Fenomena Problematika Penggunaan Bahasa Masyarakat Gen Z
Oleh: Zayin Zakiya Umma Taqwa
Mahasiswa Magister Bahasa dan Sastra Indonesia 2023 FKIP Universitas Lampung
FENOMENA penggunaan bahasa di kalangan Gen Z menjadi topik menarik dalam kajian linguistik dan sosiolinguistik.
Generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an ini tidak hanya dipengaruhi oleh teknologi, tetapi juga oleh budaya global yang semakin cepat berkembang.
Dalam tulisan ini, kita akan mengupas berbagai aspek terkait dengan penggunaan bahasa di kalangan Gen Z.
Perkembangan Teknologi dan Bahasa, khususnya media sosial, telah mengubah cara Gen Z berkomunikasi.
Platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter memperkenalkan bentuk komunikasi yang singkat dan padat.
Bahasa yang digunakan sering kali berupa singkatan atau istilah baru yang mungkin tidak dipahami oleh generasi sebelumnya.
Bahasa gaul atau slang menjadi ciri khas Gen Z. Istilah seperti "lit," "fam," dan "vibe" sering digunakan untuk mengekspresikan perasaan atau keadaan.
Penggunaan bahasa ini menciptakan identitas tersendiri bagi generasi ini, sekaligus menjadi alat untuk membedakan diri dari generasi sebelumnya.
Budaya pop, termasuk film, musik, dan meme, turut membentuk kosakata Gen Z.
Banyak istilah yang muncul dari lagu-lagu populer atau film viral.
Hal ini menunjukkan bagaimana budaya kontemporer memengaruhi cara berbahasa mereka.
Multibahasa dan Kode-Switching Gen Z cenderung lebih mahir dalam multibahasa, dengan banyak yang menggunakan bahasa Inggris dan bahasa daerah secara bersamaan.
Kode-switching menjadi hal umum dalam percakapan sehari-hari, menciptakan nuansa unik yang memperkaya komunikasi.
Ekspresi Diri dan Identitas Bahasa adalah salah satu cara Gen Z mengekspresikan diri.
Melalui penggunaan kata-kata tertentu, mereka dapat menunjukkan identitas, nilai, dan pandangan hidup.
Bahasa menjadi cermin dari kepribadian dan aspirasi mereka.
Mempertahankan Tradisi Meskipun banyak dipengaruhi oleh budaya asing, Gen Z tetap berusaha mempertahankan bahasa dan budaya lokal.
Beberapa di antara mereka menciptakan istilah baru dalam bahasa daerah, menggabungkan unsur modern dengan tradisi yang ada.
Penerimaan terhadap Perubahan Sikap Gen Z terhadap perubahan dalam bahasa sangat terbuka.
Mereka tidak ragu untuk mengadopsi istilah baru atau menciptakan kosakata sendiri.
Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan kreativitas mereka dalam berkomunikasi.
Penggunaan bahasa informal oleh Gen Z berdampak pada bahasa formal.
Dalam konteks pendidikan, penggunaan bahasa gaul dapat menciptakan tantangan bagi pengajaran bahasa yang lebih formal.
Namun, beberapa pendidik melihat ini sebagai peluang untuk memperkenalkan bahasa yang lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Para peneliti linguistik mulai tertarik untuk mempelajari fenomena bahasa Gen Z.
Penelitian ini berfokus pada perkembangan kosakata, struktur kalimat, dan cara komunikasi yang unik.
Temuan-temuan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang dinamika bahasa dalam masyarakat modern.
Penggunaan bahasa Gen Z sering kali menjadi tantangan bagi generasi sebelumnya, yang mungkin kesulitan memahami istilah atau cara berkomunikasi yang baru.
Hal ini dapat menciptakan kesenjangan komunikasi antara generasi.
Untuk memahami bahasa Gen Z, penting untuk memahami konteks budaya mereka.
Banyak istilah berasal dari pengalaman bersama, nilai-nilai, dan masalah sosial yang relevan dengan kehidupan mereka.
Ini menunjukkan bagaimana bahasa dan budaya saling berkaitan.
Adaptasi di Lingkungan Kerja, penggunaan bahasa Gen Z juga mulai terlihat.
Perusahaan yang ingin menarik perhatian karyawan muda perlu memahami dan menyesuaikan cara berkomunikasi mereka.
Ini termasuk penggunaan bahasa yang lebih santai dan relevan.
Peran Influencer di media sosial berperan besar dalam penyebaran bahasa dan istilah baru di kalangan Gen Z.
Mereka menjadi panutan yang banyak diikuti, sehingga bahasa yang mereka gunakan cepat tersebar dan diterima oleh banyak orang.
Bahasa juga digunakan sebagai alat untuk aktivisme. Gen Z sering menggunakan platform digital untuk menyuarakan pendapat mereka tentang isu-isu sosial, politik, dan lingkungan.
Istilah-istilah tertentu menjadi simbol perjuangan mereka.
Kreativitas dalam Bahasa Gen Z dalam menggunakan bahasa terlihat dari cara mereka bermain dengan kata-kata, menciptakan istilah baru, atau memodifikasi kata-kata yang sudah ada.
Hal ini menunjukkan bahwa bahasa tidak statis, tetapi terus berkembang.
Fenomena penggunaan bahasa di kalangan Gen Z mencerminkan dinamika sosial, budaya, dan teknologi yang ada saat ini.
Dengan memahami karakteristik bahasa mereka, kita dapat lebih menghargai keberagaman dalam komunikasi dan pentingnya adaptasi bahasa di era modern.
Fenomena ini akan terus berkembang seiring dengan perubahan zaman, dan merupakan bagian integral dari identitas. (*)
Zayin Zakiya Umma Taqwa (Mahasiswa Magister Bahasa dan Sastra Indonesia 2023 Universitas Lampung)
Dosen Pendamping : Dr. Siti Samhati, M.Pd.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID)