TRIBUNLAMPUG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung mengaku kaget adanya guru yang melakukan penganiyaan kepada siswanya sendiri.
Kabid Pembinaan SMK Disdikbud Lampung Teguh Irianto kepada Tribun Lampung, Selasa (30/7/2019) mengatakan tidak menyangka ada guru yang seperti itu yang melakukan tindakan kekerasan kepada para siswa.
Menyikapi hal ini pihak Disdikbud Lampung akan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian.
"Saat ini kan kasusnya masih diproses kepolisian, biar dia itu tahu rasa dan masak iya guru seperti itu," katanya.
"Sudah tidak benar tindakan seperti itu, jika memang tidak bisa dibina maka secara berkala dilakukan evaluasi dengan dimutasikan. Apalagi ada belasan korbannya" tambahnya.
Dengan dipindahkan guru tersebut ke sekolah lain diharapkan yang bersangkutan bisa menjadi lebih baik lagi.
Sebelumnya diberitakan Ada sekitar belasan siswa yang mengaku diduga dipukul oleh gurunya sendiri, Puji Suprihatin selaku guru Fisika.
Perlakuan guru disebut telah dilakukan sejak lama dan para siswa tidak berani melapor.
• Prakiraan Cuaca BMKG Lampung Rabu 31 Juli 2019
• Berita Tribun Lampung Terpopuler Selasa 30 Juli 2019, Miliarder Jatuh Miskin, Dagang Siomay Keliling
"Saya itu saya mendapatkan perlakuan (pemukulan) saat terlambat masuk kelas," kata Donny Kesuma, siswa jurusan TKJ II saat ditemui Tribun Lampung, Senin (29/7/2019).
Diteruskannya, tanpa bicara seketika guru tersebut langsung memukul bagian wajah sebelah kanan hingga memar.
"Jadi saya itu kemarin merasa dianiaya dan bagian mata saya juga memar, saya tak menyangka kalau ibu Puji memperlakuan ke kami," katanya.
Siswi lainnya, Hesti Vidia Ningsih juga pernah mendapatkan intimidasi oleh oknum guru.
"Kalau saya pernah ditarik jilbab saat pulang sekolah, saya merasa ini menjadi beban kami sebagai siswa," katanya.
Pada saat ditarik jilbab itu dirinya mendapat omongan. "Apa kamu mau saya tampar mulut kamu," ujarnya menirukan omongan oknum guru.
Ahmad Sodikin, siswa lainnya mengatakan bahwa dirinya juga mendapatkan perlakuan serupa.
Kejadian dialaminya saat ingin mengerjakan remedial fisika. Pada saat itu guru Puji meminta tugas atau table semester satu tapi dirinya memberikan table semester dua.
Dirinya gugup dan tanpa spontanitas guru tersebut langsung meninju di bagian dada dan dirinya hanya diam saja.
"Kalau saya memang tidak mau melawan guru saya itu, takut yang pastinya adanya kejadian tersebut," katanya
Ardy Yansyah siswa lainnya mengaku juga dipukul oleh guru Puji itu, kejadiannya saat dirinya saat bermain bola itu dialaminya tahun lalu.
"Jadi karya seni kotak sampah itu memang terbuat dari bola dan tahun lalu memang saya mainkan untuk bermain bola," katanya
Seketika kotak sampah itu rusak dan bola itu dilemparkan oleh guru itu kemukanya.
Lalu langsung memukul bagian mukanya berkali-kali dengan menggunakan kedua tangannya, dan ada sekitar 10 kali pukulan yang didapatkannya.
Menanggapi hal ini, Kepala SMK Negeri 1 Bandar Lampung Eddy Hardjito mengatakan guru yang bersangkutan sudah dimutasi ke SMKN 1 Tegineneng.
Mutasi tersebut dilakukan sekolah sejak 27 Mei lalu, karena memang berdasarkan analisis jabatan guru mata pelajaran.
Selain guru Puji yang mendapatkan penyegaran ada dua guru lainnya yakni Restika guru Bahasa Inggris dan Hayati guru seni budaya juga dimutasi.
"Harapanya agar KBM tetap berjalan dengan lancar. Saya juga baru tahu ini anak-anak mendapatkan tindakan kekerasan dari Bu Puji," katanya
Kalau tidak melaporkan maka dirinya juga tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Karena tupoksinya guru adalah sebagai pendidik bagi anak-anak.
Memang sejak awalnya mengajar ibu ini selalu mengeyel, apalagi setiap diskusi guru Puji ini tak aja ujungnya.
Jadi argumentasinya tidak mau diremehkan dan memang yang bersangkutan ini keras kepala.
Guru Anggap Ada Nuasa Lain pada Kasusnya
Diduga melakukan pemukulan terhadap seorang murid, seorang guru SMK di Bandar Lampung diadukan ke polisi.
Guru yang diadukan ini bernama Puji Supriyatin, warga Sidodadi, Kedaton yang memukul muridnya sendiri karena bandel.
Puji pun diadukan ke Polresta Bandar Lampung oleh orangtua muridnya, Doni, kelas X dengan nomor laporan LP/B/2272/VI/2019/LPG/ Resta Balam tanggal 24 Juni 2019.
Puji dilaporan atas tidak pidana penganiayaan terhadap anak di bawah umur.
Orangtua Doni, mengatakan anaknya dipukul saat berada di sekolah, pada 17 Juni 2019.
"Ya benar, semua sudah saya serahkan ke polisi termasuk hasil visum," ungkap pria yang tak mau disebut namanya, Senin 22 Juli 2019.
Warga Jalan Antasari ini menuturkan, jika anaknya mendapat kekerasan di bagian wajah sisi kanan.
"Muka bagian kanan, ngeluh sakit anak saya, saya harapkan ini bisa diusut," sebutnya.
• SMA Swasta di Bandar Lampung Ini Hanya Punya 12 Siswa, Sekolah Pikirkan Nasib Gaji Guru
Ditanya soal apakah ada kepentingan lain dalam laporan ini, orangtua Doni membantah hal tersebut.
"Gak ada, kalau memang besok dipanggil ya tunggu saja besok," tandasnya.
Sementara itu Puji, sang guru mengaku siap menghadapi hal ini lantaran ada nuansa politis dibalik kasus yang diperkarakan terhadapnya.
"Besok saya dipanggil di Polresta dimintai keterangan," ucapnya.
Puji pun mengaku hanya berusaha mendidik anak muridnya tersebut agar tidak badel.
"Dan saya hanya menowel saja, tidak lebih," paparnya.
Namun ia menduga hal ini ada kaitannya lantaran aksi vokal yang dilakukannya.
Sebab, sebelum kasus yang menyandungnya ini, ia bersama beberapa wali murid meminta kepala sekolah untuk melakukan transparansi realisasi dana komite sebesar Rp 730 juta per tahun yang sudah berlangsung sejak 2011 lalu.
• Dampak PPDB Sistem Zonasi, SMK Penerbangan Raden Intan Bandar Lampung Hanya Dapat 32 Siswa Baru
"Padahal banyak guru lainnya melakukan hal serupa (mendidik anak) tapi tidak menjadi masalah, puncaknya saya dimutasi sepihak, dan saya tidak bisa absen jari di sekolahan. Jadi saya non job," kata guru PNS Fisika ini.
Puji pun mengatakan, banyak kejanggalan yang telah terjadi di sekolahnya, seperti bagi-bagi uang komite sekolah.
"Saya mencoba menolak, karena itu uang punya wali murid bukan untuk dibagikan. Untuk itu saya mempertanyakan apakah ada kaitannya dengan penyimpangan anggaran ini," tandas perempuan ini.
Sementara itu Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Rosef Efendi membenarkan adanya laporan tersebut dan tengah ditangani oleh Unit V PPA Sat Reskrim Polresta Bandar Lampung.
"Ya benar, saat ini masih lidik," ucapnya.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)