Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Macam-macam cara orang dalam merintis sebuah usaha. Tidak terkecuali memanfaatkan kehadiran media online seperti YouTube.
Hal inilah yang dilakukan oleh Devi Sunarsih (41). Pengusaha asal Bandar Lampung ini membangun usaha es krim bertajuk Devies Ice Cream berkat video tutorial YouTube.
“Sekitar 2017, saya mulai coba-coba buat es krim dari YouTube,” ucap dia saat dihubungi Tribunlampung.co.id, Rabu (21/6/2023).
Dia bercerita, ketertarikannya dengan es krim terinspirasi dari anak-anaknya yang menyenangi kudapan dingin tersebut.
“Waktu itu anak saya 4 dan suka beli es krim, jadi kalau dikalikan per orang jumlahnya sudah berapa,” ucap dia.
Di platform berbasis video tersebut, Devi mencoba mengikuti seluruh langkah yang dipaparkan.
Bahkan dirinya tak segan menambahkan seluruh bahan yang diminta tutorial yang sedang ditonton.
“Saya tambahin telur, jadinya amis,” ucap dia tergelak tawa.
Tak patah arang, Devi terus mencoba mencari resepnya sendiri.
Bagaikan gayung bersambut, tekadnya menjadi pengusaha es krim akhirnya terbantu dengan kehadiran komunitas yang bergerak di bidang tersebut.
“Isinya pelaku usaha es krim dari beragam daerah, jadi kami sharing untuk buat es krim yang enak itu seperti apa,” kata dia.
Setahun lamanya bergulat dengan resep, Devi akhirnya menemukan formula yang dirasa pas.
Ia pun lantas memberanikan diri menjajakannya ke sekolah-sekolah yang ada di Bandar Lampung.
“Saya pasarin ke sekolah anak, trus saya titip ke sekolah-sekolah yang lain,” ucap dia.
Tidak disangka usahanya terus berkembang pesat.
Banyak pelanggan yang menggemari es krim buatan Devi.
“Di setiap sekolah ternyata laris, akhirnya bisa menjangkau sekolah-sekolah di Tanjung Senang, Bandar Lampung dan Way Hui, Lampung Selatan,” katanya.
Namun, masalah baru datang saat terjadi pandemi Covid-19.
Kala itu, seluruh kegiatan di sekolah terhenti lantaran diberlakukan PPKM.
“Saya pikir, waduh gimana caranya, mau apalagi yang dilakukan,” ucap dia.
Menghadapi masalah tersebut, dirinya lantas banting setir merambah ke dunia digital.
Devi mulai menjajaki beberapa marketplace dan platform online untuk berjualan.
“Ada di marketplace, WA, TikTok, Instagram, Facebook, padi UMKM,” bebernya.
Dari sana, penjualan es krimnya kembali menggeliat.
Dalam sebulan, ia mampu menjual di atas 1.000 -2.000 liter per bulan.
Gusti Amalia (25) mengaku pernah mencicipi es krim Devies.
Kala itu, dia membeli varian durian.
“Waktu itu saya penasaran, karena banyak yang bilang recommended (rekomendasi),” ucap dia saat diwawancarai, Rabu (21/6/2023).
Rasa penasarannya pun terbayar. Gusti, sapaan akrabnya langsung suka dengan varian tersebut.
“Rasanya unik, karena saya biasanya cuma nyobain rasa mainstream seperti coklat, vanilla, gitu gitu aja,” kata dia.
Diketahui, Devies Ice Cream memang memiliki beberapa varian produk.
Mulai dari es krim brownies, durian, yogurt, hingga yang varian 8 liter.
Sementara pemasaran sendiri telah menjangkau hampir seluruh kabupaten/kota di Lampung.
Penjualan tersebut banyak dibantu dengan kehadiran ratusan reseller dan agen.
“Paling jauh waktu itu sampai ke Jogja,” imbuh dia.
Ia mengaku, seluruh pencapaiannya tersebut bagaikan mimpi.
Sebab, dirinya sama sekali tidak menduga akan menjadi besar seperti sekarang.
“Sampai berdarah-darah rasanya, karean memang kami dari nol,” terang dia.
Bagai pepatah usaha takkan pernah mengkhianati hasil, kini pengasilan Devi tergolong besar sebagai seorang pengusaha.
Dia mampu mengantongi omzet sekitar Rp 20 juta-Rp 40 juta per bulannya.
“Kalau di momen tertentu misal sebelum Lebaran, alhamdulillah bisa lebih,” imbuhnya.
Pelanggan BRI
Pengusaha asal Bandar Lampung ini ternyata merupakan pelanggan setia BRI.
Devi mengakui, sudah punya rekening bank tersebut sejak lama.
Kemudian barulah pada 2022, usaha miliknya menjadi binaan BRI.
“Kita dibuatkan QRIS, dan dilibatkan di banyak acara,” imbuh dia.
Pembayaran digital tersebut dirasa amat memudahkannya dalam bertransaksi.
“Transaksi jadi makin mudah, kalau ada yang beli dalam nominal kecil pun bisa,” katanya.
Dengan demikian, ia mengaku nyaman menggunakan pembayaran digital semacam itu.
QRIS menjadi solusi pembayaran non tunai yang dirasa amat memudahkan.
(Tribunlampung.co.id/Kiki Novilia)