Petinggi BNN Nyaris Baku Pukul dengan Kolonel TNI di Tempat Hiburan Malam: Saya Tembak Kamu

Editor: wakos reza gautama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Razia tempat hiburan malam di Pekanbaru

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PEKANBARU - Petinggi BNN Nyaris Baku Pukul dengan Kolonel TNI di Tempat Hiburan Malam. 

Petinggi Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Riau Kombes Iwan Eka Putra nyaris baku pukul dengan Kepala Satpol PP Pekanbaru Agus Pramono. 

Insiden ini terjadi di tempat hiburan malam Grand Dragon, Pekanbaru, Jumat (23/8/2019) dini hari. 

Bahkan, petinggi BNN sempat mengancam akan menembak Agus yang merupakan anggota TNI berpangkat kolonel. 

Berawal ketika Iwan diduga menyebut bahwa tidak ada gunanya penertiban, bahkan berbicara tidak sopan hingga memancing emosi Agus yang sedang razia.

"Dia sempat melontarkan bahwa penertiban ini tidak ada gunanya. Bahkan menanyakan kompetensi kami saat razia," tegas Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru, Agus Pramono kepada Tribunpekanbaru.com pada Jumat siang.

Lulusan AKABRI tahun 1987 itu tidak menampik ada insiden saat razia yang berlangsung.

Ia mengaku sempat bersitegang dengan Iwan hingga Iwan mengancam bakal menembak dirinya.

Perwira Muda TNI Ini Tewas Satu Hari Jelang Pernikahan, Kematian Sungguh Tragis

Pengantin Pria Ucapkan Ijab Kabul di Samping Jenazah Calon Ibu Mertuanya di Palembang

Bayi Dibuang Orangtua hingga Diangkat Jadi Anak Artis, Begini Kondisi Terkini Vania Athabina

Keributan terjadi saat Satpol PP Pekanbaru sedang berkoordinasi dengan pengelola tempat hiburan.

Satpol PP mendatangi lokasi itu lantaran pengelola masih beroperasi hingga dini hari.

Mereka memeriksa izin dari tempat hiburan itu.

Petugas langsung memberi peringatan agar pengelola mematuhi jadwal operasional hiburan.

Namun, seorang pria berkacamata turun dari lantai atas tempat hiburan.

Pria yang kenakan kaus warna biru muda mempertanyakan aktivitas razia itu.

Perdebatan pun terjadi antara Agus dan pria yang kemudian diketahui sebagai Kombes Pol Iwan Eka Putra tersebut.

Mereka yang awalnya di depan lobi Grand Dragon akhirnya bergeser hingga ke parkiran.

Saat itulah, keduanya terlibat adu mulut.

Agus mempertanyakan identitas pria berkaus biru muda.

"Siapa kamu, jangan coba lawan saya, kamu pikir saya takut," tegas Agus, Rabu.

Pria berkaus biru muda mengaku tidak takut kepada Agus yang sedang menggelar razia dari Rabu malam hingga Kamis dini hari.

"Aku nggak takut kamu ya," terang pria tersebut.

Agus pun langsung memerintahkan personel untuk mengamankan pria kaus biru itu.

Sebab, pria diduga mabuk itu sudah menghalangi tugas para personel Satpol PP yang razia.

"Kau bawa saya dalam rangka apa," tegas pria itu.

"Kau tadi melawan saya kamu," terang Agus.

Personel Satpol PP Kota Pekanbaru dan petugas keamanan hiburan mencoba melerai keduanya.

Pria berkaca mata itu lantas melontarkan sejumlah kata tidak pantas sembari pergi dari kerumunan.

Iwan tidak jadi diamankan melainkan dibawa menjauh dari kerumuman personel Satpol PP Pekanbaru dan petugas keamanan Grand Dragon.

Kombes Pol Iwan Sebut Kesalahpahaman

Sementara, Kombes Pol Iwan saat dikonfirmasi Tribun Jumat pagi, insiden yang terjadi itu karena kesalahpahaman.

"Itu hanya misskomunikasi saja, saya sedang dalam kegiatan undercover. Sementara, pihak Satpol PP pun ternyata juga ada di situ," ucapnya.

"Bahkan sejak dua hari lalu, saya memang sedang mematangkan kegiatan saya, begitu," sambung dia lagi.

Sementara, Kepala BNNP Riau Brigjen Pol Untung melalui Penyidik Madya BNNP Riau, AKBP Haldun menyatakan, peristiwa itu memang terjadi karena adanya kesalahpahaman.

"Dari kita BNNP Riau memang ada target juga di sana. Satpol PP juga ada kegiatan, saling nggak kenal beliau. Terjadilah misscommunication," terang Haldun.

Mantan Kabid Pemberantasan BNNP Riau memastikan, peristiwa ini sudah diselesaikan secara baik-baik antara kedua belah pihak.

Saat ini sudah tak ada masalah lagi.

"Sudah clear, tidak ada masalah lagi," tandasnya.

Namun, pernyataan pihak BNNP Riau ditanggapi berbeda oleh Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru, Agus Pramono.

Ia menilai, hal tersebut cukup ganjil karena bila keberadaan Iwan undercover, dia justru membuka kedok penyamaran.

"Undercover apa. Kok menghalangi penertiban, malah bicara mau menembak," tegas Agus kepada Tribunpekanbaru.com, Jum'at (23/8/2019).

Agus menilai, aparat yang jalankan tugas penyamaran tidak masalah.

Ia sendiri pernah melakukan penyamaran saat menelusuri aktivitas di gelanggang permainan.

"Saya pikir saya pernah bertugas di bidang intelijen. Justru harusnya saya tidak tahu dia di sana, sekarang dia malah membuka penyamarannya sendiri. Apa perlu saya bilang saya Kasatpol PP," terangnya.

Mantan Kasrem 031/Wirabima menilai, penyamaran Iwan cukup ganjil lantaran dalam kondisi mabuk dan bersama wanita.

Ia mestinya menutupi identitas saat penyamaran.

"Jangan dikeluarkan undercover. Itu tidak benar malah melawan saya waktu razia dan menunjukkan kekuatannya. Itu bukan undercover," ulasnya.

Agus menyebut bahwa Iwan juga sudah memaki petugas dari Satpol PP Kota Pekanbaru.

Kata makian ini diungkapkannya saat bersitegang dengan Agus.

"Padahal seharusnya diam saja, seperti pengunjung lainnya yang pulang dari sana," jelasnya. 

Aksi keributan yang terjadi antara Kepala Satpol PP Pekanbaru, Agus Pramono dengan Kabid Pemberantasan BNN Riau Kombes Pol Iwan Eka Putra di tempat hiburan malam Grand Dragon Jalan Kuantan, Kamis (22/8/2019) malam mendapat respons dari orang nomor satu di Provinsi Riau.

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, Jumat (23/8/2019) menyayangkan aksi tersebut.

Seharusnya, sesama pejabat negara tidak melakukan aksi yang tidak pantas tersebut.

Apalagi saat keributan terjadi, Satpol PP Pekanbaru sedang menjalankan tugasnya menegakkan Perda di tempat hiburan malam.

"Kasatpol PP ini kan dari Kota, jadi saya belum dapat laporan. Tapi itulah. Dalam perjalanan mereka (Satpol PP) bertugas, kita sesalkan juga ada kejadian seperti itu, apalagi mereka inikan sama-sama aparat pemerintah," kata Syamsuar.

Komentar Kepala BNN Riau

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Riau Brigjen Untung Subagyo akhirnya angkat bicara terkait insiden keributan di tempat dugem Grand Dragon di Jalan Kuantan Raya, Pekanbaru pada Jumat (23/8/2019) dini hari.

Di mana dalam kejadian itu, bawahannya Kabid Pemberantasan Kombes Iwan Eka Putra, bersitegang dengan Kasatpol PP Pekanbaru Agus Pramono.

Untung mengatakan, beberapa tempat yang dijadikan lokasi transaksi narkoba, termasuk tempat hiburan malam, memang sudah dipantau oleh pihaknya.

Bahkan pada malam itu, rencananya, pihaknya bakal mengungkap transaksi narkotika jenis pil esktasi yang diperkirakan jumlahnya sebanyak 5.000 butir.

Jaringan yang sedang dipantau ini, kata Untung, masih terkait dengan pengembangan dari pengungkapan kasus 8 kg sabu dengan 1 tersangka sebagai kurir, pada 14 Agustus 2019 lalu.

"Kita kembangkan dari sana, jadi ada informasi akan ada transaksi ekstasi atau inex sebanyak 5000 butir. Saya perintahkan Kabid Pemberantasan pada Kamis malam untuk memonitor atau melakukan undercover buy," ungkap Untung, Sabtu (24/8/2019).

Dia melanjutkan, sekitar pukul 01.00 WIB, anggotanya bersama Kabid Pemberantasan sudah berada di lokasi tersebut.

Ternyata pada saat yang bersamaan, personel Satpol PP melakukan razia di sana.

"Jadi memang sama-sama melaksanakan tugas, yang satu untuk penyelidikan kasus 5.000 butir ekstasi, Satpol PP juga dengan tugasnya melakukan razia. Sehingga terjadi komunikasi yang menyebabkan perasaan tidak enak antar masing-masingnya (Kasatpol PP dan Kabid Pemberantasan)," urai Jenderal bintang satu ini lagi.

Untung menyatakan, di satu sisi, kedatangan Satpol PP yang melaksanakan tugas di lokasi itu, bisa diartikan telah menggagalkan misi dari BNNP Riau.

"Target yang akan kita ungkap jadi gagal karena ada petugas satpol PP yang berseragam. Karena memang pengungkapan narkoba ini harus matang," sebutnya.

Akibat hal itu, dipaparkan Untung, ada semacam kekecewaan dari anggotanya karena akhirnya gagal melakukan pengungkapan.

"Jadi saat itu, anggota kami menanyakan ke petugas Satpol PP, sehingga terjadi adu mulut. Seharusnya, ini tidak perlu terjadi, manakala kita bisa memahami tugas pokok, fungsi, dan peran masing-masing," ucapnya.

"Terjadi adu mulut, anggota kami Kombes Iwan Eka Putra hendak diamankan, tapi saat hendak memberikan penjelasan, terjadi perdebatan," sambungnya.

Brigjen Untung menyesalkan terjadinya insiden itu.

Terlebih katanya, dalam pemberitaan yang beredar, seakan-akan malah dibuat Kabid Pemberantasan melakukan tindakan menghalangi tugas Satpol PP.

"Sebenarnya tidak, hanya sama-sama melaksanakan tugas. Disebut menghalangi atau jadi beking itu tidak benar. Justru kami dengan adanya kejadian ini, target kami jadi hilang. Pengungkapan gagal, sirna," tuturnya.

Petinggi BNNP Riau ini menduga, target 5.000 butir pil ekstasi yang gagal diungkap, kemungkinan sudah berhasil beredar terutama di Kota Pekanbaru.

"Entah sudah ke mana perginya mungkin sudah beredar di Pekanbaru. Tapi saya tetap akan berupaya, akan saya bersihkan peredaran narkoba. Saya sudah buktikan, selama kurun waktu Januari sampai Juli 2019, 70 kg sabu yang sudah kita ungkap, lalu 33 butir ekstasi," bebernya.

Sopir Tak Dengar Semboyan 35, Calon Pengantin Pria Tewas Sehari Jelang Ijab Kabul

Siapa Orangtua Felicia Tissue? Inilah Sosok Ayah dan Ibu Pacar Kaesang Pangarep Calon Besan Jokowi

Pernah Tusuk Perut Mantan Bupati, Terduga Teroris Dilumpuhkan Warga Saat Rampok Toko Emas

"Artinya kita buktikan kita serius dalam melaksanakan pengungkapan kasus narkoba ini, kita tidak main-main," sebut Untung lebih lanjut.

Untung menegaskan, setelah gagal melakukan pengungkapan akibat insiden malam itu, dia dan tim kini merasa lebih tertantang untuk melakukan pengungkapan narkoba.

"Bukan hanya 5000 butir itu saja. Akan kita ungkap yang lainnya, termasuk ke aktor intelektualnya, bekingnya," ungkapnya.

Sementara itu terkait insiden ini, Untung berencana akan melakukan komunikasi lebih lanjut dengan Wali Kota Pekanbaru.

(Tribun Pekanbaru)

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul "Kasatpol PP Pekanbaru Sebut Ancaman Tembak dari Kabid Pemberantasan BNNP Riau: Seharusnya Diam Saja" dan  "BNNP Riau Sebut Pengungkapan 5000 Ekstasi Gagal Akibat Insiden Cek Cok di Tempat Hiburan Malam" 

Berita Terkini