TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Dalam rangka mempercepat proses transformasi digital ratusan ribu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Bandar Lampung memasuki era tatanan baru, aplikasi serba bisa terkemuka di Indonesia, Grab meluncurkan program #TerusUsaha di kota Tapis Berseri, Selasa (14/7/2020).
Sebagai program yang mendukung inisiatif #BanggaBuatanIndonesia milik pemerintah, #TerusUsaha mencakup berbagai inisiatif akselerasi khusus untuk melatih dan meningkatkan keterampilan UMKM, serta iklan gratis untuk membantu mereka meningkatkan visibilitas secara online sehingga dapat meningkatkan penjualan.
Grab juga meluncurkan microsite www.grabforgood.id yang dirancang khusus bagi UMKM untuk memberikan tips dan juga pengetahuan penting agar mereka dapat mengembangkan bisnisnya.
Masyarakat Lampung terbilang cukup dekat dengan usaha berskala kecil dan sektor informal lainnya.
Terhitung awal 2018, Dinas Koperasi dan UKM (Depkop) Provinsi Lampung mencatat ada 157.922 pelaku UMKM dengan 64% di antaranya merupakan pelaku usaha berskala mikro.
Menjamurnya para gig workers dan para pekerja informal ini membuat sektor ini menyerap banyak tenaga kerja dan juga menjadi salah satu tulang punggung bagi perekonomian Bandar Lampung.
Berdasarkan riset dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics, gig workers di empat layanan Grab secara keseluruhan berkontribusi sebesar Rp471 miliar pada perekonomian Bandar Lampung pada 2019 lalu.
Dua hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan untuk digitalisasi dan peningkatan kapasitas UMKM untuk bisa beradaptasi dan berkembang menjadi penting agar ketangguhan ekonomi di kota Bandar Lampung dapat terjaga di era new normal ini.
Richard Aditya, Head of West Indonesia Grab Indonesia, mengajak bisnis kecil dan tradisional di Bandar Lampung untuk merangkul teknologi agar tidak tertinggal dalam era digital.
“UMKM merupakan tulang punggung perekonomian berbagai kota di Indonesia dan Grab ingin membantu para UMKM ini berkembang lebih maju dengan meningkatkan daya saing mereka di pasaran,” paparnya kepada awak media.
“Selama pandemi ini, kami melihat bahwa UMKM yang belum beralih ke platform digital telah merasakan dampak negatif dari pandemi ini, yaitu jumlah pelanggan mereka berkurang akibat dibatasinya kegiatan masyarakat di luar rumah,” sambungnya.
Richard juga menyampaikan bahwa digitalisasi dan edukasi UMKM menjadi fokus Grab dalam rangka mendorong UMKM untuk kembali bangkit, mengingat kebangkitan UMKM turut berimplikasi pada ketahanan ekonomi kota Bandar Lampung.
“Ini membuat kami fokus pada digitalisasi dan edukasi UMKM agar mereka bisa bangkit, karena saat mereka bertumbuh, ketahanan ekonomi kota akan terjaga. Program #TerusUsaha ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang GrabForGood yang bertujuan memastikan seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati manfaat positif dari teknologi kami yang inklusif.”
Grab juga optimis melalui Program #TerusUsaha yang dijalankan di Bandar Lampung mampu mengembalikan perekonomian masyarakat lokal akibat wabah COVID-19.
“Kami akan terus berupaya agar wirausahawan mikro atau bisnis sekecil apa pun mampu beradaptasi dalam era tatanan baru dan mempertahankan mata pencaharian mereka,” terang Richard.
“Masa depan memang tak bisa diprediksi, tetapi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang mampu menghadapi tantangan dan terus bertahan. Sejalan dengan misi GrabForGood, kami berharap dapat membantu UMKM untuk bangkit bersama dan bersama ubah susah jadi mudah dengan #TerusUsaha,” pungkas Richard.
Dalam kesempatan yang sama, mewakili Pemerintah Provinsi Lampung, Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim mengapresiasi terobosan Grab di masa pandemi sebagai salah satu upaya menjalankan protokol kesehatan, karena melalui program tersebut, penjual dan pembeli dapat terlindungi.
“Pemerintah Provinsi Lampung juga senantiasa mendorong UMKM agar digitalisasi. Selama ini, UMKM memiliki hambatan atau kesulitan dalam memasarkan produknya, keberadaan Grab sangat membantu karena dapat memfasilitasi untuk menyambungkan antara produsen dengan konsumen,” jelas Wagub Nunik sapaan akrabnya.
“Selain ini diperlukan adanya kolaborasi pemerintah dan swasta dalam meningkatkan peran UMKM sebagai penggerak sektor riil dan pilar perekonomian di Indonesia,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics juga merilis studi yang dilakukan di bulan Januari 2020 di kota Bandar Lampung.
Riset ini menemukan bahwa gig economy yang didukung oleh teknologi Grab telah memberi dampak bagi ketahanan ekonomi Bandar Lampung.
Mitra Grab yang disurvei menyatakan bahwa Grab tidak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal (yang merupakan 56,5% dari total tenaga kerja Indonesia), tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil dan menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab.
Pada aspek peningkatan Pendapatan dan Pemasukan, mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios Bandar Lampung yang disurvei melihat peningkatan pendapatan hingga 34% menjadi Rp 56,3 juta per bulan.
Sedangkan rata-rata pendapatan agen GrabKios Bandar Lampung meningkat 27% menjadi Rp9 juta per bulan sejak bergabung.
Sebanyak 57% mitra merchant GrabFood Bandar Lampung juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya.
Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike di Bandar Lampung dengan peningkatan pendapatan hingga 81% menjadi Rp7,1 juta per bulan dan 144% menjadi Rp3,6 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.
Peningkatan ini membuat para mitra bisa menabung dan membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman.
Ada 28% mitra pengemudi GrabBike dan 14% mitra pengemudi GrabCar di Bandar Lampung baru membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab.
Kemudian pada sektor akses perbankan, CSIS dan Tenggara Strategics juga merilis data bahwa kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab telah memungkinkan lebih banyak mitra untuk menabung secara rutin.
Total, ada 72% mitra pengemudi GrabBike dan 79% mitra pengemudi GrabCar sekarang rutin menabung di bank dengan rata-rata tabungan masing-masing Rp745 ribu hingga Rp1,6 juta.
Sebagai tambahan, 58% dari mitra pengemudi GrabBike dan 77% mitra pengemudi GrabCar mengatakan bahwa mereka dapat meminjam uang dengan lebih mudah setelah bergabung dengan Grab, karena penyedia jasa keuangan lebih memercayai mereka.
Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru.
Dan pada sektor teknologi membuka kesempatan Usaha, di Bandar Lampung riset tersebut menjelaskan 13% mitra merchant GrabFood Bandar Lampung terinspirasi untuk memulai bisnisnya karena adanya GrabFood dan 14% mitra merchant menggunakan GrabFood saat pertama kali memulai bisnisnya.
Seiring dengan tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga menyerap tenaga kerja dari komunitas mereka. 23% mitra merchant GrabFood dan 5% agen GrabKios di Bandar Lampung menambah pegawai baru sejak bergabung dengan Grab.
Lionel Priyadi, M.A, Senior Economist, Tenggara Strategics, mengungkapkan bahwa gig workers yang ada di dalam platform Grab membantu meningkatkan nilai kehidupan untuk banyak pihak.
“Riset yang sudah dilakukan di Bandar Lampung memberikan data tentang kontribusi perekonomian yang langsung dirasakan oleh para gig workers di Bandar Lampung. Kami melihat adanya peningkatan 10% dari kualitas hidup para pekerja informal setelah bergabung dengan Grab,” paparnya.
“Masyarakat di sekitar juga tetap merasa terbantu dalam hal-hal lainnya terlebih saat mereka harus di rumah akibat wabah COVID-19. Sistem digital ini juga yang akan menyiapkan para gig workers untuk menyambut era tatanan hidup baru,” sambungnya.
Grab telah meluncurkan Laporan Dampak Sosial 2019/2020 Edisi Kedua yang difokuskan pada dampak COVID-19 terhadap komunitas dan cara Grab meresponsnya.
Di Indonesia sendiri, Grab telah berkomitmen lebih dari Rp260 miliar untuk memerangi penyebaran virus COVID-19 dan menciptakan lebih dari 24 inisiatif baru.
Di Bandar Lampung, Grab telah menghadirkan 3 layanan baru untuk mendukung mitra, masyarakat, dan juga UMKM di tengah pandemi.
Layanan GrabMart dan GrabAssistant hadir untuk memberikan kesempatan pendapatan tambahan bagi mitra pengemudi GrabBike dan GrabCar di tengah pandemi.
Grab juga menghadirkan layanan GrabProtect, armada khusus pertama di Indonesia yang memberikan perlindungan tambahan bagi mitra pengemudi dan pelanggan berupa partisi dari plastik tebal untuk keamanan perjalanan.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Kota Bandar Lampung Ir. Pola Pardede, yang mewakili Drs. H. Herman Hasanusi, M.M, Walikota Bandar Lampung, juga mengapresiasi langkah Grab dalam menunjang perekonomian rakyat Lampung dengan membantu para gig workers dan UMKM lokal.
"Pemerintah kota Bandar Lampung menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas peluncuran program #TerusUsaha di kota Bandar Lampung,”paparnya.
“Kami percaya bahwa UMKM memerlukan bekal cukup untuk memajukan perekonomian Indonesia. Digitalisasi diperlukan untuk memastikan UMKM dapat bersaing secara luas. Saat UMKM berkembang, sektor ini akan memberikan lebih banyak kesempatan dan peluang pekerjaan bagi lebih banyak orang," pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut juga turut bergabung salah seorang pelaku UMKM di Bandar Lampung yang telah merasakan manfaat digitalisasi dia bernama Ketut Anggar Sae Prima (24 tahun).
Pada masa pandemi, Anggar membuka usaha kedai kopi Bun.Kopi karena melihat kopi sudah menjadi gaya hidup dan tren yang semakin meningkat.
Anggar merasakan tantangan di bisnis ini adalah kompetitor sejenis yang semakin menjamur.
“Agar semakin dikenal masyarakat Lampung khususnya, saya langsung mendaftarkan usaha ke GrabFood,” kata Anggar.
Bisnis kopi kekinian yang dijalankannya tersebut langsung mengadopsi sistem digital untuk menjangkau lebih banyak pembeli tanpa harus datang.
“Saya juga aktif mengikuti program yang diadakan Grab untuk mitra merchant dan terbukti, penjualan saya meningkat bahkan pernah menyentuh belasan juta per harinya,” jelas Anggar.
Saat ini sekitar 70% pembeli Bun.Kopi memesan minuman secara online. Bun.Kopi juga fokus untuk melakukan pengembangan dari hanya kedai kopi sekarang merambah ke makanan ringan sebagai pelengkap.
“Teknologi benar-benar membantu bisnis kecil untuk tumbuh dan saya berharap agar semakin banyak UMKM yang memanfaatkan teknologi agar tidak tertinggal,” pungkasnya.
Rangkaian Program #TerusUsaha di Bandar Lampung mengusung transformasi digital UMKM agar lebih berkembang melalui berbagi sektor yaitu meningkatkan visibilitas dan permintaan melalui dukungan usaha lokal; Memberikan pelatihan keterampilan dan pertumbuhan bagi Bisnis Kecil melalui microsite khusus dan Grab Akselarator UMKM; serta Menciptakan kesempatan pendapatan baru bagi mereka yang membutuhkan melalui aplikasi GrabMerchant dan Agen Individu GrabKios.
Grab, pemerintah Lampung dan Bandar Lampung mengajak seluruh UMKM local untuk ikut serta dan mulai bertransformasi.(Tribunlampung.co.id/Ahmad Robi)