TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Narkoba terus mengintai generasi muda termasuk di Lampung.
Bagaimana kondisi kasus penyalahgunaan narkoba ini dan seperti apa cara mengatasinya?
Berikut petikan wawancara Tribunlampung.co.id dengan Ketua DPW Generasi Peduli Anti Narkoba (GPAN) Lampung Ratri Mizni Melurinda, Rabu (2/12/2020).
Peredaran dan penggunaan narkoba masih marak di Lampung. Bagaimana Anda menanggapi kondisi ini?
Saya selaku pegiat antinarkoba rasanya miris melihat seperti ini apalagi sasaran peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba adalah generasi muda.
Padahal mereka seharusnya menjadi penerus bangsa nantinya.
Itulah tugas dan menjadi komitmen bersama untuk memberantas dan mengatasinya.
Tidak hanya mengandalkan stakeholder terkait semata.
GPAN Lampung sendiri apakah memiliki data soal peredaran dan penggunaan narkoba?
Secara khusus GPAN tidak memiliki data sendiri, namun kami pegiat antinarkoba menjadi bagian perpanjangan tangan BNNP sehingga termasuk acuan datanya mengacu dari sana.
Untuk penggunaan narkoba di 2020 terjadi penurunan khususnya di Lampung.
Pada tahun 2017 nomor 8 se-Indonesia, sekarang di rangking 12.
Survei BNN dan UI 2017 ada 116.845 orang pengguna narkoba di Lampung, kemudian 2020 menjadi 31.811 orang.
Peredarannya kebanyakan adalah sabu-sabu dan ganja.
Terkait angka prevalensi pengguna narkoba Lampung yang berada di urutan ke-12 secara nasional dan ke-8 se-Sumatra, tanggapan Anda?
Saya pikir yang paling berperan besar adalah BNNP sendiri dalam mengoptimalkan angka penurunan penggunaan narkoba.
Dibantu pihak-pihak lainnya dalam mencegah, juga memberantas penyalahgunaan narkoba.
Dibantu berbagai pihak termasuk kami serta masyarakat dalam memberantas dan mencegah penyalahgunaan narkoba.
Menurut Anda, peredaran dan penggunaan narkoba sudah menyasar kalangan mana saja di Lampung?
Kebanyakan menyasar usia produktif 15-59 tahun. Utamanya generasi muda 15-35 tahun.
Kenapa menyasar remaja?
Karena merupakan usia labil tengah mencari jati diri dan mudah dipengaruhi.
Suka mencoba hal baru atau menunjukkan lebih hebat dari temannya termasuk dengan menyalahgunakan narkoba.
Faktor apa yang berpengaruh terhadap peredaran narkoba di kalangan generasi muda ini?
Salah satu penyebabnya dilatarbelakangi keluarga yang tidak harmonis, lalu ada keinginan untuk coba-coba karena pengaruh pergaulan yang salah, hingga faktor ekonomi
Bagaimana modus peredaran narkoba yang menyasar generasi muda ini?
Awalnya diberikan untuk dicoba secara gratis oleh mafia narkoba.
Setelahnya karena kebutuhan namun tidak bisa membelinya akibat kondisi ekonomi akhirnya turut menjadi pengedar juga.
Apa solusi untuk memutus rantai peredaran dan penggunaan narkoba yang menyasar generasi muda?
Harus pilih pergaulan, jangan takut ditinggalkan teman dalam pergaulan yang salah.
Cari tahu apa itu narkoba, bisa diedukasi juga oleh orangtuanya hingga pihak sekolah.
Perlu keterlibatan pihak mana saja untuk menjalankan solusi itu?
Selain peran keluarga dan juga pihak sekolah, tentunya juga stakeholder terkait seperti BNNP dan juga perpanjangan tangannya termasuk masyarakat.
Evaluasi Anda, bagaimana keterlibatan pihak-pihak tersebut sejauh ini? Apakah sudah efektif atau perlu upaya yang lebih masif lagi?
Sejauh ini sudah cukup baik terlihat dari penurunan angka pengguna narkoba di Lampung dari tahun ke tahun.
Bagaimana juga hubungan sinergi GPAN Lampung dengan pihak lain, terutama pemerintah daerah dan aparat penegak hukum dalam upaya tersebut?
Seperti yang saya jelaskan di awal, tentunya bersinergi dengan BNNP juga berbagai pihak lainnya karena dalam mengentaskan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba adalah tugas bersama tidak bisa dilakukan hanya satu pihak saja.
Apa saja program GPAN Lampung yang berjalan setahun terakhir?
Sebelum pandemi kami sudah melantik pengurus 12 kabupaten/kota, yang belum tinggal Way Kanan, Pesisir Barat dan Lampung Barat.
Pengurusnya juga sudah sampai tingkat kecamatan, jumlahnya sudah mencapai 500 orang.
Selain itu mengadakan butek di dalam GPAN Lampung, menyelenggarakan seminar yang dihadiri 500 siswa mengundang Ketua GPAN Pusat, dan lainnya.
Proyeksi program pada 2021?
Kami berencana tidak hanya masuk ke sektor formal saja, namun juga informal dan nonformal dalam memberikan edukasi terkait pencegahan narkoba.
(tribunlampung.co.id/sulis setia m)