TRIBUNLAMPUNGWIKI.COM, BANDAR LAMPUNG - Riuh tawa anak-anak terdengar hingga seberang jalan.
Tak ada yang berlarian ke sana kemari.
Semuanya asyik membaca buku di tangannya masing-masing sambil dipandu oleh beberapa orang dewasa.
Siapa sangka, anak-anak di areal TPA Bakung, Teluk Betung Barat, Bandar Lampung tersebut ternyata amat menikmati suasana belajar di Rumah Baca Komunitas Jendela Lampung.
Berikut ini profil lengkap komunitas jempolan tersebut.
• VIDEO Komunitas Jendela Lampung, Rumah Baca untuk Anak-anak
• VIDEO Tak Cuma Buku Usang, di Perpusda Lampung Ternyata Ada Bioskop Mini
• VIDEO Bungker dan Gua Jepang di Bandar Lampung
Latar Belakang
Komunitas Jendela Lampung adalah komunitas yang bergerak di bidang pendidikan khususnya literasi.
Komunitas ini didirikan pada tanggal 13 November 2014 silam dengan maksud untuk meningkatkan minat baca di Lampung khususnya di daerah yang marjinal seperti TPA Bakung.
TPA Bakung diberikan perhatian khusus karena wilayah ini masih jauh dari akses pendidikan yang layak dan minat baca yang masih di bawah standar.
Meskipun memang, masih banyak daerah lain di Lampung yang memerlukan uluran tangan para relawan, namun Bakung dengan segala kekurangannya dan keterbatasan jangkauan relawan menjadi pilihan yang bisa diprioritaskan.
Komunitas Jendela terintegrasi secara nasional, di mana di banyak provinsi juga ada cabangnya masing-masing seperti Jakarta, Palembang, Bandung, Jogjakarta, Malang, Jember dan lain sebagainya.
Adapun cikal bakal terbentuknya komunitas ini ketika terjadi letusan gunung Merapi beberapa tahun silam.
Ketika itu, para mahasiswa dan pekerja di sana membentuk Komunitas Jendela yang pertama di Jogjakarta.
Hal ini kemudian berlanjut ketika mereka pulang ke daerah asalnya masing-masing.
Mereka membuat cabang-cabang Komunitas Jendela di berbagai provinsi di Indonesia.
Adapun untuk Komunitas Jendela Lampung sendiri diprakarsai oleh Mika Margaretha dan beberapa orang lainnya.
Visi Komunitas Jendela Lampung
Menjadi komunitas berjiwa muda yang fokus berkarya dan berkontribusi pada pendidikan anak.
Misi Komunitas Jendela Lampung
Membentuk kemandirian belajar anak melalui kebiasaan membaca buku
Memusatkan kegiatan pembelajaran pendidikan alternatif di perpustakaan
Memberikan pengetahuan gratis kepada anak-anak Indonesia melalui kegiatan non formal yang mengasah kreativitas dan kemampuan motorik anak.
Struktur Organisasi
Koordinator: Rengga Wisnu Aditya
Sekretaris Umum: Dewi Balkis Chan
Bendahara Umum: Selvina
Koordinator Divisi Relawan: Ari Sanjaya
Koordinator Divisi Program: Yukeu Sophia Sasmitha
Koordinator Divisi Inventaris: Gustina Ardiati
Koordinator Divisi Kerja Sama: Fitra Zainubi
Koordinator Divisi Media: Angga Labesa
Program
Komunitas Jendela Lampung sampai dengan saat ini masih fokus mengembangkan program rumah baca.
Rumah baca yang terletak di Jalan Morotai No 1 Bakung, Teluk Betung Barat, Bandar Lampung tersebut beroperasi setiap hari minggu.
Dahulu, rumah baca benar-benar berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung.
Dengan segala keterbatasan tempat dan tumpukan sampah yang menyengat, rumah baca bertahan di sana selama satu tahun.
Lambat laun, dana donasi dari para donatur makin terkumpul banyak.
Dana tersebut akhirnya digunakan Komunitas Jendela untuk membuat rumah baca yang lebih layak dengan jarak sekitar 800 meter dari TPA.
Di sini, anak-anak yang belajar jumlahnya mencapai 120 an orang.
Mereka terbagi ke dalam tiga kelas pokok, yakni 0-2, 3-4 dan 5-6.
Kelas 0-2 ditujukan bagi mereka yang belum sekolah sampai dengan kelas 2 sekolah dasar.
Kelas 3-4 dikhususkan bagi mereka yang sudah sekolah dasar.
Sedangkan 5-6 untuk anak-anak sekolah menengah.
Agar setiap anak mampu terbimbing dengan baik, maka Komunitas Jendela menyediakan relawan sebanyak 200 orang.
Oleh karena itu, jumlah relawan yang aktif sampai dengan saat ini hanya 30 orang.
Relawan di sini datang dari berbagai latar belakang atau background.
Ada yang mahasiswa dari jurusan pendidikan, mahasiswa dari jurusan nonpendidikan, sampai para pekerja.
Komunitas Jendela Lampung tidak membatasi siapapun yang ingin menjadi relawan.
Mereka fleksibel bisa mengajar kelas mana saja sesuai kebutuhan.
Sedangkan untuk materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada anak-anak selalu dirapatkan terlebih dahulu di tiap hari Jumat.
Para relawan akan mengadakan kopdar dan menyesuaikan materi ajarnya dengan situasi anak-anak rumah baca di sekolahnya.
Sejauh ini, jumlah buku yang ada di rumah baca tersebut sudah mencapai seribu buah.
Kebanyakan di dominasi oleh buku bercerita bergambar dan pelajaran.
Sejauh ini Komunitas Jendela Lampung mendapatkan dukungan yang berarti dari masyarakat sekitar.
Mereka membantu mencari dan mendirikan tempat untuk rumah baca.
Namun, hal tersebut hanya terjadi di tahun pertama pendirian rumah baca saja.
Selanjutnya makin ke sini, mereka malah mendukung anak-anaknya untuk belajar di sana.
Untuk sementara ini Komunitas Jendela Lampung akan fokus pada rumah baca di bakung.
Lika-Liku Relawan
Selain itu, bergaul dengan banyak anak-anak dari kalangan marjinal memberikan banyak pengalaman unik bagi para relawan.
Butuh treatment khusus agar anak-anak tersebut mau belajar dan mengikuti program yang diberikan.
Setiap minggunya, relawan berkali-kali mengajarkan huruf a, b, dan c dengan lembut dan sabar.
Relawan bahkan akan joget setiap kali anak tersebut salah menebak huruf.
Selain itu, penting bagi relawan untuk bersikap adil dan tidak condong ke salah satu anak saja.
Sebab, kecemburuan sosial anak-anak di areal TPA Bakung tergolong tinggi.
Meski begitu, para relawan mengaku kadang terharu jika anak-anak didiknya berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Ketika mereka mulai bisa membaca atau tambah giat membaca, rasa lelah dan pengorbanan tersebut seakan meluap oleh rasa bahagia.
Hal ini yang kemudian membuat mereka bertahan sampai sejauh ini.
Adapun untuk relawan yang aktif berkontribusi di Komunitas Jendela Lampung, akan dibuatkan postingan relawan of the month.
Penghargaan tersebut dilakukan untuk mengapresiasi komitmen dan tanggung jawab yang para relawan lakukan untuk Komunitas Jendela sampai saat ini.
(Tribunlampungwiki.com/Kiki Novilia)
Videografer Tribunlampung.co.id/Wahyu Iskandar