Berita Terkini Nasional

Pengantin Baru Terdengar Merintih di Kamar, Ayah Kagaet Lihat Anaknya Bersimbah Darah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI garis polisi TKP Pembunuhan.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -- Pasangan pengantin baru di Bireuen, Aceh tewas mengenaskan dengan luka senjata tajam di bagian lehernya.

Pasangan pengantin baru bernama Kartini (34) dan Abdul Karim (34) tewas dua minggu setelah menikah.

Suami istri tersebut ditemukan meninggal dunia di dalam kamar.

Penyebab pasangan pengantin baru tewas di dalam kamar diduga karena dibunuh menggunakan senjata tajam.

Peristiwa pembunuhan pasangan pengantin baru di Aceh tersebut diketahui pertama kali oleh ayah korban, Hasan (66).

Betapa kagetnya seorang mertua asal Desa Cot Jabet, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh saat melihat kamar anaknya.

Pada Kamis (3/6/2021) pukul 05.00 WIB, mertua bernama Hasan (66) mendengar ada suara seperti mengigau dan rintihan di kamar menantunya.

Baca juga: Kata-kata Terakhir Wanita Korban Mutilasi di Banjarmasin: Tolong, Sakit Sayang

Ilustrasi jenazah. (tribunlampung.co.id / dodi kurniawan)

Saat itu, M Hasan mengira rintihan itu biasa saja, karena diketahui Kartini (34) dan Abdul Karim (34) termasuk pengantin baru.

Abdul Karim, asal Meureudu, Pidie Jaya dan Kartini menikah sekira 2 minggu yang lalu.

Akan tetapi, entah kenapa rintihan itu semakin lama semakin mengecil.

Penasaran, Hasan kemudian mendekati kamar putrinya yang ada di sebelah selatan rumah mereka.

Sambil mengetuk pintu, Hasan menanyakan ada apa dan meminta anaknya untuk membuka kamar.

Akan tetapi, pasangan pengantin baru itu tak kunjung membalas suara Hasan.

Makin penasaran, Hasan pun keluar rumah dan mendobrak jendela samping, dengan senter di tangan.

Betapa terkejutnya Hasan ia melihat  banyak darah di leher anaknya, Kartini dan suaminya, Abdul Karim.

Keduanya ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di atas ranjang kamar mereka.

Tak hanya itu, leher pasangan pengantin baru itu terlihat seperti habis digorok senjata tajam.

“Saat itu saya mendengar suara seperti orang mengigau, saya ke pintu dan meminta pintu dibuka, pintu tidak dibuka, saya keluar dan merusak jendela. 

Ketika saya lihat saat saat menyenter, banyak darah di leher anak saya dan suami anak saya,” ujarnya.

Melihat pemandangan itu, Hasan pun teriak histeris meminta tolong pada tetangga dan keluarga lainnya.

M Hasan panik dan sejumlah warga berdatangan membuka kamar si pengantin baru.

Setelah kamar dibuka, pasangan pengantin baru itu diduga sudah meninggal dunia karena kehabisan darah.

“Saya tidak berani melihat lagi setelah melihat banyak darah berceceran di kamar mereka,” ujar seorang keluarga Kartini.

Informasi musibah tersebut disampaikan kepada kepala desa dan meneruskan ke Polsek Gandapura.

“Saya mendapat informasi dari keluarga korban dan segera menghubungi Polsek Gandapura,” ujar Maulidar,  Keuchik Desa Cot Jabet, Gandapura Bireuen.

Tim medis dari Puskesmas Gandapura bersama PMI Ranting Gandapura membawa jenazah pengantin baru yang meninggal dunia dengan luka gorokan itu ke RSUD dr Fauziah Bireuen.

Berdasarkan amatan tim Serambinews dari kamar mayat, Kartini dan Abdul Karim sama-sama mengalami luka di leher.

Direktur RSUD dr Fauziah Bireuen, dr Amir Addani M Kes mengatakan, kedua korban dibawa dari Gandapura dan akan di visum oleh dokter forensik.

Kedua mayat dibalut plastik di kamar mayat rumah sakit tersebut, tim dari Polsek Gandapura, Polres Bireuen sudah turun ke rumah korban dan sudah memasang police line di rumah tersebut. 

Kapolres Bireuen, AKBP Taufik Hidayat SH SIK dan anggotanya serta Kapolsek Gandapura, Ipda Safrizal Ariga SH bersama anggotanya sudah turun ke rumah korban.

Kapolres Bireuen AKBP Taufik Hidayat SH SIK MSi melalui Kasat Reskrim AKP Fadila Aditya Pratama SIK, mengatakan tim sedang melakukan penyelidikan di lokasi kejadian.

"Kami sedang menyelidiki, memintai keterangan dari sejumlah saksi," ujarnya.

Diduga korban pembunuhan

Diduga, pengantin baru itu korban pembunuhan.

Menurut pengakuan Hasan, putrinya yang baru dua minggu pesta kawin di rumahnya atau dalam bahasa Aceh disebut preh linto baro, akur-akur saja dengan suaminya. 

Oleh karena itu, Hasan sama sekali belum bisa menduga-duga motif atau penyebab anaknya dan menantunya meninggal tragis diduga akibat pembunuhan.

Warga setempat memadati rumah duka almarhum pasangan suami istri yang tewas di kamar (SerambiNews/ Yusmandin Idris)
M Hasan didampingi keluarga lainnya mengaku proses perkawinan mereka mulai dari peminangan hingga pesta perkawinan sesuai adat masyarakat Aceh lancar-lancar saja.

Bahkan saat pesta itu M Hasan memotong satu lembu.

Sedangkan mengantar pengantin atau intat dara baro ke Meureudu tepatnya ke Desa  Meuraksa belum dilaksanakan.

Rencananya pesta di rumah Abdul Karim atau dalam Bahasa Aceh disebut Tueng Dara Baro ini akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Namun sebelum acara resepsi pernikahan di Meureudu, keduanya sudah meninggal dunia dalam kamar rumah orang tuanya dengan luka gorok di leher.

SerambiNews

 

Baca berita pengantin baru tewas lainnya

Berita Terkini