Berita Lampung

Modus Arisan Online, Wanita di Bandar Lampung Diduga Tipu 60 Korban Hingga Miliaran Rupiah 

Penulis: Bayu Saputra
Editor: soni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhammad Randy Pratama, pengacara puluhan korban arisan dan deposito online saat diwawancarai Tribun Lampung di kantornya di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Kota Bandar Lampung, Rabu (26/10/2022).  

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Seorang perempuan diduga menipu 60 korban dengan modus arisan dan deposito online sepanjang Oktober 2022.

Perempuan itu berinisial E, warga Kota Bandar Lampung. E merupakan admin dari arisan dan deposito online.

E melancarkan aksinya melalui grup WhatsApp.

E diduga menipu para korban hingga miliaran rupiah.

Salah satu korban, Nurul Permata Sari, warga Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, mengatakan, dia tahu arisan dan deposito online tersebut sejak tahun 2020.

Nurul menjelaskan, selama ini E selalu tepat waktu mencairkan kelipatan dana arisan dan deposito online.

Nurul mengungkapkan, setoran arisan dari korban bervariatif.

"Kalau saya, mulai dari Rp 10 juta, dapatnya Rp 15 juta dan seterusnya. Keuntungan yang didapat sekitar Rp 5 juta," kata Nurul saat dihubungi Tribun Lampung di Bandar Lampung, Rabu (25/10/2022).

Baca juga: Viral Seorang Wanita Diserang Anggotanya Akibat Arisan Online

Baca juga: Bidan yang Diduga Menilap Uang Arisan Online Menyerahkan Diri

"Saya ambil tiga slot dengan menyetor Rp 30 juta dan dapat Rp 45 juta," sambung Nurul.

Namun, ungkap Nurul, pada Oktober ini, pencairan kelipatan dana arisan dan deposito macet.

"Kalau dihitung-hitung uang saya belum dibayar oleh admin, baik untuk arisan dan deposito hingga Rp 330 juta," kata Nurul.

"Saya tidak tahu dia di mana dan dihubungi belum merespons," kata Nurul.

Nurul berharap uang miliknya kembali.

Ata, warga Tangerang, Banten, korban arisan dan deposito online lainnya, mengaku punya kerugian mencapai Rp 600 juta.

Ata mengaku kenal E sejak 2017.

Pada awalnya, jelas Ata, pembayaran kelipatan dana arisan dan deposito online selalu lancar.

Ata memulai arisan dengan menyetor Rp 3 juta untuk mendapatkan Rp 5 juta.

"Berjalan waktu dari 2017 tidak ada masalah, semua pembayaran lancar," kata Ata.

Ata mengungkapkan, setelah mengikuti arisan, ia kemudian dibujuk untuk ikut deposito online.

Ata mengutarakan, awalnya menyetor deposito untuk dua tahun sebanyak Rp 30 juta.

Dari setoran Rp 30 juta tersebut, Ata dijanjikan memperoleh Rp 120 juta. 

"Awalnya arisan dan deposito ini tidak ada masalah, tetapi sejak 15 Oktober 2022 macet pembayarannya dan dia tidak bisa dihubungi," kata Ata.

Pengacara korban, Muhammad Randy Pratama, mengatakan total ada 60 korban penipuan dari arisan dan deposito online.

Randy menjelaskan, 30 korban dari Bandar Lampung dan 30 orang sisanya luar Lampung. 

Randy mengungkapkan, seluruh korban mengalami kerugian mencapai Rp 10 miliar.

"Kami mengimbau kepada saudara E untuk menyelesaikan janji-janjinya agar persoalan ini tidak panjang," kata Randy.

Randy mengatakan, korban sebenarnya ada ratusan orang tetapi baru 60 korban mengadukan penipuan tersebut.

Randy mengatakan, para korban mengadukan penipuan sejak satu bulan terakhir.

"Awalnya para korban masuk grup WhatsApp arisan kelipatan dan kemudian terduga penipu atas nama E ini membujuk untuk mengikuti deposito," kata Randy.

Randy mengatakan, para korban menyetor dana arisan kelipatan dan deposito dari Rp 5 juta hingga puluhan juta untuk mendapatkan kelipatannya.

Randy menjelaskan, para korban sudah datang ke rumah E di Bandar Lampung tetapi E tidak ada.

"Para korban hanya tahu E dari chat WhatsApp dan hanya  modal kepercayaan saja," kata Randy.

"Terduga penipuan sudah dicari korban hingga ke rumahnya,” kata Randy.

“Kami berniat melaporkan kepada pihak kepolisian jika tidak ada itikad baik," sambung Randy. ( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra )

Berita Terkini