2 Penghuni Rudenim Manado Bakar Diri demi Jadi Pengungsi

Editor: taryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

2 Penghuni Rudenim Manado Bakar Diri demi Jadi Pengungsi

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MANADO - Sajjad (24) dan Muhammad Rahim (60), penghuni Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim)  bakar diri pada Rabu (6/2/2019).

Keduanya merupakan  warga Afghanistan.

Mereka bakar diri sebagia upaya mereka memperjuangkan hak menjadi status sebagai pengungsi.

Namun, UNHCR atau Badan PBB urusan pengungsi hingga kini tak menyetujui bahkan telah menghentikan bantuan kepada para pencari suaka tersebut.

Aksi protes Sajjad tersebut, sebenarnya sudah dilakukan penghuni Rudenim Manado lainnya dalam beberapa tahun terakhir.

Sajjad sudah tinggal selama 9 tahun di Rudenim Manado.

Dia bahkan menghabiskan kuliahnya di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado pada 2018 silam

Amatan tribunmanado.co.id di ruangan Irina A RSUP Prof Kandou Manado, pada Sabtu (9/2/2019), tampak luka bakar memenuhi tubuh Sajjad. 

Begitu pun kondisi pamannya, Muhammad Rahim (60) tampak sedang tidur.

"Selama 9 Tahun kami di Rudenim, haknya kami selalu diambil. Bahkan kamar kami pernah dihancurin," jelas Sajjad ke wartawan tribunmanado.co.id, Sabtu (09/02/2019).

 

Ditambahkannya, peristiwa itu berawal dirinya dan keluarga menuntut hak mereka.

Padahal katanya, mereka bukan pelaku kriminal di Manado

"Kami tidak pernah buat kekacauan di Kota Mando. Selama ini kami damai di sini," ucapnya.

"Mereka mau menangkap kami seperti orang pembuat kriminal. Kami hanya ingin hidup damai di Manado, kenapa mau ditahan seperti orang pembuat kriminal," sesalnya.

Ditambahkannya, saat itu dia sudah menyiram tubuhnya dengan bensin.

Persib Bandung vs Persiwa Wamena Senin 11 Februari 2019, Prediksi Line Up Persib Bandung

Pengakuan Mengejutkan Justin Bieber, Kecanduan Seks dan Pernah Habiskan 3 Jam di Rumah Bordil

Viral Video Guru Ditantang Berkelahi Siswa SMP, Brigadir Jenderal Krishna Murti Kasih Solusi

Banjir Bandang Terjang Bandung, 3 Orang Dikabarkan Meninggal Dunia. Ini Daftar Nama Korbannya

Promo Tiket Gratis dari Go! Wet Waterpark Bekasi di Bulan Februari

"Saya sudah bilang, jangan ada yang maju, di situ ada penjaga Rudenim dan Polisi. Namun ada satu Polisi yang maju dang mengatakan coba kalau kamu berani," bebernya.

Mendengar perkataan itu, Sajjad langsung menyalakan korek api, dan tubuhnya langsung terbakar.

Bahkan pamannya yang berdiri di sampingnya, ikut terbakar. Untung, tidak sampai meninggal.

Keduanya dilarikan ke RSUP Prof Kandou Manado untuk mendapatkan perawatan medis.

 

Arthur Mawikere, Kepala Rumah Detensi Imigrasi Manado berkomunikasi dengan para WNA, pada Selasa (21/11/2017) (TRIBUNMANADO/WARSTEF ABISADA)

Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado Arther Mawikere mengatakan status penghuni rudenim final reject atau ditolak sebagai pengungsi.

“Yang jelas status mereka final reject, dan sejak 01 Februari 2019 berada dalam pengawasan Imigrasi sesuai surat UNHCR tanggal 31 Januari 2019,” ujarnya.

“Termasuk Internasional Organizations for Migrations yang telah memutus pemberian fasilitas mereka, oleh karena ulah dan perbuatan mereka yang menolak beberapa kali pihak UNHCR untuk menemui mereka. Sehingga status mereka adalah Immigratoir sesuai UU nomor tahun 2011 tentang kemigrasian,” ujar Mawikere lagi.

Diketahui, Immigratoir adalah istilah untuk pelaku pelanggaran Peraturan Keimigrasian yang diatur dalam Undang-Undang nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Beberapa tahun terakhir, penghuni rudenim Manado terus menggelar demo dan aksi mogok makan untuk memprotes kebijakan pemerintah Indonesia dan PBB

Bahkan satu keluarga memberi anak mereka dengan nama "Tahanan PBB" dan Tahanan PBB Dua"

Aksi mereka mogok makan diantaranya meminta agar mereka bisa dipindahkan ke Commumity House.

Mereka menilai tinggal di rudenim bak hidup dalam penjara.

Sedangkan dalam Commumity House bisa berinteraksi dengan penduduk setempat.

Adapula menuntut diberi suaka ke Australia dan Amerika Serikat.

Rudenim Manado (TRIBUNMANADO/NIELTON DURADO)

3 Pencari Suaka Mogok Makan

Sementara itu, tiga penghuni Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menggelar aksi mogok makan, pada   Selasa (5/2/2019) pekan lalu

Informasi yang dihimpun tribunmanado.co.id, ketiga pencari suaka tersebut terdiri suami istri dan seorang anak.

Mereka menolak makan makanan yang disediaka pihak rudenim Manado.

"Iya memang ada, tapi mereka sendiri yang tidak mau makan makanan ada disediakan. Hanya mereka sendiri (penghuni) yang tidak mau," jelas seorang penjaga Rudenim Manado,

Ditambahkannya, ketiga penghuni tersebut ini ingin mereka makan di luar.

"Lebih jelasnya tanya ke kepala kami. Karena kami hanya ditugaskan untuk menjaga," ujarnya.

Akibat aksi protes tersebut anak-anak pengungsi tersebut tak sekolah lagi. Padahal sudah masuk tes persiapan ujian nasional.


Berita Terkini