Jenderal yang Juga Mantan Wakapolda Lampung Rela Berdiri 10 Jam Demi Jaga TPS di Luar Negeri

Editor: Safruddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Brigjen Krishna Murti yang juga Mantan Wakapolda Lampung Rela Berdiri 10 Jam Demi Jaga TPS di Luar Negeri

Jenderal yang Juga Mantan Wakapolda Lampung Rela Berdiri 10 Jam Demi Jaga TPS di Luar Negeri

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID  - Pencoblosan Pilpres maupun Pileg di luar negeri sudah berjalan. Sejumlah petugas keamanan ditempatkan di TPS di KBRI.

Salah satunya sosok jenderal  yang pernah menjabat Wakapolda Lampung

Siapa yang tak kenal sosok polisi yang satu ini. 

Dialah Krishna Murti. Sosok Polisi yang dikenal tegas dan berani dalam bertugas. 

Dirinya kerap menangani kasus besar dan tugas misi khusus. salah satunya saat menjinakkan bom di Jakarta.

Dirinya kembali mendapat tugas khusus. 

Perwira Tinggi Polisi RI ini dipercayakan menjaga Tempat Pemungutan Suara (TPS) di KBRI Singapura.

 

Dalam menjalankan tugasnya sebagai polisi, Krishna Murti sampai rela berdiri 10 jam.

Hal tersebut diunggah Krishna Murti melalui unggahan Instagram @krishnamurti_bd91 pada Minggu (14/4/2019).

Tampak Krishna Murti tengah berdiri di dekat pintu masuk TPS.

Krishna Murti mengenakan jaket warna hitam serta celana krem.

Upload Foto Tersangka Pengaturan Skor, Krishna Murti: Ini Orang Tahu Banyak, tapi Bukanya Nyicil (Tribunnews.com)

Tampak kartu tanda pengenal yang tergantung di ikat pinggangnya.

Di belakang Krishna Murti terlihat kerumunan WNI yang antre ingin mencoblos.

"Undangannya dibuka, undangannya!" teriak Krishna Murti memperingatkan para WNI yang sudah siap dengan undangan masing-masing.

"Yang hamil! Yang hamil!" teriak Krishna Murti lagi.

Melalui caption unggahan itu, Krishna Murti bercerita bahwa sebagai seorang polisi, ia harus bertanggungjawab mengamankan jalannya Pemilu.

Maka dari itu Krishna Murti rela berdiri hingga 10 jam untuk menjaga TPS hingga situasi aman terkendali.

Krishna Murti rela berdiri 10 jam untuk menjaga TPS di Singapura. (Instagram/@krishnamurtibd91)

"Polisi ya polisi. Tugasnga ya tetap polisi. Berdiri 10 jam jagain puluhan ribu orang nyoblos.. 
Alhamdulillah aman. Tinggal tunggu nanti tanggal 17 April hari penghitungan suara disini.. #kmupdates Yang hamil yang hamil..," tulis Krishna Murti.

Sebelumnya, Krishna Murti juga sempat mengabadikan antrean panjang para WNI.

Dalam unggahannya, tampak antrean panjang di bahu jalanan di Singapura.

WNI dari berbagai kalangan tampak mengantre dengan rapi demi memberikan suaranya.

Krishna Murti menyebut antrean di KBRI Singapura tersebut mencapai hingga 2 kilometer.

Krishna Murti merasa sangat terharu melihat antusiasme masyarakat di sana.

"Saya sangat terharu. Padahal saya cuma bagian dari pengamanan Pemilu...
Antusiasme WNI yg berada di Singapura untuk mengikuti Pemilu sangat tinggi. Mereka rela mengantri hingga 2KM hanya untuk mencoblos.

Total jumlah pemilih terdaftar sekitar 127 ribu orang lebih. Hingga siang ini tak putus2 warga mendatangi KBRI dg gembira untuk mengikuti Pesta Demokrasi.. .
Siapapun nanti yg terpilih, tolong jaga amanah mereka. I love Indonesia #kmupdates," tulis Krishna Murti.

Diketahui ada 50 TPS yang berada di Singapura dan dibuka dari pukul 08.00 sampai 18.00 waktu setempat.

Nantinya mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono juga akan melakukan pencoblosan di KBRI di Singapura.

Hal itu disampaikan Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean saat dihubungi oleh Kompas.com, Minggu (14/4/2019).

"Betul bahwa hari ini Pak SBY dan Bu Ani akan memberikan suaranya pada pemilu presiden dan legialatif yang hari ini akan dilangsungkan di Singapura," ungkap Ferdinand.

 

Dikutip dari Kompas.com, Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Singapura, David Seragih mengungkapkan sekitar 127.000 orang WNI yang tercatat dalam daftar Pemilihan Tetap (DPT), dengan 18.000 memilih dengan menggunakan pos atau postal ballot.

Sedangkan untuk pemungutan suara tetap akan dilakukan di KBRI bebarengan dengan pemungutan suara yang dilakukan di Indonesia yaitu pada Rabu (17/4/2019) mulai pukul 13.00 WIB.

Keganjilan Surat Suara Tercoblos di Malaysia, Beda Persepsi KPU-Bawaslu, 02 Ngotot Dihentikan!

Publik dikejutkan oleh video yang diduga surat suara Pemilu tercoblos di Selangor, Malaysia.

Video itu tersebar melalui WhatsApp dan sosial media. Ada sekitar tiga video yang beredar.

Seluruh video menggambarkan situasi penemuan kantong yang berisi surat suara oleh sejumlah warga di Bandar Baru Bangi, Taman Universiti Bangi, Selangor, Malaysia.

Disebutkan pula, surat suara itu tercoblos untuk pasangan capres-cawapres nomor urut 01 dan caleg Partai Nasdem.

Dibenarkan oleh Bawaslu Temuan ini dibenarkan oleh Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Fritz Edward Siregar. Menurut Fritz, surat suara yang tercoblos ini kali pertama ditemukan oleh Pengawas Pemilu di Kuala Lumpur.

"Benar (ada surat suara yang tercoblos). Panwaslu Luar Negeri Kuala Lumpur sebagai penemu," kata Fritz saat dikonfirmasi, Kamis (11/4/2019).

Pernyataan itu dipertegas oleh Anggota Bawaslu Rahmat Bagja.

Ia memastikan, video surat suara tercoblos di Selangor, Malaysia, bukan berita bohong.

"Dari perbincangan yang ada ini bukan hoaks," kata Bagja.

Meski begitu, Bawaslu belum dapat memastikan jumlah surat suara yang tercoblos itu.

Bawaslu juga belum dapat menyampaikan apakah surat suara yang dicoblos hanya surat suara calon anggota DPR RI atau ada yang lainnya.

Keganjilan Suara Suara Tercoblos versi Bawaslu

Bawaslu Sebut Ada Hal Janggal Anggota Bawaslu Rahmat Bagja menyebut, ada sejumlah hal yang janggal terkait pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2019 di Malaysia.

1. KSK Ogah Didampingi PPLN

Sejumlah hal janggal itu misalnya, saat pelaksanaan pemungutan suara menggunakan metode Kotak Suara Keliling (KSK), Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) menolak untuk didampingi Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Luar Negeri.

"Kami sudah meminta kepada KPU kepada PPLN agar pengawas TPS diikutkan dalam (pemungutan suara metode) KSK, tapi mereka menolak. Itu kan sudah ada tanda-tandanya," kata Bagja saat dihubungi kompas.com, Kamis (11/4/2019).

"Kami bilang ini sudah ada tanda-tanda mereka mau aneh-aneh," sambungnya.

2. Wakil Dubes Indonesia Jadi PPLN

Selain itu, Bagja menyebut, ada seorang Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia yang saat ini menjabat sebagai anggota PPLN.

Padahal, anak dari Duta Besar Indonesia untuk Malaysia saat ini sedang ikut mencalonkan diri sebagai anggota DPR Dapil DKI Jakarta 2 yang meliputi wilayah luar negeri.

Kondisi tersebut, kata Bagja, berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.

"Kami sudah mengirimkan surat kepada KPU RI untuk mengganti yang bersangkutan agar tidak terjadi konflik kepentingan karena Pak Duta Besar punya anak yang sedang running (nyaleg)," ujar Bagja.

Keganjilan Versi KPU

1. Bawaslu Belum Kirim Reskomendasi Tertulis Ganti PPLN

Menanggapi keganjilan versi Bawaslu, KPU mengaku tak pernah mendapat rekomendasi dari Bawaslu soal penggantian petugas PPLN yang juga Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia.

Pernyataan ini menegasikan keterangan Rahmat Bagja yang mengatakan telah merekomendasikan KPU untuk mengganti anggota PPLN yang bersangkutan.

"Disampaikan ke mana ya rekomendasinya? Ke mana? Kok saya belum tahu," kata Hasyim di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2019).

2. Petugas PPLN Boleh dari Kedubes

Hasyim mengatakan, petugas PPLN terdiri dari beberapa elemen seperti pegawai Kedutaan Besar, mahasiswa, hingga warga.

Pegawai Kedubes pun tak dilarang rangkap jabatan sebagai petugas PPLN.

"PNS itu kan boleh jadi PPLN, PNS itu kan asumsinya netral. Saya PNS, saya anggota KPU. Bu Ratna Dewi (anggota Bawaslu RI) PNS jadi (anggota) Bawaslu," ujar Hasyim.

3. Pemilu Malaysia Dihentikan atau Tidak?

Atas kejadian tersebut, Fritz Edward meminta KPU menghentikan sementara proses pemungutan suara Pemilu 2019 di Malaysia.

"Kami akan meminta KPU menghentikan pemungutan suara di seluruh Malaysia, sementara, sampai semua jelas. Ada kegiatan yang terstruktur, sistematis, masif (TSM)," kata Fritz.

Menurut dia, kejadian ini menunjukan bahwa Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) tidak melaksanakan tugas dengan benar. S

elain meminta KPU untuk mengevaluasi kinerja PPLN, Bawaslu juga telah membuat surat rekomendasi kerja PPLN yang meragukan.

Sementara itu, hingga Kamis (11/4/2019), pihak KPU belum menerima surat dari Bawaslu soal permintaan penghentian sementara pemungutan suara Pemilu 2019 di Malaysia.

Oleh karenanya, KPU belum akan mengambil langkah hingga Bawaslu bersurat secara resmi.

"Kami belum bisa merespon pernyataan Bawaslu, karena sampai dengan saat ini, sampai dengan sore ini KPU belum mendapatkan surat secara resmi dari Bawaslu," kata Komisioner KPU Wahyu Setiawan saat dikonfirmasi, Kamis (11/4/2019).

Wahyu mengatakan, prinsipnya KPU ingin mendapatkan informasi lebih dahulu.

KPU akan melakukan klarifikasi sehingga mendapat informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Jadi sebelum mendapatkan informasi data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan tentu kami belum bisa mengambil langkah berikutnya," ujar Wahyu.

Surat Suara untuk Metode Pos

Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin menyebut, surat suara pemilu yang tercoblos di Malaysia seharusnya digunakan untuk pemungutan suara dengan metode pos

. Namun demikian, diduga surat itu tak sampai ke alamat pemilih dan sudah tercoblos.

Hal ini sudah dipastikan oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) di Kuala Lumpur.

"Kami juga memastikan berulang kali kepada jajaran kami. Pertama, 'memang itu (surat suara tercoblos yang ditemukan) orientasi untuk pos?' Dijawab jajaran kami, memang ini surat suara untuk pos," kata Afif di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2019).

Afif mempertanyakan, bagaimana bisa surat suara yang semestinya disimpan di KBRI itu keluar dari tempat seharusnya dan tidak sampai ke alamat pemilih.

Ia juga mempertanyakan lokasi penyimpanan surat suara yang terekam dalam video.

Mengecek ke Malaysia

KPU bersama Bawaslu bertolak ke Malaysia menindaklanjuti kabar surat suara pemilu yang tercoblos.

Komisioner KPU Hasyim Asy'ari dan Ilham Saputra serta Anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo bertolak ke Malaysia, Kamis (11/4/2019) malam.

KPU akan memastikan, apakah surat suara yang tercoblos itu merupakan surat suara asli yang dikeluarkan oleh KPU atau bukan.

Komisioner KPU Ilham Saputra mengatakan, pihaknya punya cara khusus untuk mengecek keaslian surat suara pemilu.

"Adalah ada caranya (memastikan keaslian surat suara) makanya KPU ke sana (Malaysia)," kata Ilham di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2019).

"Ada kode khusus yang saya nggak bisa sebutkan di sini, yang hanya diketahui oleh beberapa orang di KPU," sambungnya.

Kejanggilan Mencurigakan dari KPU

KPU juga mempertanyakan pengamanan surat suara yang diduga akan digunakan untuk metode pemungutan suara pos itu.

Menurut Komisioner KPU Hasyim Asy'ari, ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang seharusnya dijalankan oleh petugas PPLN.

Namun, dari video yang beredar, terlihat ada hal yang ganjil terkait penyimpanan surat suara.

"Bagi kami itu jadi pertanyaan, ini kok (surat suara) di dalam karung? Apa istilahnya, kantong ya, kantong," kata Hasyim di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2019).

"Kok orang begitu mudah masuk ke situ, buka-buka kantong? Kemudian buka barang-barang cetakan itu? Ini gimana ceritanya bisa begini," sambungnya.

Beda Reaksi 01 dan 02

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional ( BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Priyo Budi Santoso meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menghentikan sementara proses Pemilu 2019 di Malaysia terkait dugaan suarat suara yang telah tercoblos.

Dalam video yang beredar di WhatsApp dan media sosial, tampak surat suara sudah tercoblos yang dimuat dalam puluhan kantong.

Diduga, hal ini terjadi di Selangor, Malaysia. "Ya, saya juga yakin KPU akan ambil langkah-langkah darurat terbaik untuk menyelamatkan semuanya," ujar Priyo saat dihubungi, Kamis (11/4/2019).

Sementara Tim Kampanye Nasional Jokowi-KH Maruf Amin menyebut Suara Suara Tercoblos ini isu settingan untuk menyudutkan 01.

"Kami TKN Malaysia terkejut mendengar berita yang tersebar bahwa ada oknum yang melakukan tindakan kriminal terkait pencoblosan kertas suara secara sengaja di wilayah Bangi, Selangor, Malaysia," ujar Sekretaris TKN Malaysia Dato M Zainul Arifin dalam keterangannya, Kamis (11/4/2019).

TKN 01 mengingatkan banyaknya informasi Hoax yang sudah beredar untuk menyudutkan 01. Mulai dari Hoax 7 kontainer surat suara tercoblos hingga Hoax setting server KPU 57 persen. 
(TribunWow/TribunTimur/Kompas)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul: krishna-murti-berdiri-10-jam-jaga-tps-wni-di-kbri-singapura-usai-surat-suara-tercoblos-di-malaysia

 
 

Berita Terkini