TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, CIREBON - Seorang warga, Kamal mengungkap detik-detik terjadinya longsor besar terjadi di kawasan tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Peristiwa yang menewaskan sembilan pekerja itu terjadi pada Jumat (30/5/2025) siang.
Bukan cuma itu, material batu itu juga menimbun sejumlah kendaraan proyek.
Kamal yang berada di sekitar lokasi saat kejadian menuturkan, peristiwa itu terjadi saat aktivitas pengangkutan material sirtu (pasir dan batu) tengah berlangsung.
"Mobil truk pada masuk lagi, ngangkutin material sirtu," kata Kamal.
Ia menyebut, berdasarkan informasi yang didengarnya dari para pekerja, sejumlah alat berat dan truk diduga ikut tertimbun longsoran.
"Dengar-dengar ada truk 13, alat berat beko tiga hingga empat gitu yang tertimbun. Kalau orang sih nggak tahu ada berapa," ucapnya.
Menurut Kamal, sejak kejadian berlangsung sekitar pukul 10.00 WIB, sudah ada beberapa korban jiwa yang berhasil dievakuasi.
"Tadi bahkan dari mulai kejadian pukul 10.00 WIB, sudah ada lima jenazah yang dibawa ambulans ke rumah sakit," jelas dia.
Armadi salah satu pekerja tambang di lokasi longsor Gunung Kuda nyaris hilang nyawanya.
Ia mengaku tak melihat tanda-tanda akan terjadi longsor.
Semua terjadi begitu cepat dan tanpa peringatan.
"Ada suara gemuruh nggak ada tanda tanda," ujarnya.
Armadi saat itu sedang memuat batu alam ke truk.
Saat kejadian ia sempat melihat lebih dari enam orang berada tepat di belakangnya tertimpa longsor.
"Saya lari sekuat tenaga, habis itu lemas sekali, nggak percaya bisa selamat," ujarnya.
Kabidhumas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menyampaikan insiden ini membuat sejumlah kendaraan operasional tertimbun bongkahan batu.
"Tujuh unit dump truck dan tiga unit alat berat jenis eskavator terkubur material longsoran," ucapnya.
Sebelumnya, terdata sebanyak empat korban jiwa yang telah berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia di antaranya Sanuri (47), Andri (40), Sukadi (48), dan Kendra alis Bureng.
Selain itu sebanyak sembilan korban lainnya berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat dan telah mendapatkan penanganan medis di RS Sumber Urip, antara lain Rion Firmansyah, Rio, Rino, Siswanto, Suwadi, Ervan Hardiansyah, Aji, Safitri, dan Abdul Rohim.
Kombes Pol Hendra menambahkan bahwa pendataan dan proses evakuasi masih terus berlangsung.
Pihak Kepolisian bersama unsur TNI, BPBD, dan relawan tengah melakukan pencarian lanjutan di lokasi kejadian untuk memastikan tidak ada korban lain yang tertinggal.
"Kami menghaturkan doa terbaik bagi para korban dan keluaraga yang ditiinggalkan serta apresiasi setinggi-tingginya bagi seluruh petugas yang terlibat dalam proses penyelamatan," ucapnya.
Polda Jawa Barat menyampaikan akan melaporankan perkembangan lanjutan seiring berjalannya prose evakuasi.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan kerja dan penerapan prosedur keamanan yang ketat di seluruh kegiatan pertambangan guna mencegah jatuhnya korban jiwa.
Pekerja tambang yang tewas akibat tertimbun material longsoran di lokasi galian C di Gunung Kuda bertambah kemudian setelah proses evakuasi dilakukan.
Saat ini, data korban tewas akibat insiden tersebut menjadi sembilan orang.
"(Korban tewas) 9 orang (informasi) dari pihak SAR gabungan," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Hendra Rochmawan.
Meski begitu, saat ini baru ada delapan orang pekerja yang tewas yang berhasil diidentifikasi.
Sementara itu, Hendra mengatakan, data sementara para pekerja tambang yang selamat yakni sebanyak 12 orang.
"Satu lagi belum diketahui identitasnya," ungkapnya.
Berikut identitas korban tewas akibat insiden longsoran tersebut:
1. Sanuri, 47 Thn Blok Dukumulya Desa Semplo Kec. palimanan (Meninggal diTKP) dievakuasi di Kamar Jenazah RSUD Arjawinangun.
2. Andri bin Surasa 40 Thn Kel. Padabenghar Pesawahan Kuningan (Meninggal diTKP) dievakuasi di Kamar Jenazah RSUD Arjawinangun
3. Sukadi Bin Sana, 48 Tahun Buntet Pesantren AstanaJapura (Meninggal diTKP) dievakuasi di Kamar Jenazah RSUD Arjawinangun
4. Kendra Alias Bureng Alamat blok Wanggungwangi Desa Girinata Kec. Dukupuntang* (ditemukan Meninggal di TKP) dievakuasi di Kamar Jenazah RSUD Arjawinangun
5. Rion Firmansyah, Alamat Gunung Santri Kepuh Palimanan (Meninggal di Rs Sumber Urip)*
6. Dendi Irmawan, 40 thn, alamat cimenyan Kab.Bandung (ditemukan Meninggal Dunia di TKP) dievakuasi di Kamar Jenazah RSUD Arjawinangun
7. Sarwa bin Sukira, Umur 36, Alamat Blok Pontas Kel. Kenanga Kec. Sumber (ditemukan Meninggal Dunia di TKP) dievakuasi di Kamar Jenazah RSUD Arjawinangun.
8. Rusjaya bin Rusdi. Umur 48 Desa Beberan Kec. Palimanan (ditemukan Meninggal Dunia di TKP) dievakuasi di Kamar Jenazah RSUD Arjawinangun.
Data korban yang ditemukan dan dibawa ke RS Sumber Urip yakni:
1. Rio, Alamat Cikalahang Kec. Dukupuntang
2. RIno, Alamat Cikalahang Kec. Dukupuntang
3. SIswanto, Alamat Leumunding Majalengka
4. Suwadi, Alamat Girinata Kec. Dukupuntang
5. Abdul Rohim, Alamat Kertajati Majalengka
6. Aji, Alamat Desa Beberan KEC.Palimanan
7. Safitri, Alamat Kertajati Majalengka
8. Taryana, Umur 46 thn, Alamat Indramayu
9. Andi, Umur - Alamat Waragati Kec. Palasah Majalengka
Data korban yang ditemukan dan dibawa ke Puskesmas Dukupuntang, yakni:
10. Ervan Rusdiansyah, Umur 12 thn, Alamat Blok SiliasihPabedilan (masih di Puskesmas Dukupuntang)
Data korban yang ditemukan dan sudah Pulang ke rumahnya yakni:
11. Heri, umur 35 thn, Alamat Mayung Kec. Gunung Jati (Pulang Kerumhnya) luka ringan
12. Irwan Julianto, Umur 31thn, Alamat Desa Cipanas Kec. Dukupuntang (Pulang Ke rmhnya) luka ringan
Langsung Ditutup
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengambil langkah tegas: menutup secara permanen tambang yang dianggap tidak memenuhi standar keselamatan kerja tersebut.
“Saya sudah memerintahkan Kepala Dinas ESDM Jabar dan jajaran yang saat ini berada di lokasi untuk menutup tambang tersebut untuk selamanya,” tegas Gubernur Dedi dalam video yang diunggah di media sosial.
Keputusan itu diambil setelah dua dari 10 penambang yang tertimbun ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Delapan lainnya masih dalam pencarian.
Dedi mengungkapkan bahwa ia pernah mengunjungi tambang tersebut sebelum menjabat sebagai gubernur dan menemukan bahwa kegiatan penambangan tidak memenuhi standar keamanan.
Namun, karena izin operasi tambang masih berlaku hingga Oktober 2025 dan dirinya belum memiliki kewenangan saat itu, penambangan tetap berlangsung.
“Saya lihat galian C itu berbahaya karena tidak memenuhi unsur standarisasi keamanan bagi pegawainya. Tapi karena sudah berizin, dan saya belum punya kapasitas apapun, maka tambang itu masih berjalan,” ujarnya.
Ia menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas korban jiwa dalam tragedi ini.
“Saya turut berduka cita sedalam-dalamnya. Mereka adalah warga yang sedang bekerja keras demi menghidupi keluarganya, meski harus menghadapi risiko besar.”
Penutupan permanen ini, menurut Dedi, menjadi bagian dari komitmen pemerintah provinsi untuk memastikan keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan di seluruh wilayah Jawa Barat.
“Peristiwa ini harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak bahwa usaha apa pun, terutama di sektor pertambangan, harus menjadikan keselamatan manusia dan kelestarian lingkungan sebagai prioritas utama,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan mengevaluasi seluruh aktivitas tambang di wilayahnya, terutama yang beroperasi di kawasan rawan bencana atau memiliki catatan keselamatan kerja yang buruk. (Tribun Network/eki/abd/wly)