Baca tanpa iklan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Mantan pemain Badak Lampung FC U-16, Dodi Irawan, tak menyangka bisa ikut Garuda Select.
Ia berada di Eropa selama lima bulan dan bermain sepakbola bersama klub besar seperti Juventus dan Inter Milan.
Seperti apa ceritanya?
Awal datang ke Eropa, Dodi bersama tim Garuda Select mendarat di Inggris.
Mereka dua bulan berlatih di sana. Setelahnya, mereka bertolak ke Italia pada 1 Januari 2020.
• Penghentian Liga 2 Diperpanjang, Balanfans Berharap Tak Ganggu Kondisi Tim Badak Lampung FC
• Soal Corona, Kapten Badak Lampung FC Saepulloh Maulana Ajak Masyarakat Patuhi Anjuran Pemerintah
• Biodata Pemain Akbar Tanjung, Gelandang Petarung Punya Badak Lampung FC
• Libur Pemain Badak Lampung FC Diperpanjang, Pelatih Kirim Video Materi Latihan ke Pemain
Di Italia ini, Garuda Select bermain bersama Juventus, Inter Milan, Torino Komo, dan klub besar lainnya.
Dari latihan bersama klub-klub besar itu, Dodi mengaku mendapat banyak pengalaman serta peningkatan kualitas dalam bermain sepakbola.
"Waktu bermain bersama Juventus dan Inter Milan itu tidak terbayang senangnya. Bisa bermain dengan pemain-pemain hebat, cepat dan bertahannya bagus. Para pemainnya juga cepat mengambil keputusan saat di lapangan. Itu semua pengalaman tak terlupakan," cerita Dodi, Jumat (27/3/2020).
Pertemuan dengan pemain klub besar tersebut diakui Dodi menambah motivasinya untuk tetap semangat berlatih.
Ia mengaku bangga dan bahagia bisa berlatih bersama klub-klub besar dunia tersebut.
"Perasaannya bahagia dan seneng orang Lampung Selatan baru pertama kali berangkat ke Eropa dan ikut itu. Dari zaman ke zaman cuma satu orang," tutur dia.
Selama di Eropa, Dodi sempat merasa kedinginan dan kesulitan adaptasi.
Kaki sempat kram.
Belum lagi, di Eropa, makannya hanya sama roti dan telur, tidak ada nasi.
"Cuma kalo gak makan nanti sakit, jadi dipaksa-paksa untuk makan," cerita dia seraya tertawa mengenang kejadian.
Awalnya tim Garuda Select yang tidak saling kenal satu sama lain juga mengalami kesulitan membangun kekompakan.
Namun seiring berjalan waktu, kekompakan bisa terjalin.
Dodi sendiri bisa mengikuti Garuda Select setelah dirinya bermain di U-16 Badak Lampung.
Karena dinilai cukup bagus, ia pun dipanggil tim seleksi Garuda Select.
Ada tiga orang yang dipanggil saat itu yakni dirinya, Aul, serta Yoga.
Namun setelah seleksi dirinya gak boleh berangkat karena ada pertandingan lawan Persija.
"Saat itu berpikirnya ya udah enggak dipanggil lagi Garuda Select. Eh ternyata setelah pertandingan di Liga, saya mendapat surat resmi dari PSSI untuk berangkat ke Jakarta," beber anak dari pasangan Sumiyem dan Suraji ini.
Dodi sempat ditanya manajemen Badak Lampung FC apakah memiliki pasport.
Saat itu, ia berpikir paling hanya diminta ke Malaysia atau Singapura.
"Ternyata ke Eropa," ujarnya. Dodi sendiri baru kembali ke Lampung pada Minggu, 22 Maret lalu. Ia pulang karena akan mengikuti ujian nasional.
Kakak Dodi, Suryanto mengatakan, dirinya dan keluarga sempat terkejut ketika adiknya masuk Garuda Select dan berangkat ke Eropa.
Sebab, mereka tidak mengetahui jika Dodi lolos seleksi.
"Mungkin ini hasil kerja keras Dodi selama ini. Ia selama ini telah berlatih setiap hari, termasuk saat ada di rumah. Saya dan keluarga sangat bangga atas capaian Dodi," tuturnya.
Ia mendoakan agar cita-cita sang adik menjadi Timnas Indonesia terwujud.
"Dodi ingin sekali menjadi Timnas. Semoga tahun depan dia bisa masuk skuat U-19 Timnas Indonesia," tambah Suryanto.
Ketua PSSI Lampung Edy Syamsu juga mengaku bangga ada pemain asal Lampung yang berhasil ikut Garuda Select dan berlatih di Eropa.
Menurutnya Dodi merupakan aset yang harus dibina menjadi pemain nasional.
Edy juga mengatakan, terpilihnya Dodi Irawan di Garuda Select menunjukkan dia memiliki kemampuan.
"Karena yang menyeleksi ketat dari PSSI," tambahnya.
Menurut Edy hal ini merupakan salah satu regulasi dari Liga 1 dimana harus punya tim U-15 dan U-17 yang ikut kompetisi elit pro yang diadakan PSSI.
"Dodi tersaring dari tim Badak Lampung dan diikutkan Garuda Select yang berlatih di Eropa," katanya. (Tribunlampung.co.id/hardiansyah kusuma)