TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud RI) Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A., secara resmi menutup Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) tahun 2020 pada, Sabtu (31/10/2020) siang. Acara penutupan diselenggarakan secara daring oleh Universitas Lampung selaku tuan rumah KRTI tahun 2020.
Saat menyampaikan sambutan Nadiem menuturkan, Indonesia patut berbangga bahwa perguruan tinggi turut andil dalam meneliti, mengkaji, dan mengembangkan riset sistem nirawak (unmanned system) sejak 10 tahun lalu.
Pada awalnya, tidak pernah terpikirkan jika pesawat tanpa awak seperti Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan Unmanned Aircraft System (UAS) dapat diciptakan dan dikembangkan di Indonesia. Berdasarkan berbagai riset dan kerja sama seluruh pihak, baru dipahami bahwa Indonesia mampu menguasai teknologi tersebut dan menjadi terobosan bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Nadiem juga menambahkan, penyelenggaraan KRTI sejalan dengan konsep Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para mahasiswa dan dosen untuk berinovasi menciptakan teknologi yang berdampak baik bagi kemaslahatan masyarakat.
Untuk itu ia berharap, perlombaan ini menjadi wadah bagi para mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi se-Indonesia untuk melakukan eksplorasi teknologi nirawak yang berdaya guna bagi kehidupan.
Sementara Plt. Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbud RI Asep Kusmayadi, S.IP., M.Si., menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh peserta KRTI 2020 yang telah menunjukkan kreativitasnya selama berlomba.
Asep menuturkan, terlepas dari siapa yang menjadi pemenang dan yang terbaik, poin terpenting yang bisa dipetik selama penyelenggaraan KRTI di masa pandemi adalah bagaimana bisa menciptakan ruang-ruang bagi mahasiswa berkreativitas dan berkompetisi dengan sehat.
KRTI 2020 yang diikuti 122 tim dari 45 perguruan tinggi dilaksanakan dengan penuh perjuangan. Meizano Ardhi Muhammad, M.T., selaku Ketua Panitia KRTI 2020 melaporkan, banyak rintangan yang dihadapi selama berlangsungnya perlombaan.
Mulai dari kegagalan sistem, gagal terbang, gagal take-off, crash landing, gangguan cuaca, wahana rusak, bahkan izin penggunaan lapangan, juga kendala jaringan. Namun demikian, perlombaan yang digelar selama enam hari tersebut berjalan lancar, penuh semangat, dan sesuai jadwal.
Apresiasi juga diberikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Yulianto, M.S., kepada juri, seluruh panitia, dan peserta perlombaan.
Dirinya yang hadir mewakili Rektor Unila juga mengucapkan terima kasih kepada Puspresnas karena telah mempercayakan Unila sebagai Tuan Rumah KRTI tahun ini. Segala kendala dan rintangan yang dihadapi diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Puspresnas Nomor 2428/J3/TU/2020 tentang Penetapan Pemenang Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) tahun 2020, terdapat 18 pemenang pada divisi Racing Plane, 9 pemenang pada divisi Fixed Wing, 6 pemenang pada divisi VTOL, 17 pemenang pada divisi TD, dan juara umum.
Adapun para pemenang dari empat divisi yang diperlombakan yakni, juara pada divisi Racing Plane (RP) diraih oleh Javistha Asvatara (ITB) sebagai juara 1, juara 2 diraih Jatayujet_10 (ITS), juara 3 Jayesh URO C-19 (Unila), harapan 1 Aerokreasi RP (Universitas Brawijaya), dan penghargaan untuk Strategi Terbaik diberikan kepada Beladau Serindit dari Universitas Riau. 13 tim juga mendapatkan predikat Finisher pada divisi RP.
Pada divisi Fixed Wing (FW), juara 1 diraih Kuntara Raja Niti URO-002 (Unila), juara 2 Aksantavirya (ITB), juara 3 Aerostar-99 (Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma), dan harapan 1 diberikan kepada Unggeh Tabang AFRG 016 Universitas Andalas. Sebanyak 5 tim mendapatkan predikat Mission Accomplishment pada divisi FW.
Kemudian pada divisi Vertical Take Off and Landing (VTOL), Soeromiber dari ITS menempati posisi 1 dan mendapatkan predikat Desain terbaik. Diikuti Anagata (UNS) sebagai juara 2, dan juara 3 yaitu King Phoenix dari Universitas Ahmad Dahlan. Emiro 7 dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya meraih pula dua posisi pada divisi ini, yaitu harapan 1 dan tim dengan Strategi Terbaik.