TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Markas Besar Kepolisian RI membenarkan dua terduga teroris yang ditembak mati di Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, sempat menyerang dengan senjata tajam saat hendak ditangkap oleh tim detasemen khusus 88 (Densus 88) Antiteror.
"Saat dilakukan upaya penangkapan kedua orang disebut melakukan perlawanan dan menggunakan senjata tajam dan airsoft gun," kata Karopenmas Humas Mabes Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2019).
Akibatnya, kata Dedi, satu anggota Densus 88 Antiteror mengalami luka-luka akibat serangan senjata tajam saat tengah lakukan penangkapan.
"Satu anggota Densus 88 mengalami luka-luka di bagian tangan akibat sabetan benda tajam dan luka di bagian belakang," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, dua terduga teroris yang ditembak oleh tim densus 88 bernama AP dan K alias Khoir.
Keduanya diketahui menjadi perakit bom untuk Robiatul Muslimin Nasution (RMN) pelaku peledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
Keduanya juga diketahui merupakan Jaringan Ansharut Daulah (JAD), yang diketahui berbaiat dengan ISIS.
• Setelah 2 Teroris Ditembak Mati, Dua Terduga Teroris Lain Bawa Senpi Rakitan Datangi Kantor Polisi
AP dan K juga pernah mengikuti pelatihan di Gunung Sibayak.
Berperan sebagai Pembuat Bom
Dua tersangka terkait ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, pada Rabu (13/11/2019) tewas dalam penangkapan oleh polisi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menyampaikan, keduanya melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata tajam dan air softgun.
"2 orang terpaksa dilakukan tindakan tegas dan terukur oleh aparat Densus 88 dikarenakan pada saat dilakukan upaya penangkapan melakukan perlawanan," ujar Dedi saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2019).
Kedua tersangka dengan inisial NP dan K ditangkap di Medan, Sumut, pada 16 November 2019.
Dedi mengatakan, keduanya berperan sebagai pembuat bom yang digunakan dalam aksi tersebut.
"Peran NP yang meninggal dunia ini adalah ikut membuat bahan peledak bersama K. K meninggal dunia. Kemudian mengetahui, merencanakan sasaran tindak pidana terorisme yang dilakukan oleh saudara RMN yang meninggal dunia, yang melakukan suicide bomber," ucap dia.