingga 3.000 orang.

Suasana di pintu masuk utama Astana Giribangun yang ada di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar, Minggu (27/1/2019) petang. (TRIBUN JATENG/AGUS ISWADI)

Para peziarah berasal dari beberapa wilayah di Pulau Jawa seperti Jombang, Temanggung, Semarang, Jepara, Gunung Kidul dan lain-lain. Namun ada juga yang berasal dari luar Pulau Jawa, seperti Bengkulu dan Bangkalan Madura.

Bagi para pengunjung yang ingin berziarah, biasanya mereka mengurus Surat Izin Ziarah terlebih dahulu di tempat penerimaan tamu. Selain itu, para pengunjung cukup memasukan infaq seikhlasnya atau sukarela.

Adapun aturan pakaian yang harus diperhatikan tatkala ingin berziarah. Para pengunjung diharuskan berpakaian rapi dan mengenakan celana panjang.

Akan tetapi apabila para pengunjung ada yang mengenakan celana pendek, di pintu masuk utama juga sudah disediakan sarung atau celana panjang.

Detik-detik Soeharto wafat

Presiden ke-2 Indonesia Soeharto menduduki jabatan presiden dengan masa terlama sepanjang sejarah Indonesia, 32 tahun.

Soeharto meninggal dunia pada 27 Januari 2008 di usia 86 tahun. Selama ini, momen-momen terakhir Soeharto relatif jarang diketahui publik.

Momen itu akhirnya diungkap Anak sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana, di akun Instagramnya. Wanita yang lebih dikenal publik dengan panggilan Mbak Tutut itu juga mengunggahnya di situs pribadinya.

Dalam tulisannya, Siti Hardijanti Rukmana menceritakan sejumlah momen terakhir bersama sang ayahanda yang diingatnya, 2 hari terakhir menjelang Soeharto tutup usia.

Alex Kawilarang, Prajurit TNI yang Berani Menempeleng Soeharto Gara-gara Pasukannya Mundur

 
SBY menjenguk Presiden ke-2 Indonesia Soeharto saat sakit (INSTAGRAM.COM/CENDANA ARCHIVES)

Apa saja?

Minta Pizza

Soeharto punya permintaan khusus soal makanan menjelang tutup usia.

Tutut mengatakan, dua hari sebelum berpulang, Soeharto begitu ingin makan makanan khas Italia, pizza.

Anak-anak Soeharto pun sempat kerepotan, karena Soeharto mengungkapkan keinginan itu di malam hari.

Mamik dan Titiek Soeharto, sempat meminta bantuan kepada teman-temannya.

"Malam itu, tanggal 25 Januari 2008, bapak menghendaki dhahar (makan) Pizza," tulis Tutut.

"Kami mencari… Titiek dan Mamiek sibuk minta batuan temannya untuk mencarikan pizza sampai dapat,"

"Alhamdulillah masih ada yang buka. Bapak memangil kami berkumpul, untuk makan bersama Pizza tersebut. Tiba-tiba bapak menyanyikan lagu “Panjang Umurnya”,"

"Rupanya bapak ingat, bahwa pada bulan Januari ada anaknya yang ulang tahun, yaitu saya, pada tanggal 23 Januari. Kami menemani bapak makan Pizza. Bapak dhahar satu potong pizza dengan lahap," tulis Tutut, menceritakan momen tersebut.

Ranjang Menghadap Kiblat

Selain minta makan pizza, ada keinginan lain Soeharto.

Dalam tulisan di situs miliknya, Tutut menceritakan sang ayahanda ingin agar ranjangnya diputar menghadap kiblat.

"Pada saat itu bapak akan sholat tahajud (yang selalu bapak lakukan setiap malam bertahun-tahun). Tapi kali ini bapak ingin tempat tidurnya diputar menghadap kiblat," tulis Tutut.

Menurut Tutut, dokter kemudian menimpali permintaan pria yang mendapat julukan The Smiling General oleh media asing itu.

“Kalau sedang sakit, boleh tidak menghadap kiblat bapak,” kata dokter.

Soeharto kemudian menjawab : "Saya mau menghadap kiblat,”

Anak-anak Soharto pun menuruti keinginan itu.

Adalah Sigit Harjojudanto yang menggeser ranjang Soeharto.

Ia dibantu oleh Suweden, seorang ajudan setia Soeharto.

Foto terakhir Soeharto dan anaknya 

Dalam status Instagram terbarunya, Tutut membagikan foto ketika Soeharto, tengah dirawat di ranjang rumah sakit, berfoto bersama 6 anaknya.

Lengkap, mulai Tutut, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Hariyadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).

Tutut mengatakan, itu adalah foto terakhir Soeharto bersama anak-anaknya.

Foto itu pun diambil tanpa persiapan.

Bahkan, andai Titiek Soeharto tak membawa ponsel ke kamar Soeharto, foto itu tak akan pernah ada.

"Alhamdulillah, malam itu Titiek membawa HP ke kamar rawat bapak. Jadi kami sempat berfoto bersama,"

"Kami tidak pernah mengira, bahwa itu foto kami berenam terakhir dengan bapak,"

"Bila malam itu Titiek tidak membawa HP-nya, mungkin kami tidak punya kenangan terakhir dengan bapak yang dapat kami abadikan," tulis Tutut.

Pesan Terakhir untuk Tutut

Menjelang tutup usia, Soeharto sempat memberikan pesan terakhir secara khusus kepada anak mbarep-nya, Tutut.

Menurut Tutut, Soeharto meminta Tutut melakukan sejumlah kebaikan.

Antara lain, Soeharto meminta Tutut agar menjaga kerukunan, dan tidak menggunakan yayasan bentukan Soeharto untuk kepentingan keluarga.

“Teruskan apa yang sudah bapak lakukan, membantu masyarakat yang membutuhkan uluran tangan kita. Jaga baik-baik yayasan yang bapak bentuk. Manfaatkan sebanyak-banyaknya untuk membantu masyarakat,” berhenti sejenak. “Jangan kalian pakai untuk keperluan keluarga.” tulis Tutut.

Tak diketahui, apakah kepada anak lain, Soeharto juga sempat mengucapkan salam perpisahan.

"Tanyakan pada Tutut saja"

Para dokter ternyata masih menaruh segan juga pada The Smiling General.

Hal itu bisa dilihat dari tulisan Tutut.

Saat itu, dokter yang akan mengambil tindakan, dibuat segan dan harus menanyakan keputusan akhir pada Soeharto dulu.

Sore harinya, bapak agak drop kesehatannya, tim dokter bertanya pada bapak : “Bapak, kami akan memeriksa bapak ya.”

Bapak menjawab : “Tanyakan pada Tutut saja.”

Para dokter agak bingung lalu menyampaikan pada saya. Saya sampaikan, “Ayo saya temani periksa bapak,”

Pada malam harinya, kebetulan saya dan Mamiek jaga bapak. Bapak kelihatan drop sekali.

Tapi setiap kami tanyakan, bapak ada yang sakit, bapak hanya geleng kepala.

Soeharto tidur terakhir bersama Sigit

Detik-detik menjelang Soeharto menghembuskan nafas terakhir, Soeharto ternyata tidur bersama anak laki tertuanya, Sigit.

Hal itu dikisahkan oleh Tutut :

Kami berdua ke kamar bapak. Bapak, ditemani Sigit, nampak tertidur dengan tenang tapi sudah tidak membuka mata. Kami putuskan memanggil semua keluarga.

Sesampainya semua di rumah sakit, satu persatu saya minta semua cium tangan bapak, sambil saya dan adik-adik membimbing bapak, membisikkan di telinga bapak, untuk istighfar dan bertasbih.

Salah seorang dari perawat bapak, ikut membisikkan terus khalam Ilahi sampai terhenti nafas bapak.

Soeharto meninggal dunia 27 Januari 2008 pada usia 86 tahun dan dimakamkan di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah. (tribunnews / tribun lampung / tribun jateng)

Berita Terkini