Berita Lampung

Gegara Truk Mogok Jalinbar Pesawaran Macet 3 Jam, Antrian Mengular hingga 4 KM

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kemacetan yang terjadi di Jalinbar Pesawaran, Sabtu (29/10/2022) malam. Gegara truk mogok akibatkan kemacetan di Jalinbar Pesawaran hingga tiga jam dan antrian mengular sampai 4 KM.

Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Truk mogok di ruas Jalan Lintas Barat (Jalinbar) Bernung, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran Lampung akibatkan antrian mengular hingga 4 KM.

Gangguan arus lalu lintas di ruas Jalinbar, Pesawaran ini karena faktor jalan yang sempit hanya lebar sekitar 5 meter. Sementara volume kendaraan di ruas jalan negara itu padat.

Keberadaan truk mogok di Jalinbar Pesawaran, Sabtu (29/10/2022) pukul 17.00 WIB semakin mempersempit badan jalan sehingga akibatkan arus lalu lintas tersendat.

Sebab, separuh truk mogok ini memakan badan jalan.  

Hendri salah seorang warga di lokasi truk mogok itu mengungkapkan, kendaraan angkutan itu mogok karena kehabisan solar.

Sehingga dalam keadaan yang masih melaju, truk terpaksa berhenti.

Baca juga: 68 KK di Pesawaran Terisolasi Akibat Banjir, Masih Tinggal di Tenda Pengungsian

Baca juga: Banjir di Padang Cermin Pesawaran Berangsur Surut, Warga Mulai Kembali ke Rumah

Ketika solar pada truk diisi, terdapat masalah lain yang terjadi.

Masalah tersebut adalah aki pada truk tersebut mengalami tekor.

"Waktu solar sudah diisi, waktu dijalankan mobil malah tidak mau jalan, waktu dicek ternyata akinya tekor" kata Hendri.

Wawan salah seorang pengendara motor yang melintasi kemacetan mengatakan, bahwa antrian kendaraan akibat truk itu mencapai hingga sekitar 4 KM.

Menurutnya dari arah Pringsewu antrian kemacetan dari Bernung sampai Pasar Wiyono, Gedongtataan.

Kendaraan yang terjebak macet tersebut didominasi oleh kendaraan roda empat dan kendaraan berat.

"Untung saya naik motor jadi bisa nyelip-nyelip"ucapnya.

Ironisnya, kemacetan itu teratasi hingga sekitar pukul 20.00 WIB setelah Satuan Lalu Lintas Polres Pesawaran turun tangan.

Sehingga kemacetan yang menimbulkan antrian panjang di Jalinbar Pesawaran itu berlangsung sekitar 3 jam.

Kasat Lantas Polres Pesawaran AKP Martoyo mengungkapkan, kemacetan di Jalinbar itu teratasi setelah truk yang mengalami mogok itu kembali normal.

"Aktivitas masyarakat pada malam minggu seperti ini cukup ramai, sehingga volume jalan meningkat juga menambah kemacetan" ujarnya.

Martoyo menuturkan, truk mogok itu terjadi pada saat lalu lintas di rua Jalinbar padat. Menurut dia, jam padat lalu lintas di Jalinbar Pesawaran itu selain pagi hari juga sore hari.

Dia mengakui apa bila ada kendaraan mogok di Jalinbar sering terjadi antrian panjang. Tidak hanya itu, kendaraan besar yang jalan lambat pun juga menimbulkan antrian.

Kendaraan kecil di belakangnya sulit mendahului  karena dari arah berlawanan arus kendaraan juga padat. Sementara lebar Jalinbar hanya 5 meter.

Baca juga: Polres Pesawaran Menerjunkan Tim Kesehatan ke Tempat Pengungsian Korban Banjir

Baca juga: Waspadai 9 Tititk Rawan Macet Jalinbar Pringsewu, Sehari 15.122 Kendaraan Melintas

Sejumlah spot di ruas Jalinbar mempunyai lebar 7 meter, setelah ditambah bahu jalan yang dicor.

Rekayasa Lalu Lintas

Kasat Lantas Polres Pesawaran AKP Martoyo mengatakan untuk mengatasi kemacetan di Jalinbar, pihaknya telah mengupayakan rekayasa lalu lintas.

Menurutnya, rekayasa lalu lintas itu dilakukan setiap hari di kala jam sibuk kendaraan, pagi dan sore hari.

Rekayasa lalu lintas, dikatakan Martoyo, dengan melarang melintas kendaraan kapasitas besar pada jam-jam sibuk.

Mengingat kendaraan kapasitas besar itu akan memperlambat laju kendaraan di Jalinbar sehingga menimbulkan antrian yang mengular.

Martoyo mengungkapkan, titik kemacetan yang rutin terjadi di Jalinbar ada simpang Tugu Coklat dan simpang Tugu Pengantin.

Bupati Dendi Upayakan Solusi Kemacetan di Jalinbar

Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona mengungkapkan bahwa Jalinbar akses penghubung Kota Bandar Lampung hingga ke Bengkulu. 

Kabupaten Pesawaran termasuk daerah yang dilalui Jalinbar.

Sedangkan Jalinbar di Pesawaran sepanjang 17 KM.

Sepanjang Jalinbar di Pesawaran ini, menurut Dendi, jadi titik krusial terjadinya kemacetan. Yakni mulai dari perbatasan Bandar Lampung-Pesawaran, hingga perbatasan Pesawaran-Pringsewu.

"Memang tidak panjang jalan nasional di Kabupaten Pesawaran, yang jaraknya hanya 17 kilometer. Namun di titik tersebutlah permasalahan yang terjadi" ucap Dendi.

Ditambahkan Dendi, permasalahan Jalinbar di Pesawaran itu dikarenakan arus volume kendaraan, rekayasa lalulintas, dan existing yang ada.

Sampai saat ini sudah tidak mampu menampung arus kendaraan yang padat.

"Terutama pada puncak-puncak (sibuk kendaraan) pada pagi dan sore hari" katanya.

Banyaknya permasalahan yang terjadi di Jalinbar, dirinya berupaya solusi.

Dendi mengungkap dua solusi yang direncanakan mengatasi permasalahan macet di Jalinbar Pesawaran.

Solusi itu ada yang berupa jangan panjang, menengah dan solusi jangka pendek.

Solusi jangka pendek, Dendi katakan, adalah dengan melakukan rekayasa lalulintas, dan melakukan pelebaran dan pengerasan bahu jalan.

Dalam pengerasan bahu jalan tersebut, menurut Dendi, untuk memperlebar badan jalan. Sehingga dapat membuat kelancaran kendaraan yang melintas.

Ia mengatakan, dengan pengerasan bahu jalan itu, Jalinbar lebarnya bertambah jadi 7 meter.

"Bisa ditambah lagi 2 meter untuk bahu jalan" ucapnya.

Penambahan lebar dengan pengerasan bahu jalan itu tidak perlu melakukan pembebasan lahan. Sebab ruang kosong yang ada di Jalinbar tersebut masih milik pemerintah.

Tapi, ketika ingin membangun jalur alternatif akan dilakukan pembebasan lahan.

Pemerintah Kabupaten Pesawaran sudah merencanakan jalur short cut. Tapi itu memerlukan pembebasan lahan untuk pembangunan jalan.

Selain itu, perlu adanya kerjasama dengan provinsi dan juga BUMN.

"Karena disitu terdapat aset BUMN perkebunan" ucapnya.

Ia mengharapkan dukungan masyarakat Pesawaran dalam pembangunan dari pemerintah.

Contoh kecilnya adalah dengan mematuhi peraturan rambu-rambu lalu lintas.

Terpenting bagi pengguna jalan, dalam mengatasi kemacetan memerlukan toleransi antar pengendara yang melintas.

(Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Berita Terkini