Terduga Teroris Melawan saat Ditangkap Sambil Bentak Polisi: Awas Kalau Tak Terbukti

Editor: wakos reza gautama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penangkapan terduga teroris di Cianjur

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, CIANJUR - Warga Kampung Cibodas RT 03/01, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, dihebohkan dengan penangkapan pasangan muda oleh Densus 88 antiteror, Kamis (14/11/2019).

Penangkapan pasangan muda DS (24) dan DK (25) yang baru mengontrak dua pekan ini diduga ada kaitannya dengan jaringan teroris.

Apakah ada kaitan dengan ledakan atau bom bunuh diri di Medan saat ini belum ada keterangan mengenai hal itu.

Penangkapan pasangan muda suami istri ini dilakukan di dua tempat berbeda sang suami DS (24) ditangkap di sebuah madrasah dan sang istri ditangkap di kontrakan.

Ketua RT 03 Ure Suryadi (47) mengatakan, pagi tadi sekitar pukul 10.00 WIB warga Kampung Cibodas RT 03/01, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, memang heboh.

"Mereka dilarang mendekat lokasi, saya disuruh mendampingi masuk ke lokasi kontrakan," kata Ure.

Ia mengatakan suami-istri itu yang mengontrak di wilayahnya masuk tanggal 31 Oktober.

"Kesehariannya jarang bergaul, katanya suaminya sudah ditangkap di Tsanawiyah Cibanteng, dia jadi operator sekolah," katanya.

DK sempat membentak polwan

Ure mengatakan, DK sempat membentak anggota polisi dan berdebat di dalam kamar kontrakan dengan Polwan dan anggota Densus 88.

"Dia sempat membentak, saya melihat tak ada rasa takut dari raut wajahnya," kata Ure.

Ure mendapat keterangan bahwa sang suami DS (24) sudah ditangkap terlebih dahulu.

"Polisi bilang tadi ke sini mau mengamankan istrinya, kalau suaminya sudah ditangkap," kata Ure.

Ure mengatakan polisi yang datang ada yang berseragam dan ada yang memakai baju preman.

"Tadi sampai di luar kontrakan juga sempat berdebat dan masih terlihat tak ada rasa takut, ia melawan dengan kata kata awas kalau tak terbukti, awas kalau tak terbukti, itu kata-kata yang saya ingat," ujar Ure.

Ure mendengar kata-kata lain dari sang perempuan diujung debat yakni perkataan seperti bertanya "Apa buktinya saya bawa bom," ujar sang perempuan dikutip Ure.

Warga Kampung Cibodas dilarang mendekat dan mengambil gambar saat itu.

Semua warga kaget tak menyangka pasangan suami istri yang baru mengontrak dua pekan itu diduga terlibat jaringan teroris.

Mengaku Tak Bersalah ke Ibu Kos

Ibu kos pengelola kontrakan, Imas Masitoh (32), sempat dipeluk DK (25) saat perempuan bercadar tersebut menyerahkan kunci setelah proses penggeledahan oleh Densus 88 antiteror selesai, Kamis (14/11/2019) sekitar pukul 10.00 WIB.

"Dia memeluk saya minta doa saat menyerahkan kunci kamar tadi. Dia bilang doakan saya ya bu, saya dibilang teroris, katanya begitu tadi," kata Imas.

Imas mengatakan, perempuan yang baru mengontrak dua pekan tersebut jarang berkomunikasi dan bicara selalu seperlunya saja.

"Saya melihat dia belum punya anak, orangnya jarang berkomunikasi," ujar Imas.

Menurut Imas kamarnya selalu terkunci dengan bagian gordyn yang selalu tertutup.

Imas mengatakan, pasangan suami istri tersebut datang pada 30 Oktober 2019 lalu langsung datang dan resmi mengontrak keesokanharinya.

"Mereka mengontrak Rp 250 ribu perbulan, saya juga tak curiga terlibat teroris, yang saya ingat tadi dia sempat memeluk saya sebelum dibawa Polwan dan polisi," katanya.

Imas mengatakan, perempuan tersebut paling kalau keluar rumah membeli keperluan di warungnya. Setelah itu masuk kamar lagi.

"Sangat kaget tadi tiba-tiba datang polisi banyak, saya bilang ada apa Pak, Pak polisi hanya menunjukan telunjuk di bibirnya meminta saya untuk diam saja," ujar Imas.

Warga Kampung Cibodas lainnya pun heboh dan melihat proses penangkapan tersebut dari jarak yang agak jauh karena ada imbauan untuk menjauh dari lokasi kontrakan.

Pengakuan Pihak Sekolah

Densus 88 Antiteror menangkap DS saat perjalanan ke sekolah sekitar pukul 08.00 WIB, bukan saat bekerja sebagai staf operator IT di sekolah

Hal itu disampaikan Humas Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Cianjur, Agus Sutiana, di sekolah Jalan A Sukarma Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Kamis (14/11/2019).

Ia mengatakan, pihak sekolah baru tahu penangkapan DS setelah didatangi pihak polsek.

"Pihak Polsek bertanya apakah yang bersangkutan betul karyawan di sini, saya jawab betul staf tata usaha di sini. Mengenai teknik penangkapan saya tak tahu, diamankan bukan di sekolah, tapi perjalanan mau ke sekolah," kata Agus ditemui di sekolah Jalan A Sukarma Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Kamis (14/11/2019).

Agus mengatakan, DS bertugas di bagian IT dan sangat diandalkan oleh pihak sekolah.

Ia disebut sebagai operator administrasi kesiswaan pendataan siswa.

"Bisa disebut operator administrasi kesiswaan, IT pendataan siswa, dia yang mengolahnya, ada daftar siswa dan daftar guru dia yang memasukannya," kata Agus.

Ia mengatakan, pihak sekolah cukup kaget juga menerima informasi DS diamankan Densus 88 Antiteror karena diduga terlibat jaringan teroris, karena DS dikenal sebagai pribadi pendiam dan cukup rajin.

"Jadi kaget, kami hanya kedatangan pihak Kapolsek untuk mengabarkan DS ditangkap," katanya.

Agus mengatakan, DS sudah bekerja selama dua tahun, mengelola data dan tak bersentuhan dengan anak siswa.

DS hanya bersentuhan dengan data. Saat bekerja, ia bisa berada di depan komputer hingga sore hari.

"Dia memang alumni di sini sempat melanjutkan ke SMK lalu bekerja lagi di sini, terus terang kalau soal IT dia lebih unggul," kata Agus.

(Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Densus 88 Tangkap Pasangan Muda di Cianjur, Satu di Antaranya Bentak Petugas" dan "Ibu Kos Sempat Dipeluk Wanita yang Disergap Densus 88, ''Doakan Saya Bu, Saya Dibilang Teroris''

Tags:

Berita Terkini