Berita Lampung

Bermodal 3 Juta, UMKM Kakanova Cookies Wujudkan Mimpi Rajai Pasar Kue Kering

Penulis: Kiki Novilia
Editor: Indra Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siti Rohimah (44) owner UMKM Kakanova Cookies dan produknya.

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Siti Rohimah (44) owner UMKM Kakanova Cookies berusaha semaksimal mungkin saat merintis usaha kue yang didirikannya beberapa tahun silam.

“Saya merintisnya berdarah-darah karena bermimpi bisa masuk Chandra (swalayan),” ucap Siti Rohimah pada Tribunlampung.co.id, Sabtu (27/5/2023).

Ungkapan tersebut terjadi bukan tanpa sebab, Siti merintis Kakanova Cookies mulai dari nol. 

Diketahui Kakanova Cookies merupakan UMKM yang menjual beraneka ragam kue kering, seperti nastar, banana cookies, lidah kucing dan lain sebagainya. 

Pada 2016 silam, usaha yang berada di Kota Gajah, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung itu dimulai dengan berjualan ke tetangga-tetangga rumah.

Baca juga: Gegara KUR BRI Lampung UMKM Izzul Jaya Bisa Sampai ke Taiwan

“Saya kan memang hobi buat kue, trus pas coba jualan kata orang-orang enak,” ucap dia. 

Berbekal modal Rp 3 juta, Siti membulatkan tekat untuk terus jualan.

Dirinya bahkan mulai merambah ke luar daerahnya menuju kabupaten yang lain. 

Melihat usahanya yang kian tumbuh, perempuan asal Lampung Tengah ini masih teringat pada mimpi besarnya. Ia amat ingin produknya masuk ke swalayan. 

“Saya memang bermimpi betul masuk ke sana, karena keren banget bisa dipajang dan bersaing dengan produk lainnya,” imbuh dia. 

Hal ini lantas membuatnya berpikir kreatif. Ia ingin menawarkan produk yang unik dan berbeda dari merek lainnya.

“Bikin produk yang memang beda, supaya bisa bersaing,” katanya. 

Bagaikan gayung bersambut, upayanya tersebut ternyata mampu mengantarkan Kakanova Cookies ke swalayan. 

“Alhamdulillah tercapai,” ucapnya penuh rasa syukur. 

Kini dirinya sudah masuk ke beberapa swalayan yang ada di Lampung, Bekasi dan Tangerang. 

Adapun dalam sebulan dirinya bisa mengantongi hingga Rp 15 juta per bulan.

Sementara jika di hari raya, jumlahnya bisa berkali-kali lipat. 

Merambah Digital

Dikatakan Siti, dahulu dirinya pernah berjualan menggunakan media online. 

Baca juga: Elfira Collection, UMKM Bertajuk Zero Waste dari Lampung

Mulai dari WhatsApp, Instagram, maupun Shopee dijadikan sebagai tempat usaha untuk pengiriman ke luar kota. 

Namun sayangnya, terjadi kendala berupa kuenya hancur setelah dikirim. 

“Saya masih belajar untuk buat kemasan yang lebih kuat, agar tidak terulang lagi,” ucapnya. 

Imbas kejadian tersebut, sampai sekarang Siti masih belum mengaktifkan kembali penjualannya untuk yang online. 

“Sayanya beban mental, takut pelanggan kecewa,” terang dia. 

Karena itu, dirinya mengaku bakal mempelajari terlebih dahulu kemasan yang kokoh nan kuat untuk akhirnya kembali jualan online. 

“Pasti (aktif lagi), karena kita kan pengen juga bersaing dengan yang lainnya lewat online,” ucap dia. 

Tidak hanya itu, dirinya juga mulai merambah ke pembayaran digital berupa QRIS BRI. 

Dikatakan Siti, ia sudah memakainya sejak 2022 lalu. 

“Ada yang pakai, tapi memang belum banyak ya karena di desa,” katanya. 

Dari penggunaan QRIS, dalam bertransaksi dinilai lebih aman dan efektif. 

“Lebih aman, karena kalau uang tunai itu kadang suka sembrono jadi takut terpakai,” imbuhnya. 

Selain itu, para pembelinya pun menjadi lebih nyaman saat bertransaksi. 

Bila Saputri (25) selaku pegguna setia QRIS membenarkannya. 

Dirinya sering menggunakan alat pembayaran digital tersebut saat sedang berbelanja. 

“Nggak repot bawa uang tunai banyak-banyak,” tutupnya. 

( Tribunlampung.co.id / Kiki Novilia )

Berita Terkini