TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Penggunaan pupuk kimia yang masih tinggi menginisiasi mahasiswa KKN Unila mengajari warga Desa Rejo Basuki, Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah melakukan pengolahan sampah organik dengan metode Soluble Liquid (SL), Kamis (30/1/2025).
Kegiatan diawali dengan pemaparan materi mengenai metode Soluble Liquid (SL) untuk mengkreasikan produk olahan sampah organik.
Kemudian, dilanjutkan dengan membuat berbagai macam produk Pupuk Organik Cair (POC), seperti POC untuk tanaman pertumbuhan atas, pertumbuhan bawah, dan pembenahan tanah tanpa fermentasi dan dapat dipakai langsung serta ramah lingkungan.
Kegiatan ini tidak hanya membuat POC, namun juga membuat pestisida yang berbahan dasar air kelapa, air laut, dan air kolam.
Program kerja ini merupakan kolaborasi antara kelompok Desa Rejo Basuki 1, Eksa Ayumi (FMIPA) dan kelompok Desa Rejo Basuki 2 Fadli Fauzan Akbar (FP).
Eksa Ayumi, penanggungjawab program mengatakan, kegiatan ini diadakan untuk mengedukasi para petani bahwasanya tanaman tidak harus selalu menggunakan pupuk kimia, dikarenakan apabila menggunakan pupuk kimia secara terus menurus tanah akan jenuh dan ketika musim kemarau akan retak-retak.
Mereka ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwasanya terdapat cara pembuatan POC tanpa adanya fermentasi dan bisa langsung pakai.
Kegiatan terselenggara atas ide dari kelompok KKN Unila Desa Rejo Basuki 1 yang beranggotakan Nathanael LP Simarmata (FH), Ahmad Rama Afandi (FP), Eksa Ayumi (FMIPA), Rifda Fadhila Husna (FT), Sifa Permatasari (FP), Putri Alifia Fitra (FISIP), dan Candra Wijaya (FMIPA), dengan Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Ahmad Syofyan S.H., M.H.
Mahasiswa KKN bekerjasama dengan Tim Dosen Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila yang menjadi narasumber yaitu Syaiful Bahri, S.Si., M.Si. dan Dr. Yuli Ambarwati, S.Si., M.Si.
Ditujukan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Rejo Basuki.
Ia menjelaskan mengenai indikator keberhasilan dari program ini diukur dengan tingkat keberhasilan dari suatu tanaman yang terkena hama dapat diatasi dengan pestisida yang mereka buat.
Hal tersebut dapat dikatakan efek dan kegunaan dari POC yang mereka buat berhasil.
Eksa mengatakan akan diadakan rencana lanjutan setelah program kerja mereka selesai.
“Akan diadakan rencana untuk melanjutkan program kerja ini. Kami akan mengaplikasikannya di lahan petani cabai, kembang kol dan padi. Dan akan diadakan monitoring dan evaluasi terkait program kerja ini,” jelasnya..
Mereka memiliki harapan kepada masyarakat luas untuk beralih ke pupuk organik karena memiliki keunggulan seperti bahan bakunya yang mudah dicari, pembuatannya yang mudah, serta proses pembuatan dilakukan tanpa fermentasi.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/rls)