TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kakek Nenek Berkelahi di Acara Pesta, Nenek Cemburu Lihat Kakek Goda Biduan.
Video perkelahian kakek nenek viral di media sosial.
Kakek nenek ini berkelahi di tengah acara pesta yang sedang berlangsung.
Penyebab perkelahian kakek nenek karena nenek cemburu dengan tingkah sang kakek.
Kakek menggoda biduan yang mengisi acara pesta.
Hal itu memicu amarah sang nenek. Ia tak terima melihat tingkah kakek yang menggoda biduan.
Perkelahian keduanya tak terelakkan.
Kakek nenek ini berkelahi sampai adu fisik di depan tamu undangan.
Belum diketahui lokasi perkelahian tersebut.
Seorang nenek terekam saat mengamuk di sebuah pesta.
Ia tak terima kakek yang duduk di sampingnya mengajak menyanyi biduan.
Ketika kakek itu mengajak sang biduan untuk mendekatinya,nenek itu langsung menarik tangan si kakek.
"Ini penyanyi kita datang dari Jakarta, sini, sini sayang," ucapnya.
Namun, si kakek itu menepis tangan nenek yang ingin menariknya.
Akibatnya, si nenek semakin menjadi.
Ia memukul kakek itu bertubi-tubi.
"Aku enggak mau. Waaaah!!" ucapnya berteriak.
Nenek tersebut terlihat begitu histeris hingga mengangkat kursi plastik yang sebelumnya ia duduki.
Namun, ia tak jadi melempar kursi tersebut.
Orang yang berada di lokasi tersebut berteriak untuk mencegahnya.
Tapi bukan berarti pertengkaran nenek-kakek itu berakhir.
Nenek itu berteriak minta tolong.
Suasana kembali tenang ketika keduanya duduk kembali.
Si kakek tak menyerah, ia tetap memanggil biduan.
"Mana ni aku mau nyanyi sama mbaknya, sini mbak jangan malu-malu, perkenalan kita," katanya sambil menggenggam mikrofon.
Awalnya nenek itu sudah mencegah kakek dengan cara memegang paha.
Namun, ia tak tahan lagi melihat tingkah kakek itu.
Ia langsung duduk di pangkuan sang kakek sambil berteriak minta tolong.
Tak hanya itu, ia mendekam sang kakek.
Kemudian, nenek itu merampas mikrofon yang sedang digunakan kakek.
Namun, kakek itu tak mau.
Ia masih ingin bertemu sang biduan.
"Aku enggak mau. Toloong!!" teriak nenek.
Di akhir video, si kakek terlihat meludahi wajah nenek.
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @hosipupdateofficial pada Kamis (5/9/2019). (Surya.co.id)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "VIRAL VIDEO Nenek dan Kakek Berkelahi Gara-gara Biduan Cantik, Angkat Kursi dan Ludahi Wajah"
Cinta Segitiga Kakek Nenek
Kisah cinta segitiga berakhir tragis. Cinta segitiga berakhir tragis ini melibatkan tiga orang yang sudah kakek nenek di Kampung Batu Le’leng Barat, Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Tak hanya melibatkan tiga orang, insiden cinta segitiga itu meluas hingga keluarga dan melibatkan massa berjumlah ratusan orang.
Tak hanya itu, dua orang tewas terbunuh akibat cinta segitiga yang melibatkan dua tokoh masyarakat.
Ketegangan terjadi di Kampung Batu Le’leng Barat, Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (24/7/2019).
Puncak ketegangan terjadi sekitar pukul 06.30 wita hingga pukul 07.30 wita.
Ketika itu, ratusan warga mengepung rumah Bisa Dg Kulle (68) yang baru saja membunuh Mappa Dg Ngence (65).
Rumah Daeng Kulle dan Daeng Ngence berhadapan.
Kediaman Daeng Kulle berupa rumah panggung, Daeng Ngence tinggal di rumah batu.
Daeng Kulle hanya hidup 2,5 jam setelah membunuh tetangganya.
Dia tewas diamuk keluarga dan tetangga Daeng Ngence.
Kasubag Humas Polres Jeneponto AKP Syahrul mengatakan, motif pembunuhan dua kakek itu berlatar belakang asmara.
“Pelaku diduga membunuh tetangga korban dengan cara diparangi sampai mati di tempat. Motifnya cemburu, diduga Mappa Daeng Ngence ada hubungan dengan istri pelaku,” kata AKP Syahrul.
Daeng Kulle tinggal serumah dengan istrinya, Bunga Daeng Bau (60). Daeng Ngence juga tinggal seatap dengan istri, anak, dan cucunya.
Menurut AKP Syahrul, Daeng Kulle dilanda cemburu buta ketika mendengar cerita adanya hubungan spesial Daeng Ngence dengan Bunga, istrinya yang sudah jompo.
Menjelang waktu Salat Subuh, Daeng Kulle melihat Daeng Ngence lagi memperbaiki jaring rumput laut di teras rumahnya.
Dari teras lantai dua rumahnya, Daeng Kulle memperhatikan seksama Daeng Ngence.
Dia lalu meraih parang panjang lalu menyeberang.
Daeng Kulle mempertanyakan hubungan spesial Daeng Ngence dengan Bunga.
Namun, Daeng Ngence belum sempat memberi klarifikasi, parang di tangan Daeng Kulle sudah menerjangnya.
Jari tangan kiri Daeng Ngence putus seketika.
Sabetan parang kemudian menderu ke arah wajahnya. Daeng Ngence terlentang.
Daeng Kulle semakin kesetanan, dia ayunkan parang ke dada Daeng Ngence.
Serangan ke dada ini menyebabkan nyawa Daeng Ngence melayang.
“Pelaku usai membunuh korban langsung pulang ke rumahnya dan mengunci pintu rumahya."
"Namun keluarga korban tidak menerima dan mendatangi rumah pelaku untuk membalas,” kata AKP Syahrul.
Anak dan cucu Daeng Ngence histeris.
Mereka berteriak sekencang-kencangnya melihat Daeng Ngence bersimbah darah di atas pukat rumput laut.
Sementara istri Daeng Ngence tak kuasa lagi berdiri.
Nenek berambut panjang dan memutih ini hanya duduk menangisi suaminya.
Teriakan dari rumah Daeng Ngence membangunkan warga lainnya.
Beberapa warga yang keluar dari masjid usai Salat Subuh juga berlarian ke sumber teriakan.
“Daeng Kulle... Daeng Kulle.....” teriak cucu Daeng Ngence sambil menunjuk ke depan rumah.
Dikepung Ratusan Orang
Daeng Kulle mengunci diri dalam kamar bersama Bunga. Beberapa saat kemudian, ratusan orang sudah mengepung rumahnya.
Kejadian selanjutnya diabadikan dalam tiga versi video.
Ada yang merekam dari arah rumah Daeng Ngence, ada yang mengabadikan kejadian dari teras rumah Daeng Kulle.
Video dari teras rumah Daeng Kulle memperlihatkan puluhan orang di jalan raya, kebanyakan memegang batu, balok-balok, parang, bahkan batangan bambu serta kayu panjang.
Sebagian warga yang berkumpul itu masih mengenapan sarung dan kopiah, laiknya orang yang baru keluar dari masjid.
Dua pria bersepatu laras juga terlihat di teras lantai dua rumah Daeng Kulle. Tangan pria itu memegang pistol.
Beberapa polisi di tengah warga juga terlihat jelas dalam rekaman video.
Setelah beberapa kali dinding rumah ditusuk pakai kayu panjang dan bambu, Daeng Kulle yang mengenakan kaos kuning dan celana pendek warna merah keluar dari dalam rumah.
Parang panjang terlihat mengilap ketika Daeng Kulle melewati tiga pria yang memegang senjata api di teras rumahnya ke tangga kayu.
Tiba di tanah, Daeng Kulle berjalan cepat sambil mengayunkan parang di tengah kerumunan massa.
Langkah semakin cepat hingga terlihat berlari ke arah laut.
Teriakan “Nyawa balas nyawa...”, “Bunuh...bunuh....” terdengar jelas.
Bahkan teriakan seperti itu juga dilontarkan ibu-ibu yang mengabdikan kejadian berdarah itu.
"Pelaku pembunuhan dilempari batu dan potongan kayu oleh keluarga korban yang emosi," jelas Syahrul.
Seorang perempuan mengabadikan detik-detik Daeng Kulle dihantam balok-balok dari belakang, kemudian diparangi lehernya, hingga tersungkur di atas hamparan rumput laut.
Wanita itu terus mengabadikan kejadian itu sambil berteriak dalam Bahasa Makassar campur Bahasa Indonesia.
“Oh Tuhan akhirnya saya melihat langsung pembunuhan seperti ini... Ya Allah, semoga ini yang terakhir kalinya saya melihat kejadian seperti ini.....” ujarnya.
Puluhan personel Polres Jeneponto berusaha mengamankan situasi dan meyakinkan masyarakat agar kejadian ini diambil alih Polisi.
Hingga akhirnya Polisi berhasil meyakinkan keluarga korban dan mengevakusi Dg Kulle untuk di bawa ke rumah sakit.
Bahkan warga sempat menghalangi polisi membawa Daeng Kulle ke rumah sakit.
Mereka ingin memastikan Daeng Kulle sudah meninggal agar “nyawa dibalas nyawa” tunai.
(Surya.co.id/Tribun Timur)