TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Hasil karya para narapidana di Lampung ditampilkan dalam pameran yang diselenggarakan Kanwil Kemenkumham Lampung di Lampung Walk, Kamis (4/11/2021).
Selama pameran berlangsung, pengunjung dapat menyaksikan dan membeli langsung produk yang dihasilkan para napi berupa hasil pertanian, peternakan, hingga kerajinan tangan.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Lampung Farid Junaidi mengatakan, ada 19 stan pameran yang berasal dari rutan dan lapas yang ada di Lampung.
Farid mengatakan, produk yang ditampilkan tersebut merupakan hasil karya narapidana.
Baca juga: Sabu 97,6 Kg Dikendalikan Napi Lapas Sidoarjo Jawa Timur
Saat ini pihaknya tengah mencoba untuk membuat produk yang bakal menjadi ciri khas Lampung.
"Membuat ciri khas Lampung dengan mencoba ternak madu. Kami harap semua lapas dan rutan punya ternak madu," kata Farid.
Farid menyatakan, sebagian hasil penjualan akan dialokasikan ke kas negara.
Sebagian lagi dikembalikan untuk modal usaha dan sisanya akan diberikan untuk warga binaan.
"Juga untuk warga binaan yang ikut produksi produk pameran ini, ditabung kemudian uang itu bisa digunakan saat mereka bebas," tutur Farid.
Baca juga: Kebakaran Tewaskan 49 Napi, Sipir Lapas Tangerang Jadi Tersangka
Ada beberapa produk unggulan dari tiap lapas.
Ia mencontohkan produk unggulan dari Lapas Kotabumi berupa produk garmen atau pakaian jadi.
Menurutnya, para napi di lapas ini dilatih untuk membuat kaus.
"Sudah ada pesanan dari masyarakat sekitar, dan juga dari petugas lapas," ujarnya.
Selain itu, Lapas Rajabasa dikenal dengan Raja Bakery.
Bahkan, pembuat roti di Raja Bakery merupakan napi teroris yang sudah ikrar setia pada NKRI.
"Kita harap produk Raja Bakery ini bisa dipasarkan ke luar dan setiap kegiatan lapas nantinya menggunakan produk ini," kata Farid lagi.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga diresmikan Klinik Pancasila di setiap lapas.
Menurut Farid, Klinik Pancasila diharapkan menjadi sebagai wahana untuk mengenalkan kehidupan Pancasila di dalam lapas dan lingkungan masyarakat.
"Kita ingin menyampaikan kepada narapidana tentang nilai nilai gotong royong, nilai toleransi, kerja sama dan Ketuhanan Yang Maha Esa," imbuhnya.
Sementara itu, Plt Kanwil Kemenkumham Lampung Iwan Santoso menambahkan, tidak semua warga binaan diberikan treatment pelajaran di Klinik Pancasila.
Namun, minimal 25 persen warga binaan di tiap lapas dapat mengikuti treatment di Klinik Pancasila.
"Minimal 25 persen mereka ikut treatment dan bisa menularkan ke warga binaan lainnya," ujar Iwan.
Menurut Iwan, treatment tersebut diberikan dengan harapan setiap warga binaan bisa mengamalkan amalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Ini sesuatu yang baru di Lampung, dan ini sebenarnya secara formal baru diresmikan di masing-masing lapas yang ada di Lampung," sambungnya.
( Tribunlampung.co.id / Muhammad Joviter )