Ternyata truk fuso terguling,” kata Kapolda.
“Sebenarnya ini salah paham, salah bahasa. Bahasa yang dipersepsikan berbeda. Ini bisa menjadi pemicu kesalahpahaman," ungkapnya.
Kapolda Sumut mengatakan, sejak Kamis malam, beberapa saat setelah peristiwa tersebut, pihaknya sudah berkomunikasi dengan sejumlah pihak.
"Sejak sore kita langsung bicara dengan pangdam, danrem, dandim, dan para kapolres.
Saya pastikan hanya kesalahpahaman. Tadi malam, Kabid Propam sudah saya kirim. Mudah-mudahan ke depan, kita bisa merajut soliditas antara TNI dan Polri. Baju yang kita gunakan ini hanya warnanya saja berbeda karena sesungguhnya kita bertugas untuk NKRI," jelasnya.
Terkait beberapa anggota mengalami luka-luka sehingga harus mendapat perawatan medis, Martuani menjelaskan bahwa dirinya bersama Pangdam akan segera menjenguk.
"Besok kita akan lihat ke sana. Saya sama Pangdam besok ke sana. Mungkin ada instruksi ke depan. Sebenarnya kita sudah instruksikan untuk saling ketemu, saling mengawal, di satuan masing masing. Babinkamtibmas dan babinsa tiap hari ketemu. Mungkin ini tadi karena kesalahpahaman saja," pungkasnya.
Sebelumnya, Danrem 023/KS (Kawal Samudra) Kol Inf Tri Saktiyono bersama Kapolres Taput AKBP Horas Marasi Silaen beserta Dandim 0210/TU Letkol Czi Roni Agus Widodo dan Danyon Letkol Sihombing, mengadakan pertemuan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Pertemuan dimulai sejak pagi hingga pukul 15.30 WIB.
Kolonel Inf Tri Saktiyono menyampaikan pada mediasi kedua belah pihak yakni anggota Batalyon 123 dan anggota Polres Taput telah dipertemukan.
Atas kejadian tersebut, Danrem menyatakan akan memberikan sanksi tegas sesuai kode etik TNI terhadap anggotanya.
Dia mengakui persoalan dipicu atas kesalahpahaman antara Komandan Kompi (Danki) TNI AD Lapo Gambiri dengan personel Polres Taput.
Atas insiden ini korban tercatat hingga 6 orang, termasuk satu warga sipil.
Kata Danrem, kantor Polsek Pahae Julu yang rusak akan diperbaiki bersama.
Sementara pengobatan para korban luka akan ditanggung TNI AD.
(mft/tribun-medan.com)