Guru SD Dilaporkan Kasus Penculikan, Polisi Temukan 14 Anak di Dalam Mobilnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Zulkifli Alfujari (26) guru SD warga Desa Sukamaju, Kecamatan Plangkat Tinggi, Kabupaten Musi Banguasin, Sumatera Selatan setelah ditangkap tim reskrim Polres Magetan di Temboro, Karas, Magetan, Minggu (23/2/2020).

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Guru SD diduga sebagai pelaku penculikan anak ditangkap polisi. Modusnya ajak korban hijrah. Ada belasan anak ditemukan di dalam mobil pelaku.

Isu santer penculikan anak SD membuat para orangtua waswas.

Baru-baru ini, polisi menangkap terduga pelaku penculikan anak.

Profesi tersangka ternyata guru sekolah dasar. 

Tersangka adalah Zulkifli Alfujari (26) guru SD dari Desa Sukamaju, Kecamatan Plangkat Tinggi, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Tersangka dilaporkan melakukan penculikan anak dan ditangkap di wilayah Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan.

Heboh Penculikan Murid TK di Surabaya, Pelaku Ditangkap Ibu-ibu

Bocah 7 Tahun Diculik karena Telat Dijemput 20 menit, Ditemukan Tak Bernyawa dalam Kantong Plastik

Wanita Pemulung Dituduh sebagai Penculik Anak, saat Karungnya Dibuka Warga Kaget Lihat Isinya

Saat ditangkap, dalam mobil dengan nomor Polisi BG 1741 JY yang dikendarai Zulkifli Alfujari terdapat 14 penumpang.

Terdiri dari anak laki-laki dan perempuan dan beberapa lagi berusia sebaya dengan tersangka Zulkifli.

Menurut Kapolres Magetan, AKBP Festo Ari Permana, meski di dalam mobil terdiri dari anak laki-laki dan perempuan, tapi yang melapor ke Polisi baru satu.

Zulkifli Alfujari (26) guru SD warga Desa Sukamaju, Kecamatan Plangkat Tinggi, Kabupaten Musi Banguasin, Sumatera Selatan setelah ditangkap tim reskrim Polres Magetan di Temboro, Karas, Magetan, Minggu (23/2/2020). (TRIBUNNEWS)

Pelapor adalah Imam Ayutullah (39), orang tua kandung TF (12) warga Dusun IV, Desa Sukamaju, Kecamatan Plakat Tinggi, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

"Meski ada 13 penumpang yang diangkut tersangka itu, namun hanya satu yang orang tuanya melaporkan kehilangan korban.

Sebenarnya ini sebagai tindak lanjut dari laporan orangtua korban ke Polda Sumatera Selatan," kata Kapolres AKBP Festo Ari Permana kepada Surya, Minggu (23/2/2020).

Kapolres Festo mengatakan, setelah ini mereka lakukan serah terima tersangka dengan tim dari Polda Sumatera Selatan.

Anak laki-laki dan perempuan, serta beberapa orang dewasa yang diangkut mobil juga dibawa kembali ke Sumatera Selatan.

"Tersangka ini kami tangkap berada di lingkungan sebuah pesantren. Awalnya kami dapat info, kalau tersangka ada di wilayah Temboro, kemudian kami turun," kata AKBP Festo Ari Permana.

"Modus tersangka kepada anak-anak dengan mengatakan diajak untuk hijrah atau jaulah (keliling) ke berbagai daerah.

Memang benar sebelum sampai di lingkungan pesantren di Magetan, korban bersama anak-anak lain sudah diajak ke berbagai daerah," kata Kapolres Magetan Festo Ari Permana.

Akibat dari perbuatannya itu, tambah Kapolres, tersangka dijerat dengan pasal 83 jo pasal 76f UU RI No 33 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.

"Ancaman pidana untuk tindakan dugaan penculikan ini paling singkat penjara selama tiga tahun dan paling lama 15 tahun. Dan pidana denda paling sedikit Rp 300 juta, paling banyak Rp 600 juta atau kurungan penjara selama 12 bulan," kata Kapolres Festo seraya mengatakan tersangka juga dikenai pasal 330 KUHP dengan ancaman penjara tujuh tahun.

Sebarkan Hoaks Penculikan Anak, Ketua RW di Jember Minta Maaf

Terpisah, Hari Kurniawan, warga Desa Umbulrejo, Kecamatan Umbulsari, Jember, penyebar informasi hoaks tentang penculikan anak akhirnya mendatangi Polres Jember, Jumat (21/2/2020) petang.

Dia meminta perlindungan atas kesalahan yang dibuatnya dan melakukan klarifikasi.

Hari yang juga ketua RW di daerah tersebut menyebarkan informasi penculikan anak itu karena mendapat laporan dari warga bahwa seorang pelajar SD mencurigai pemulung hendak menculik anak-anak.

"Saya kroscek pada keluarga guru dan si anak, katanya ditarik-tarik," kata Hari saat konferensi pers di Mapolres Jember.

Akhirnya, Hari langsung mengunggah informasi tersebut di grup Facebook pada Rabu (19/2/2020) dan meminta warga waspada.

Sebab, ada pemulung yang hendak menculik anak.

"Maksud saya hanya untuk mengimbau saja pada warga Umbulrejo," terangnya.

Padahal, informasi penculikan anak tersebut tidak benar.

Akhirnya, Hari menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada masyarakat.

"Ini buat pengalaman saya ke depannya untuk berhati-hati," ucap dia.

Sementara itu, Kasatreksrim Polres Jember AKP Yadwivana Jumbo Qontason menambahkan, ada iktikad baik dari pelaku untuk memberikan klarifikasi.

"Yang bersangkutan mengaku bersalah karena tidak kroscek dulu berita tersebut," kata Jumbo.

Kronologinya berawal saat ada pelajar SD di Umbulrejo melihat pemulung.

Lalu anak ini melapor pada gurunya ada percobaan penculikan.

Lalu guru ini memberikan informasi soal penculikan itu kepada Hari selaku ketua RW.

"Karena merasa ada tanggung jawab sebagai ketua RW, dia mengimbau warganya," jelas dia.

Dia memberikan imbauan melalui media sosial, salah satunya percoban penculikan dengan modus menjadi pemulung.

"Karena ada itikad baik, belum ada tindakan dari kepolisian," kata Jumbo.(*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Polisi Magetan Tangkap Guru SD yang Diduga Lakukan Penculikan Anak Dengan Modus Hijrah
 

Berita Terkini