Profil KH Maimun Zubair Ulama yang Jadi Rebutan, Jokowi Tempuh 3,5 Jam Hanya untuk Bertemu

Penulis: Romi Rinando
Editor: Heribertus Sulis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Profil KH Maimun Zubair Ulama yang Jadi Rebutan, Jokowi Tempuh 3,5 Jam Hanya untuk Bertemu

Profil KH Maimun Zubair Ulama yang Jadi Rebutan, Jokowi Tempuh 3,5 Jam Hanya untuk Bertemu

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -  Kabar duka menyelimuti tanah air. Ulama kharismatik KH Maimun Zubair atau biasa dipanggil Mbah Moen meninggal dunia saat tengah menjalankan ibadah haji di Makah, Selasa (6/8/2019).

Kabar duka itu kali pertama disampaikan Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani.

Arsul Sani mengajak masyarakat untuk melakukan shjolat ghoib untuk wafatnya Mbah Moen, sapaan akrab KH Maimun Zubair.

"انا لله وانا اليه راجعون

Kabar duka dari Makkah pagi ini:

Telah berpulang kerahmatullah Mbah KH. Maimoen Zubair di Makkah.

Insya Allah Khusnul Khotimah.... Alfatehah, Amin.

Kabar dari Gus Rozin, Gus Arwani dan Gus Yasin....

Mohon seluruh jajaran PPP melakukan sholat ghoib untuk beliau.

Demikian disampaikan Sekjen PPP kepada pers, Selasa (6/8/2019) pagi.

Sosok KH Maimun Zubair menjadi panutan masyarakat.

KH Maimun Zubair merupakan seorang alim, faqih sekaligus muharrik (penggerak).

Dikutif dari Kompas.com, KH Maimun Zubair ketokohannya diakui banyak kalangan.

Bahkan  semasa hidup, banyak tokoh nasional sampai dua calon presiden yang bertarung di pilpres 2019 ketika itu, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, berebut mendatangi  kediamannya di Rembang, Jawa Tengah, untuk sekadar meminta doa dan restu.

Tanpa membedakan, di usianya yang sudah lanjut, Mbah Moen menerima kehadiran dua putra terbaik bangsa yang saat itu sedang bersaing merebut kursi Presiden RI untuk periode 2019-2024.

Calon presiden terpilih Joko Widodo sowan ke Pondok Pesantren Al-Anwar milik Mbah Moen di Rembang pada 1 Februari 2019 lalu ditemani oleh sang istri Iriana Widodo.

Jokowi bersama Mbah Moen 

Setelah menempuh perjalanan darat selama 3,5 jam, Jokowi pun disambut oleh Mbah Moen dan warga sekitar dengan suka-cita.

Maksud kedatangan Jokowi kali itu untuk bersilaturahmi dengan Mbah Moen dan segenap jajaran pengurus pondok.

Di sana, Jokowi melaksanakan ibadah sholat Maghrib berjamaah sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Surabaya.

Kemudian pada masa tenang kampanye Pilpres, yakni 13 April 2019, Jokowi kembali bertemu dengan Mbah Moen.

Pada pertemuan yang kala itu terselanggara di Jakarta, Jokowi diberikan sorban milik sang ulama sebagai tanda restu atas pencalonannya.

Atas pemberian itu pun Jokowi mengucapkan terima kasih yang ia sampaikan dalam Bahasa Jawa.

“Matur nuwun,” kata dia.

Tak hanya Jokowi, Prabowo juga pernah berkunjung menemui Mbah Moen pada September 2018. Kedatangannya disambut dengan banner bertuliskan “Silaturahmi Letjen (purn) Prabowo Subianto, Capres RI 2019 Nomor Urut 2 di Ponpes Al Anwar Sarang”.

Prabowo berkunjung menemui Mbah Moen September 2018. Kedatangannya disambut dengan banner bertuliskan “Silaturahmi Letjen (purn) Prabowo Subianto

Kunjungan ini dilakukan dalam rangka menjalin silaturahmi dengan sejumlah ulama di sejumlah daerah. Selain itu Prabowo menyebut maksud dirinya sowan terhadap Mbah Moen adalah untuk meminta izin, sebagai orang yang dituakan di daerah tersebut, sebelum dirinya melakukan kegiatan kampanye di sana. “Saya datang ke Kiai Maimoen merupakan bagian dari kebiasaan masyarakat ketika hendak masuk ke suatu daerah yang meminta izin kepada orang-orang yang dituakan.

Seorang Kiai itu di atas, saya sowan dan tidak minta dukungan,” kata Prabowo ketika itu.

Selain kedua tokoh besar politik nasional itu, Mbah Moen juga kerap menjadi rujukan para petinggi pemerintahan yang lainnya. Sederet nama pernah menyambangi Mbah Moen untuk memohon doa restu juga arahan salah satunya di urusan politik.

Sebut saja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.  Bahkan sekitar lima bulan lalu tiga Putri Soeharto juga sempat Sowan ke Mbah Moen, di Ponpes Al Anwar Sarang Kabupaten Rembang, Sabtu (2/3/2019). Silaturahmi berlangsung sekitar 2,5 jam itu berlangsung cair dan diselingi obrolan ringan tentang kebangsaan.

putri-putri Soeharto, yang berkunjung yakni Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut), Siti Hediati Hariyadi (Mbak Titiek), Siti Hutami Endang Adiningsih (Mbak Mamiek) dan cucu Soeharto, Eno Sigit diterima oleh Pengasuh Ponpes al-Anwar Rembang KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).

putri-putri Soeharto, yang berkunjung yakni Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut), Siti Hediati Hariyadi (Mbak Titiek), Siti Hutami Endang Adiningsih (Mbak Mamiek) dan cucu Soeharto, Eno Sigit diterima oleh Pengasuh Ponpes al-Anwar Rembang KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).

Kabar meninggalnya Mbah Moen, dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani. "Iya, saya mendapat kabar dari Mekkah, dikonfirmasi putra beliau, Gus Yasin, Wagub Jateng," kata Arsul, Selasa (6/8/2019) pagi.

Dikutip dari website resmi Nahdlatul Ulama (www.nu.or.id), selama ini, Kiai Maimun merupakan rujukan ulama Indonesia, dalam bidang fiqh.

Hal ini, karena Kiai Maimun menguasai secara mendalam ilmu fiqh dan ushul fiqh.

Kiai Maimun merupakan kawan dekat dari Kiai Sahal Mahfudh, yang sama-sama santri kelana di pesantren-pesantren Jawa, sekaligus mendalami ilmu di tanah Hijaz.

Mbah Moen lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928.

Kiai sepuh ini, mengasuh pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah.

Kiai Maimun merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Kiai Zubair merupakan murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.

Kedalaman ilmu dari orang tuanya, menjadi basis pendidikan agama Kiai Maimun Zubair sangat kuat.

Kemudian, ia meneruskan mengajinya di Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim.

Selama di Lirboyo, ia juga mengaji kepada Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.

Pada umur 21 tahun, Maimun Zubair melanjutkan belajar ke Makkah Mukarromah.

Perjalanan ini, didampingi oleh kakeknya sendiri, yakni Kiai Ahmad bin Syuáib.

Di Makkah, Kiai Maimun Zubair mengaji kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan beberapa ulama lainnya.

Kiai Maimun juga meluangkan waktunya untuk mengaji ke beberapa ulama di Jawa, di antaranya Kiai Baidhowi, Kiai Ma'shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban), dan beberapa kiai lain.

Kiai Maimun juga menulis kitab-kitab yang menjadi rujukan santri. Di antaranya, kitab berjudul al-ulama al-mujaddidun.

Selepas kembali dari tanah Hijaz dan mengaji dengan beberapa kiai, Kiai Maimun kemudian mengabdikan diri untuk mengajar di Sarang, di tanah kelahirannya.

Pada 1965, Kiai Maimun kemudian istiqomah mengembangkan Pesantren al-Anwar Sarang. Pesantren ini, kemudian menjadi rujukan santri untuk belajar kitab kuning dan mempelajari turats secara komprehensif.

Selama hidupnya, Kiai Maimun memiliki kiprah sebagai penggerak.

Ia pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun. Selain itu, beliau juga pernah menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah.

Kini, karena kedalaman ilmu dan kharismanya, Kiai Maimun Zubair diangkat sebagai Ketua Dewan Syuro Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Politik dalam diri Kiai Maimun bukan tentang kepentingan sesaat, akan tetapi sebagai kontribusi untuk mendialogkan Islam dan kebangsaan.

Para Tokoh Berduka

Wafatnya KH Maimun Zubair disambut duka para tokoh nasional.  

Tokoh NU lainnya KH Mustofa Bisri atau Gus Mus juga mengabarkan berita duka itu di laman instagramnya.

Ketua Umum Partai Kebangkita Bangsa Muhaimin Iskandar dalam cuitannya juga mengabarkan hal serupa.

Cak Imin bahkan mengaku sudah memiliki agenda bersama dengan Mbah Moen.

Mbah Moen diketahui sebagai Ketua Majelis Syariah PPP.

Mbah Moen wafat di usia 90 tahun.

Mbah Moen merupakan kiai kelahiran 28 Oktober 1928.

Sebagian artikel ini tayang di www.nu.or.id berjudul : Profil Ahwa: KH Maimun Zubair, Figur Faqih dan Muharrik (sumber kompas. Com dan surya.co.id)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Maimun Zubair, Ulama Rujukan Politisi, Termasuk Jokowi dan Prabowo", https://nasional.kompas.com/read/2019/08/06/10393451/maimun-zubair-ulama-rujukan-politisi-termasuk-jokowi-dan-prabowo?page=all.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sosok KH Maimun Zubair yang Wafat di Makah, Perjalanan Ilmunya hingga Jadi Rujukan Ulama Fiqih, https://surabaya.tribunnews.com/2019/08/06/sosok-kh-maimun-zubair-yang-wafat-di-makah-perjalanan-ilmunya-hingga-jadi-rujukan-ulama-fiqih?page=all.

Berita Terkini