TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SEMAKA - Polisi meminta masyarakat waspada jika beraktivitas di sekitar Sungai Way Semaka.
Pasalnya, sungai itu merupakan habitat buaya.
Jangan sampai jatuh korban lagi karena gigitan buaya.
Hal itu dikatakan Wakapolres Tanggamus Kompol MN Yuliansyah terkait teror buaya yang terjadi di Way Semaka, Kamis (12/12/2019) lalu.
Ketika itu, warga Pekon Kampung Baru, Kecamatan Pematang Sawa diserang buaya saat mencari umpan pancing di muara Sungai Way Semaka.
Yuliansyah mengatakan, masyarakat diminta menjauhi aliran Sungai Way Semaka.
• Diserang Buaya, Wanita Ini Berontak hingga Warga Berdatangan dan Berakhir Tragis
• Buaya di Sungai Way Semaka Belum Juga Tertangkap, Camat Wonosobo: Jangan Aktivitas di Sungai!
"Kami minta masyarakat sebaiknya jangan terlalu dekat dengan Sungai Semaka. Sebab ada buayanya dan bisa membahayakan masyarakat," terang Yuliansyah, Jumat (13/12/2019).
Yuliansyah menambahkan, penangkapan buaya harus dilakukan tim ahli.
Dia juga mengingatkan buaya tidak boleh dibunuh karena termasuk hewan yang dilindungi.
"Boleh saja ditangkap. Tapi harus dengan tim ahli yang mendampingi. Dan hasil tangkapan diserahkan ke pihak yang berwenang, misalnya balai konservasi," terang Yuliansyah.
Ia menambahkan, Polres Tanggamus sudah memerintahkan Polsek Semaka dan Wonosobo supaya memasang imbauan di sepanjang aliran Sungai Way Semaka.
Camat Wonosobo Edi Fahrurozy membenarkan banyak buaya di aliran Sungai Way Semaka. Sebab, itu memang habitat hewan reptil tersebut.
"Kami sudah beberapa kali mengimbau dan minta masyarakat hati-hati. Sebaiknya itu dilakukan demi keselamatan mereka juga. Sebab sungai itu memang tempat hidupnya buaya," terang Edi.
"Kemudian juga buaya merupakan hewan yang dilindungi. Tidak bisa asal menangkap dan memperlakukannya. Nantinya masyarakat juga yang disalahkan," terang Edi.
Diserang Buaya
Warga Pekon Kampung Baru, Kecamatan Pematang Sawa diserang buaya di muara Sungai Way Semaka, Kamis (12/12/2019).
Saat itu Usnudon (27) bersama ayahnya, Bakarudin (49), masuk ke sungai untuk mencari udang.
Saat itulah tiba-tiba kaki kanan Usnudon digigit buaya.
Usnudon pun berontak hingga buaya melepaskan gigitannya.
"Karena tidak bawa umpan, kami mencari rebon dengan menyudu (tanggok atau menyeser). Saat kaki saya digigit buaya, saya langsung teriak minta tolong. Alhamdulillah, kaki saya bisa lepas dari gigitan itu," kata Usnudon.
Akibatnya, paha kanan korban terdapat 11 lubang bekas gigitan buaya.
Kanang, warga Pekon Karang Anyar, Kecamatan Wonosobo, Way Semaka habitat buaya.
• Diserang Buaya Saat Ambil Air Wudhu, Hasnawati Berontak Melawan, Buaya Akhirnya Mati Dipukuli
"Buaya-buaya itu biasanya di dalam air atau di pinggiran sungai yang banyak tanamannya. Kalau lagi di pinggiran biasanya tidur atau berjemur, terus masuk ke air lagi," ujar Kanang.
"Kalau orang sini biasa kepergok buaya, rebutan ikan dengan buaya juga pernah. Misalnya ikan sudah dapat, terus pancingnya ditarik. Waktu itu juga ada buaya mengejar ya sudah tinggal diusir buayanya," kata Kanang. (tribunlampung.co.id/tri yulianto)