TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Di tengah pandemi Corona yang belum berakhir, kabar gembira datang dari RSUD Bandar Negara Husada (RSBNH) Kota Baru, Lampung Selatan.
Seluruh pasien positif corona atau Covid-19 yang dirawat di rumah sakit tersebut sudah sembuh 100 persen.
Total ada 48 pasien yang dirawat dan seluruhnya sudah pulang ke rumah masing-masing.
Direktur RSBNH dr Djohan Lius membeberkan, pasien asal Lampung Tengah nomor 109 merupakan pasien terakhir yang dinyatakan sembuh seusai menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit milik pemerintah provinsi ini.
"Kita pertama kali merawat pasien positif Covid pada akhir Maret lalu dan sampai pasien terakhir pulang totalnya kita sudah merawat 48 pasien. Pasien terakhir nomor 109 sudah pulang dua hari lalu," jelas dr Djohan yang ditemui Tribunlampung.co.id di ruang kerjanya di RSBNH Kota Baru, Rabu (17/6/2020).
Data terbaru kasus Covid-19 di Lampung pada Rabu (17/6/2020) menunjukkan, total jumlah pasien positif sebanyak 169 orang dengan rincian 40 pasien masih dirawat dan diisolasi, 117 pasien sembuh, dan 12 meninggal dunia.
Sembuhnya keseluruhan pasien positif Covid yang dirawat di RSBNH diakui dr Djohan Lius tidak semuanya berjalan mulus.
"Ada pasien yang swab awal negatif, lalu swab kedua positif. Itu nggak boleh pulang. Jadi tidak semuanya mulus, ada dinamikanya juga. Nggak semua pasien itu langsung sembuh," paparnya.
Ia mengatakan, paling cepat pasien pulang di hari ke-12. Rata-rata 14 hari masa perawatan.
Pasien boleh pulang saat hasil swab dua kali negatif dan kondisi pasien bagus.
Namun jika dari dua swab ada satu yang positif, masa perawatan dilanjutkan dan pasien tersebut belum boleh pulang.
"Kita lakukan pengambilan swab lagi hari ke 5 dan ke 6 berikutnya. Sampai hasilnya negatif semua baru boleh pulang. Kalau masih ada yang positif,masih dirawat lagi," ujarnya.
Dokter Djohan menerangkan, rumah sakit yang dipimpinnya merupakan RS rujukan pasien Covid sekaligus RS darurat.
Disebut RS darurat karena menjadi tempat perawatan bagi pasien yang tidak memungkinkan karantina mandiri di daerah asalnya.
"Jadi pasien kita dari kabupaten/kota. Ada dari Bandar Lampung, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Perawatan, Pringsewu. Hampir merata," katanya.
Usia pasien Covid yang sempat dirawat beragam. Namun terbanyak usia di atas 40 tahun.
Pasien termuda di RSBNH berusia 10 tahun dan tertua usia 65 tahun.
Dalam melayani pasien Covid, RS yang baru operasional September 2017 ini memiliki 19 ruang isolasi.
Untuk tenaga medis khusus penanganan covid ada 9 dokter umum, 4 dokter spesialis dasar, dan 59 perawat.
"Spesialis penunjang kita juga ada. Untuk laboratorium, radiologi, kita juga ada," ujar lulusan FK Universitas Trisakti ini. Petugas pun memakai APD level 3, lengkap. Setiap pergantian petugas juga harus sesuai prosedur.
Pasien Gratis
Seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit juga gratis.
"Pasien ini juga keluhannya sangat bervariasi. Dari yang tanpa gejala sampai pasien yang kormobit (memiliki penyakit penyerta lain) seperti kencing manis, darah tinggi, penyakit jantung," timpalnya.
Dokter penanggungjawab pelayanan (DPJP) menerapkan pengobatan yang paling sesuai dan tepat untuk kondisi yang berbeda tersebut.
"Harus kita perhatikan juga. Karena jika tidak diperhatikan penyakit penyertanya bisa memperburuk keadaan pasien juga," ujar dr Djohan.
Mengenai rutinitas pasien selain meminum obat-obatan sesuai keluhan.
Tim medis memantau aktivitas fisiknya seperti menganjurkan berjemur di kamar masing-masing tiap pagi hari dengan membuka jendela kamar. Tiap pasien satu kamar.
"Berjemur di dalam kamar. Ada akses sinar matahari. Kita tidak harapkan pasien keluar kamar karena tingkat penularannya cukup tinggi. Untuk kebaikan mereka dan petugas," katanya.
Lalu melakukan aktivitas ringan di dalam kamar.
Tim medis di rumah sakit juga sempat mendapatkan kunjungan dari Tim 4 Satgas Aman Nusa Polda Lampung yangmemberikan pendampingan psikologis bagi tenaga medis maupun pasien.
Seperti Keluarga
Di balik sembuhnya seluruh pasien Covid-19 yang ada di RSBNH, ada perjuangan tim medis yang tak mudah termasuk perawat yang kerap berinteraksi langsung dengan pasien.
Salah satu perawat yang bekerja di RSUD BNH Kota Baru, Eka Hermawan David Kuncoro menceritakan, tak jarang pasien membagikan beban mentalnya menghadapi statusnya sebagai pasien covid.
"Namanya orang sakit pengen cepet sembuh, pengen kumpul lagi sama keluarga, belum dapat stigma negatif dari lingkungan. Kita selalu berusaha menjadi pendengar yang baik," beber David yang juga Kepala Ruang Rawat Isolasi RSBNH.
Memberikan dukungan, support kepada pasien menurutnya sangat diperlukan untuk mendukung mentalnya dan mempercepat proses kesembuhannya.
Bahkan David memposisikan pasien layaknya keluarga sendiri sehingga bisa merawatnya dengan sepenuh hati.
Pihaknya juga menyiapkan nomor khusus untuk menerima keluhan pasien setiap waktu yang dipegang oleh petugas jaga.
"Semacam HP jaga, kalau pasien ada keluhan bisa langsung menghubungi. Nomor yang megang teman medis yang jaga. Bahkan ada juga kontak nomor manajemen bidang pelayanan," paparnya yang sudah satu tahun terakhir bekerja di rumah sakit ini.
Dia juga merasakan kebahagiaan saat pasien yang dirawat berhasil sembuh dari Covid-19 dan bisa kembali ke keluarganya.
Di luar dukungan penuh yang diberikan kepada pasien, ada perjuangan yang tak mudah juga untuk diri sendiri.
David mengaku harus memakai pakaian pengaman hingga tiga sampai empat lapis saat giliran tugas jaga.
"Selain pakai baju yang biasa. Kita pakai juga jas lapisan kedua, baru hazmat, lalu dilapisi apron (celemek dari plastik). Sarung tangan juga sampai tiga lapis. Baru selesai make semuanya saja sudah keringatan," tuturnya.
Saat bertemu pasien, sudah bisa dipastikan dirinya pasti melakukan pemeriksaan fisik dan tak jarang menyentuh pasien.
Diakuinya pasti ada kekhawatiran namun dirinya yakin aman terlebih sudah menggunakan APD standar kemenkes dan WHO.(tribunlampung.co.id/lis)