Berita Chelsea

Gugup dan Tertekan, Biang Chelsea Dilumat Wolverhampton di Kandang Sendiri 

Penulis: Virginia Swastika
Editor: soni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pelatih Chelsea, Mauricio Pochettino memeluk pemainnya, Enzo Fernandez di pertandingan lawan Luton Town, Sabtu (26/8/2023)

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta -  Chelsea digasak Wolves dengan skor 2-4.

Buntut kekalahan itu pelatih Chelsea Mauricio Pochettino meminta maaf pada penggemar pasca kekalahan dalam laga yang dihelat pada Minggu (4/1/2024) malam tersebut.

Dari empat gol yang didapatkan Wolverhampton Wanderers, tercatat ada satu gol bunuh diri yang dilakukan bek The Blues, Axel Disasi.

Pochettino mengungkapkan bahwa anak-anak asuhnya merasa gugup dan tertekan dalam pertandingan tersebut meski sudah unggul terlebih dulu di menit ke-19 berkat tendangan Cole Palmer.

Namun sejak Wolves berhasil mencetak gol pertama mereka, permainan menjadi sulit dikendalikan.

Padahal Chelsea bermain di kandang sendiri, yakni Stamford Bridge.

"Ketika kami mencetak gol, kami tidak memulai pertandingan dengan buruk, tetapi ketika kami kebobolan gol pertama, kami merasakan dampaknya, mulai merasa gugup dan kami tidak bisa mengatasi tekanan," kata Pochettino ke wartawan usai pertandingan, Minggu (4/2/2024).

"Ketika kami kemasukan dua gol bunuh diri dari defleksi, sulit untuk mengelola tim, stres, dan energi menurun," ujarnya lagi.

Diakui Pochettino, mereka berusaha bangkit di babak kedua.

Namun ternyata usaha mereka masih belum cukup. Pasalnya, mereka kembali ketinggalan skor dari Wolverhampton Wanderers.

"Kami turun minum dan kemudian di babak kedua kami memiliki beberapa peluang untuk mencetak gol untuk membuat skor menjadi 2-2, tetapi kemudian kami kebobolan gol ketiga dan itu sangat sulit."

"Perasaan di atas lapangan sangat sulit bagi para pemain untuk menghadapi dan mengatasi situasi tersebut," ucapnya.

Pelatih asal Argentina ini pun mengaku kecewa pada hasil pertandingan kemarin malam.

Mauricio Pochettino kemudian meminta maaf kepada para penggemar Chelsea.

"Saya sangat kecewa. Kami harus mengubah perasaan ini dan saya meminta maaf kepada para pendukung. Saya mengucapkan terima kasih kepada para penggemar yang terus membantu tim sampai akhir dan mendukung tim."

"Masalah utamanya adalah kami merasakan tekanan dan stres untuk menang, bermain dengan baik  untuk tampil. Kami tidak memiliki waktu ketika Palmer mencetak gol untuk membangun momentum dalam permainan dan untuk mendominasi serta bermain dengan tenang dan percaya diri."

"Saat ini kami tidak menyamai sejarah klub dan kami harus menerima hal itu. Kami harus bersikap kritis tetapi kami tidak boleh menyerah."

"Tentu saja kami akan terus bekerja keras untuk mencoba mengubah hasilnya. Jika tidak berhasil dengan cara ini, mungkin kami harus bergerak maju dan mencoba mencari solusi yang berbeda."

"Yang bisa kami katakan adalah kami meminta maaf kepada para pendukung. Hal terpenting yang bisa kami lakukan sekarang adalah merasakan tanggung jawab. Memahami para penggemar sangatlah penting dan kami ingin meminta maaf dan meminta maaf," pungkasnya.

Chelsea pun bertekad untuk berusaha lebih keras lagi setelah dua kali berturut-turut dikalahkan tim lain dalam dua kompetisi yang berbeda.

Mereka berharap masih mendapatkan dukungan dari para penggemar meski sempat tampil mengecewakan.

"Kami kecewa seperti mereka, tetapi sampai akhir kami harus berjuang bersama-sama. Tentu saja kami ingin meraih hasil-hasil yang baik di masa depan dan kami harus tetap bersama."

"Selama 90 menit kami harus berjuang bersama untuk mendapatkan hasil dan kemudian pada akhirnya mereka berhak untuk mengkritik dan marah jika performa kami tidak bagus."

"Namun, sebuah tim muda juga membutuhkan dukungan dan saya harus mengucapkan terima kasih karena para pendukung terus mendukung hingga akhir, namun pada akhirnya mereka berhak untuk bersikap seperti yang mereka rasakan," ungkap Mauricio Pochettino. (TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/Virginia Swastika)

Berita Terkini