Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan empat kabupaten/kota di Provinsi Lampung.
Bank Indonesia Provinsi Lampung mencatat pada bulan Februari 2024 terjadi kenaikan inflasi yakni sebesar 0,39 persen (mtm).
Angka inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan periode Januari 2024 di Lampung yang mengalami deflasi 0,19 persen (mtm).
Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan, mengatakan apabila dilihat secara tahunan, besaran inflasi gabungan empat kabupaten/kota di Provinsi Lampung bulan Februari 2024 tercatat sebesar 3,28 persen (yoy).
Dan berada dalam sasaran inflasi 2024 sebesar 2,5±1 persen.
"Kalau dilihat dari sumbernya, inflasi bulan Februari 2024 didorong kenaikan harga pada beberapa komoditas,"
"seperti beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai rawit dengan andil masing-masing sebesar 0,31 persen; 0,15 persen; 0,06 persen; 0,04 persen; dan 0,04 persen," katanya saat dihubungi Tribunlampung.co.id di Bandar Lampung, Senin (4/3/2024).
Dijelaskan bahwa peningkatan harga beras pengaruhnya masih didorong oleh penurunan pasokan sejalan dengan pergeseran masa tanam akibat El Nino pada tahun 2023.
Hal itu berimplikasi pada mundurnya masa panen untuk berbagai komoditas.
Pihaknya juga menjelaskan, bahwa kelangkaan stok beras di sejumlah pasar modern turut memengaruhi kenaikan harga beras.
"Untuk kenaikan harga aneka cabai disebabkan oleh penurunan pasokan di sejumlah wilayah sentra produksi (Tulang Bawang Barat, Lampung Selatan, dan Pringsewu) akibat serangan jamur dan hama pada saat musim hujan," lanjutnya.
Kemudian, lanjutnya, kenaikan harga aneka cabai di Lampung juga turut disebabkan oleh kenaikan harga cabai rawit dari Sukabumi.
Menurutnya Sukabumi adalah wilayah yang menjadi salah satu pemasok utama cabai untuk Provinsi Lampung.
Kenaikan harga telur dan daging ayam ras dikatakan dipengaruhi oleh karena kenaikan harga pakan ternak.
Dimana harga jagung untuk peternak di Lampung pada Februari terpantau meningkat menjadi Rp 6.729 dari Rp 6.537 pada bulan sebelumnya.
Di sisi lain, beberapa komoditas yang mengalami deflasi, antara lain tomat, bawang putih, bawang merah, kacang panjang, dan cumi-cumi dengan andil masing-masing sebesar -0,08 persen; -0,04 persen; -0,03 persen; -0,03 persen; dan -0,02 persen.
Sedangkan penurunan harga komoditas tersebut disebabkan oleh pasokan yang melimpah pada periode panen di beberapa sentra produksi di tengah permintaan yang stabil dan kenaikan kuota impor khusus bawang putih menjelang HBKN Ramadan.
Harga bawang merah di Tegal pada Februari tercatat mengalami penurunan menjadi Rp 27.500 dari Rp 35.000 pada bulan sebelumnya.
"Kedepan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan empat kabupaten/kota di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1 persen (yoy) sampai dengan akhir tahun 2024."
"Namun, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko," tutupnya.
(Tribunlampung.co.id/Agustina Suryati)