Tribunlampung.co.id, Jakarta - Densus 88 Antiteror Polri menangkap enam terduga teroris di wilayah Lampung pada Rabu (12/4/2023) kemarin.
Jubir Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menuturkan dari enam terduga teroris, dua diantaranya meninggal dunia.
"Total yang ditangkap ada 6 orang, 2 meninggal dunia," kata Aswin dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (13/4/2023).
Aswin menyebut kedua pelaku tersebut meninggal dunia ditembak lantaran sempat melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.
Meski demikian, Aswin belum mau merincikan lebih lanjut ihwal jabatan dan insial mereka-mereka yang telah ditangkap tersebut.
Baca juga: Anggota Densus 88 Tertembak Saat Penggerebekan Terduga Teroris Masih Dirawat di RSUDAM
Baca juga: Penggerebekan Teroris di Lampung Dilakukan Puluhan Anggota Densus 88 dan Brimob
Sementara untuk kedua pelaku terorisme yang tewas, kata dia, masih dalam proses identifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung.
"Semua (terafiliasi jaringan) JI (Jamaah Islamiyah) Nanti kami rilis setelah identifikasi," tuturnya.
Sebelumnya, tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menggerebek kelompok teroris di kawasan Lampung.
"Iya benar. Saat ini petugas Densus 88 masih bekerja di lapangan secara intensif menindaklanjuti seluruh rangkaian penegakan hukum ini," ucap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, Rabu (12/3/2023) malam.
Dari informasi yang diterima, lokasi penggerebekan kelompok teroris itu tepatnya di Umbul Way Kiri, Margorejo Margosari, Kecamatan Pagelaran, Pringsewu, Lampung.
Penggerebekan dilakukan pada Rabu (12/3/2023) hari ini.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar juga menyebut saat ini tim masih fokus melakukan pengembangan di lokasi.
Meski begitu, Aswin belum membeberkan lebih rinci terkait jumlah teroris yang dilakukan penangkapan maupun terafiliasi dalam kelompok teror apa.
"Personel Densus 88 masih bekerja di lapangan, nanti kami update. Masih intensif dan fokus dilapangan dulu," tuturnya.
(Tribunlampung.co.id/Tribunnews.com)