Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Pengusaha UMKM asal Lampung terus berupaya ekspansi ke dunia digital meski bertarung dengan kondisi gagap teknologi (gaptek).
Digitalisasi tersebut dianggap perlu untuk memasarkan produk UMKM di Lampung agar semakin dikenal luas oleh publik.
Namun, kondisi tersebut nyatanya masih sulit untuk dihadapi pengusaha UMKM di Lampung yang usianya tidak lagi muda.
Satu di antara contohnya dialami oleh Muhammad Yusuf Masroh (53) lewat UMKM miliknya bertajuk Elfira Collection.
Dikatakan Yusuf, pemasaran usahanya kini menjangkau dunia online.
“Ada di TikTok,WhatsApp, Facebook, Instagram, dan beberapa platform lainnya,” ucap dia, saat dihubungi Tribunlampung.co.id, Sabtu (27/5/2023).
Beradaptasi dengan dunia digital, bukan hal yang mudah bagi Yusuf.
Perlu banyak penyesuaian, dari yang semula bertemu pelanggannya secara langsung menjadi via dunia maya.
“Saya pribadi mulai sulit, mungkin karena faktor usia ya,” katanya sembari tertawa.
Senada dengan Yusuf, owner Bunqee Craft and Fashion Eva Susanna (46) juga mengalami hal demikian.
"Saya mah gaptek," kata dia.
Sebagai pengusaha, Eva paham betul akan potensi dunia digital saat ini, terutama digital marketing.
Karena itu, dia pun mulai merambah ke penjualan online melalui akun TikTok, Instagram, WhatsApp, Facebook dan Shopee.
Namun, pindah dari jualan offline ke online terjadi bukan tanpa hambatan.
Usianya yang tidak lagi muda membuatnya sedikit sulit untuk mengelola media sosial.
Dia pun berbenah dengan cara mengerahkan tenaga baru dari para mahasiswa yang sedang magang di usaha miliknya.
Satu di antara mahasiswa yang dimaksud adalah Pupung Dzulhijatussarah (22).
Mahasiswa asal Universitas Bandar Lampung itu mengaku membantu promosi digital di Bunqee Craft dan Fashion selama beberapa bulan kedepan.
"Kita ada 6 orang magang di sini, bagian yang ngurusin tentang marketing dan media sosial," terangnya.
Karena itu, dia berharap kedepannya bisa lebih maksimal dalam melakukan penjualan lewat online.
Sebagai pelanggan, Anang Burlian (25) mengaku lebih menyenangi pembelian dengan cara kekinian tersebut.
Sebab, kesibukannya sebagai pegawai swasta di Bandar Lampung membuatnya sulit jika harus menyambangi toko secara langsung.
“Ribet banget kalau harus selalu ke offline, kadang kan jaraknya juga jauh,” bebernya.
Karena itu, dia berharap agar seluruh UMKM di Lampung bisa maksimal dalam memasarkan produknya lewat dunia maya.
“Harapannya sih begitu, karena sayang kalau potensinya nggak berkembang cuma karena pemasaran yang sempit lewat offline,” tandasnya.
( Tribunlampung.co.id / Kiki Novilia )