Tribun Pringsewu

Rumah Janda Anak 4 di Pringsewu Tersapu Arus Deras Sungai Way Waya saat Hujan, Begini Kondisinya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bagian belakang rumah Munah yang tersapu aliran deras Sungai Way Waya, 2 hari lalu. Pemkab Pringsewu pun meninjau kondisi terkini rumah janda anak 4 tersebut, Kamis (16/1/2020).

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir, hampir menggerus rumah Munah di Dusun Sukamaju, Pekon Madaraya, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu.

Rumah janda empat anak itu tepat berada di bibir Sungai Way Waya.

Saat hujan turun terus menerus, air Sungai Way Waya yang naik, nyaris menyapu habis rumahnya.

Kejadian tersebut terjadi sekitar dua hari lalu, saat hujan deras mengguyur wilayah setempat.

Hujan deras yang turun dengan durasi cukup lama itu mengakibatkan volume air Sungai Way Waya meningkat.

Diguyur Hujan 1 Jam, Luapan Kali Pasir Gintung Rendam 20 Rumah Warga

Ruas Jalur Alternatif Penghubung 2 Kabupaten Ini Jebol Akibat Luapan Air Sungai

Bocah 3 Tahun di Lampung 10 Jam Main Game Online, Sering Teriak-teriak hingga Marah-marah

Warga Keluhkan JPO di Jalan Teuku Umar yang Nyaris Tak Beratap

Akibatnya bibir Sungai Way Waya yang berupa tanah bercampur pasir mengalami erosi, setelah tersapu arus Sungai Way Waya yang deras.

"Jadi ketika ada air, terjadi erosi," ungkap Mantan Kepala Pekon Madaraya Azhari, Kamis, 16 Januari 2020.

Azhari menceritakan, saat arus Sungai Way Waya mengalir deras, Munah bersama anak-anaknya sudah tidak berada di rumah.

Mereka, kata Azhari, sudah mengungsi di rumah keluarga yang jaraknya jauh dari Sungai Way Waya.

Derasnya aliran Sungai Way Waya tersebut, lanjut Azhari, menyapu bagian belakang rumah Munah.

Akibatnya, lanjut Azhari, bangunan dapur rumah non permanen itu tergerus arus Sungai Way Waya.

"Sudah rontok ke bawah, sudah jatuh," ujar Azhari.

Azhari mengungkapkan, dari rumah-rumah yang ada di dekat Sungai Way Waya itu, hanya kediaman Munah yang terdampak.

Sebab, menurut Azhari, rumah Munah yang paling dekat dengan Sungai Way Waya.

Atas kejadian tersebut, imbuh Azhari, tim dari BPBD Pringsewu dan Dinas Sosial Pringsewu sudah meninjau lokasi rumah Munah.

Setelah dilakukan pendataan, terus Azhari, tidak hanya kediaman Munah yang terdampak derasnya arus Sungai Way Waya.

Rumah warga lainnya, Murna, juga turut terdampak aliran deras Sungai Way Waya.

Rusak Infrastruktur Jalan

Tak hanya itu, hujan yang mengguyur wilayah Pringsewu beberapa hari terakhir juga menyisakan kerusakan pada sejumlah infrastruktur di Bumi Jejama Secancanan.

Kerusakan infrastruktur terutama jalan yang akibatkan genangan.

Paling parah pada ruas jalur alternatif yang menghubungkan dua kecamatan di dua kabupaten.

Yakni Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu dan Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah.

Tepatnya ruas jalur alternatif yang mempersingkat jarak tempuh antara Pekon Sri Rahayu Kecamatan Banyuma ke Desa Sri Way Langsep Kecamatan Kalirejo.

Jalan yang berada di ruas wilayah Pekon Sri Rahayu tersebut jebol akibat tergerus air luapan Sungai Way Waya Way Waya.

Camat Banyuma Hartoyo mengatakan, jalan ini jebol sepanjang 10 meter sehingga tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan.

"Jalan tersebut merupakan jalan tanah tanggul yang hanya biasa dilalui kendaraan roda dua," kata Hartoyo, Kamis, 16 Januari 2020.

Kalau yang di lokasi jebol, ungkap dia, badan jalan selebar empat meter.

Kemudian yang arah Sri Way Langsep hanya selebar 1,5 meter.

Jadi hanya sepeda dan sepeda motor saja yang dapat melewatinya.

Dia menambahkan, bahwa jalan tersebut mempersingkat jarak tempuh hanya sekitar 0,5 KM sudah sampai.

Bila menempuh jalan memutar, jarak yang ditempuh bisa berkisar 2,5 KM sampai dengan 3 KM.

Atas kerusakan jalan tersebut, Hartoyo mengaku sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pringsewu.

Dia mengatakan, hasil koordinasi tersebut akan melakukan penanganan secara bersama-sama. Yakni dengan bergotong royong bersama masyarakat.

Diguyur Hujan 1 Jam, Luapan Kali Pasir Gintung Rendam 20 Rumah Warga

Hujan lebat durasi kurang lebih satu jam, Selasa (14/1) malam menjadi penyebab meluapnya air kali pasir gintung.

Akibatnya ada sekitar 20 rumah warga di Kelurahan Pasir Gintung Kecamatan Tanjungkarang Pusat terendam banjir dengan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.

Ketinggian air berangsur surut setengah jam setelah hujan reda.

"Disini emang udah langganan, hujan bentar air kali langsung naik," ujar Yusuf Ketua RT 05 LK 1, Rabu (15/1).

Yusuf memaparkan, hujan diperkirakan sekitar pukul 19.30 - 20.30 WIB memicu air kali meluber ke pemukiman.

Hingga pagi ini, masih tampak sejumlah warga membersihkan lumpur dan kotoran bekas banjir.

"Dari tadi malam sudah surut, ya ini beres beres sisah nya aja," ujar Yusuf.

Salah satu warga terdampak banjir, Purwanti mengatakan ketinggian banjir bervariasi.

Posisi rumahnya lebih tinggi dari tetangga hanya memasuki rumah sebatas mata kaki.

Kendati demikian, kata Purwanti, hujan yang tidak begitu lama pada malam itu cukup membuatnya cemas.

"Cuma saya sama ibu saya dirumah, suami lagi kerja belum pulang," kata Purwanti.

Untungnya hujan cepat redah, sehingga air berangsur surut.

"Ga ada kerusakan, paling hanya perabot kaya kursi sama lemari basah karena terendam," katanya.

Ketua RT 05 Lk 2 Otong menambahkan, kali pasir gintung meluap karena terjadinya pendangkalan.

Menurutnya, kedalaman air kali pada saat normal hanya sebatas lutut orang dewasa.

"Dulu sekitar tahun 73 air kali ini masih dalam bisa sampe setinggi dada. Sekarang lihat sendiri seperti apa," beber Otong.

Otong menyebut salah satu solusi untuk mengatasi banjir dengan cara mengeruk dasar kali.

Selama ini, kata Otong, sudah diajukan kepada pemerintah setempat namun belum ada tanggapan.

Sementara itu, Lurah Pasir Gintung Mashuri menyatakan pengerukan aliran Sungai Way Waya atau kali pasir gintung terkendala akses jalan.

Seperti diketahui, areal tersebut merupakan padat penduduk.

Sementara jalan penghubung warga hanya gang kecil yang dapat dilalui kendaraan roda dua.

"Rasanya kalau mau masuk alat berat kan sulit," kata Mashuri.

Kendati demikian pihak kelurahan masih menghimbau warga untuk waspada, mengingat musim hujan masih akan terjadi hingga beberapa bulan kedepan.

Mashuri menambahkan, kalau memang banjirnya parah dan membahayakan warga kemungkinan akan dibentuk posko darurat bencana.

"Untuk saat ini belum, tapi sudah koordinasi dengan puskesling dan puskesmas rawat inap Simpur," tandasnya.(Tribunlampung.co.id/Robertus Didik Budiawan Cahyono)

Berita Terkini