Bandar Lampung

FKIP Unila Sukses Gelar Semnas Transfomasi Pendidikan Atasi Learning Loss

Penulis: Bayu Saputra
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dekan FKIP Unila Prof Patuan Raja.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila) sukses menggelar seminar nasional (semnas).

Dekan FKIP Unila Prof Patuan Raja, Selasa (8/2/2022) mengatakan bahwa seminar dengan tema tranformasi pendidikan itu sangat penting untuk mengatasi learning loss selama pandemi Covid-19.

Dengan tema yang diusung tersebut merupakan wujud bakti FKIP Unila sebagai salah satu LPTK yang bertanggung jawab dalam memajukan pendidikan nasional.

Diantaranya melalui rangkaian kegiatan desiminasi karya tridharma tersebut yang harus diaplikasikan.

"Semnas ni juga yang telah kita gelar Sabtu kemarin di Ballroom Bukit Randu dalam rangka peringatan dies natalies ke-54 FKIP Unila," kata Patuan Raja.

Kemarin juga secara offline terbatas Wakil Rektor bidang akademik Unila Prof Heryandi membuka semnas tersebut tentunya dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat. 

Adapun narasumber yang mengisi semnas tersebut diantaranya Prof Syarifuddin Dahlan, Prof Bambang Budi Wiyono dan Prof Waras Kamdi.

Dengan peserta semnas diantaranya ada dari internal Unila dan juga pihak umum.

Pemakalah total ada sebanyak 107 pemakalah, dengan rincian 50 pemakalah dari Unila dan 8 non pemakalah.

Pemakalah diluar Unila itu diantaranya pemakalah 34 dan non pemakalah 15. 

Pemakalah paling banyak dari Unila sebanyak 59,52 persen, Jawa 30,96 persen, Sumatera 7,14 persen, Sulawesi 1,19 persen dan Papua 1,19 persen.

Kegiatan presentasi karya ini dilakukan secara online dalam 8 virtual room sesuai dengan spesifikasi kajian bidang ilmu.

"Seperti yang dipaparkan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Prof Heryandi bahwa melalui kegiatan semnas ini diharapkan muncul pengetahuan saintifik," kata Patuan.

Serta mengenai langkah-langkah teknis dalam mengatasi learning loss pemanfaatan teknologi dari setiap daerah.

Dengan kesenjangan sarana prasarana untuk optimalisasi komunikasi.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

Berita Terkini