TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Dunia olahraga khususnya sepak bola Indonesia berduka.
Salah seorang talenta muda Indonesia yang juga penggawa Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-16, Alfin Farhan Lestaluhu, berpulang, Kamis, 31 Oktober 2019, di Jakarta.
Alfin Farhan Lestaluhu wafat setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Kita.
Almarhum dimakamkan di kampung halamannya di kampung sepak bola Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, Jumat (1/11/2019).
Tangis haru pun mengiringi pemakaman Alfin Farhan Lestaluhu, di kampung sepak bola Desa Tulehu, kemarin.
Ribuan warga dan sejumlah keluarga korban tak kuasa menahan tangis setelah jenazah almarhum mulai dimasukkan ke liang lahat di lokasi pemakaman.
• Badak Lampung Akhiri Tren Kekalahan 4 Laga Beruntun, Taklukkan Arema FC dengan Drama 7 Gol
Alfin yang merupakan putra Desa Tulehu itu dimakamkan di pemakaman umum di kawasan Kampung Baru, Desa Tulehu, sekitar pukul 14.20 WIT atau selepas salat Jumat.
“Jasad almarhum baru saja dimakamkan selesai shalat Jumat tadi. Pemakaman di lokasi pekuburan umum Kampung Baru,” kata paman korban, Said Lestaluhu, kepada Kompas.com saat dihubungi, Jumat.
Said menuturkan, pihak keluarga tak mampu menahan rasa sedih karena kepergian almarhum begitu cepat sehingga keluarga sangat merasa kehilangan.
Meski begitu, Said mengaku, keluarga besar almarhum ikhlas dengan takdir Tuhan tersebut.
“Kami benar-benar merasa sangat kehilangan sekali, tapi sebagai orang yang percaya, kami ikhlas dengan cobaan ini,” ujar Said.
Selain pihak keluarga, rasa duka mendalam juga turut dirasakan Bupati Maluku Tengah, Tuasikal Abua.
Menurut Abua, Alfin telah menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Maluku Tengah sehingga kepergiannya untuk selamanya menjadi duka yang dalam bukan hanya bagi keluarga besarnya di Tulehu, melainkan juga bagi seluruh masyarakat Maluku Tengah.
“Baik secara pribadi dan keluarga maupun selaku Bupati Maluku Tengah, saya mengucapkan rasa turut berduka yang mendalam atas kepergian almarhum Alfin Lestaluhu. Semoga almarhum tenang di sisi Allah SWT,” ungkap Abua.
Abua mengatakan, kiprah almarhum di dunia sepak bola dalam membela bangsa Indonesia di level dunia tidak hanya telah mengharumkan nama Maluku, tetapi juga seluruh masyarakat di seluruh Indonesia.
Karena itu, kepergian Alfian tidak hanya dirasakan oleh warga Maluku, tetapi juga warga Indonesia.
Secara khusus, Abua juga berpesan kepada pihak keluarga yang ditinggalkan agar tetap tabah dalam menghadapi cobaan yang diberikan Tuhan.
"Untuk keluarga, saya mohon kita semua bisa tabah menjalani cobaan yang diberikan Tuhan ini,” ujar dia.
Menurut pihak PSSI, dari diagnosa dokter diketahui Alfin meninggal karena penyakit encephalitis (infeksi otak) dengan hypoalbuminemia.
Alfin tutup usia setelah berjuang dari koma selama kurang lebih satu bulan.
Alfin merupakan bagian skuat Timnas Indonesia U-16 pada Piala AFF U-15 2019 dan Kualifikasi Piala Asia U-16 2020.
Ia tampil bagus, mencetak gol ke gawang Filipina, dan membawa Tim Merah-Putih lolos ke putaran final Piala Asia.
"Keluarga besar PSSI mendoakan yang terbaik untuk Alfin dan keluarga. Kami sangat kehilangan. Terima kasih atas sumbangsih Alfin untuk tim nasional Indonesia," kata Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria.
Penyakit encephalitis berdasarkan Perpustakaan Kedokteran Amerika Serikat adalah infeksi virus atau bakteri.
• Berita Tribun Lampung Terpopuler Jumat, 1 November 2019, Ini Kondisi Terkini Pemain Anak Jalanan
Di tingkat yang parah radang otak tersebut menimbulkan gejala seperti sakit kepala berat, demam mendadak, muntah, mengantuk, kebingungan, dan kejang.
Sebelum dibawa ke Jakarta, Alfin merupakan salah satu korban gempa yang mengguncang Ambon pada tanggal 26 September.
Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Tentara, Ambon sebelum dirujuk ke Jakarta. (kompas.com)