30 Menit Hujan Es Disertai Petir Landa Bener Meriah, Warga Ungkap Besaran Es yang Jatuh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Butiran hujan es di Kabupaten Bener Meriah, Jumat (12/7/2019).

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Fenomena hujan es melanda Kabupaten Bener Meriah, Aceh pada Jumat (12/7/2019) petang.

Sebelumnya, guyuran hujan es terjadi di lima kampung di Kecamatan Jagong Jeget, Aceh Tengah.

Saat itu, hujan es yang turun sebesar kelereng.

Ternyata, fenomena serupa terjadi di Bener Meriah, Aceh pada Jumat (12/7/2019) petang.

"Mulanya, saya kira hujan apa, karena atap rumah seperti ditaburi batu kerikil," kata Dini Inen Syeh (30), warga Kampung Gunung Musara, Kecamatan Bener Kelipah, Bener Meriah, dihubungi Jumat (12/7/2019).

"Kemudian, saya keluar rumah, pas saya lihat rupanya ada hujan es," kata Dini Inen Syeh.

Menurut Dini, peristiwa hujan es ini terjadi kurang lebih selama 30 menit.

Hujan es turun bersamaan dengan fenomena bunyi geledek dan dengan kilatan petir.

Demi Lindungi Bayinya dari Hujan Es, Ibu Muda Ini Rela Punggungnya Babak Belur

"Ada bunyi gegur (Gayo, geledek), kemudian kilat, tetapi tidak ada angin kencang sepengetahuan saya," jelasnya.

Butiran es kecil

Ia menilai ada perbedaan hujan es yang terjadi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Perbedaan itu terkait ukuran es.

Di mana, butiran kristal es yang jatuh lebih kecil dibandingkan di Aceh Tengah.

"Es yang jatuh lebih kecil sepertinya, di sini tidak sampai semenit sudah cair."

"Berbeda kalau saya lihat dokumen tadi hujan di Aceh Tengah," ungkap Dini, sembari menambahkan butiran es di Aceh Tengah lebih besar dan berwarna putih, serta lebih lama mencair.

Sementara, Kepala BPBD Bener Meriah, Sadra BK saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (12/7/2019) malam, mengaku belum mendapatkan informasi dari para pihak termasuk camat terkait fenomena itu.

"Saya lagi mengikuti acara di Bener Meriah, tetapi sampai saat ini belum ada informasi, termasuk dari camat," kata Sadra.

Sebelumnya, fenomena hujan es terjadi di Kabupaten Aceh Tengah.

Magelang Hujan Es, Pengendara Motor Ini Kaget Tangannya Tiba-tiba Sakit Terkena Butiran Es

Peristiwa hujan es melanda lima kampung di Kecamatan Jagong Jeget, Kabupaten Aceh Tengah.

Akibat peristiwa itu, beberapa jenis tanaman warga dan juga seng atap rumah serta parabola mengalami kerusakan.

Berikut, fakta hujan es yang terjadi di Aceh Tengah, dari mulai musiman hingga merusak rumah dan perkebunan warga.

1. Kronologi terjadinya hujan es

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Aceh, Zakaria memberikan penjelasan terkait hujan es di Aceh Tengah yang terjadi saat kemarau ini.

Menurut Zakaria, hujan es biasanya terjadi di satu daerah yang sangat lokal dan dengan durasi yang singkat dengan durasi waktu antara 7 menit hingga 12 menit.

Karena, syarat terjadinya hujan es itu akibat adanya awan Cumulonimbus (CB) yang sangat susah diprediksi.

"Hujan es sama seperti terjadinya angin puting beliung, keduanya terjadi akibat adanya awan Cumulonimbus," katanya, Minggu.

Hujan es terjadi lantaran ada awan CB dengan tinggi dasar awan yang sangat dekat dengan permukaan tanah dan di bawah awan, suhu udaranya sangat dingin.

Dengan demikian, awan CB yang merupakan kristal yang mulai jatuh sebagai hujan akibat dorongan angin kencang dari awan CB, tidak sempat mencair.

VIDEO Hujan Es di Aceh, Berukuran Sebesar Kelereng

Sehingga, di bawah permukaan awan juga dingin sehingga butir es tersebut jatuh ke permukaan tanah.

2. Setahun sekali terjadi

Hujan disertai angin kencang melanda sejumlah desa di Kecamatan Jagong Jeget, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, Minggu siang.

"Hujan es ini terjadi sekitar pukul 14.15 WIB, sekitar 10 menit, ketika saya baru pulang ke rumah karena ada urusan di luar. Hujan es ini datang sekalian dengan angin kencang," kata Suprihono (42).

Dijelaskannya, hujan es berbentuk bulat sebesar ukuran kelereng atau ukuran jari orang dewasa itu biasa terjadi setahun sekali setiap ada perubahan cuaca.

"Biasanya cuaca ekstrem seperti ini terjadi karena perubahan cuaca atau musim, sudah beberapa hari ini, di tempat saya cuaca kalau pagi terasa sangat dingin," lanjut Supriono, yang juga seorang penyuluh pertanian tersebut.

3. Rusak kebun warga

Suprihono menuturkan, hujan es datang bersamaan dengan angin kencang selama durasi kurang lebih 10 menit.

Hujan es sebesar kelereng tersebut merusak tanaman warga, kebun seperti cabai, bawang merah, terutama sumber penghasilan warga, yakni tanaman kopi arabika.

"Sudah pasti hujan es ini menyebabkan daun kopi rontok, demikian bunganya yang seharusnya jadi buah, dan akan mempengaruhi produksi ke depan," kata Suprihono, yang juga pegawai penyuluh pertanian tersebut, Minggu.

4. Atap seng hingga parabola juga rusak

Bukan hanya itu, hujan es ini juga menyebabkan sejumlah seng rumah warga yang terdampak hujan es rusak.

"Tadi saya lihat ada atap seng rumah warga bolong karena es yang jatuh itu, memang seng atap rumahnya sudah tua," ujarnya.

Selain tanaman dan atap, parabola rumah warga juga mengalami kerusakan.

5. Ukuran sebesar kelereng

Hal itu karena butiran es seukuran kelereng atau kuku jari orang dewasa jatuh di atas alat penangkap siaran televisi itu.

"Parabola saya berlubang, karena memang butiran es yang jatuh saat hujan itu besar-besar," sebutnya.

Begini Ciri-ciri Akan Terjadi Hujan Es Menurut BMKG

Ditambahkannya, sejumlah petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat sudah datang ke lokasi untuk mendata dampak dari bencana alam yang biasanya terjadi setahun sekali tersebut.

"Tim Tagana sudah turun langsung ke lokasi," pungkas Suprihono.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Fakta Hujan Es di Aceh Tengah, dari Setahun Sekali Terjadi, hingga Rumah Warga dan Kebun Kopi Rusak dan Fenomena Hujan Es Melanda Bener Meriah, "Kampung Kedua" Jokowi

Berita Terkini