TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bali - Dua warga negara asing ( WNA) menjadi korban penembakan di Badung, Bali pada Sabtu (14/6/2025).
Peristiwa penembakan itu diduga juga dilakukan oleh WNA karena diketahui dari logat bicaranya pakai bahasa Inggris.
Atas peristiwa penembakan itu, satu WNA berinisial ZR (32) meninggal di lokasi kejadian dan temannya SG (35) kritis.
Pelaku penembakan diduga WNA asal Australia juga yang kini masih buron.
Kapolres Badung AKBP, Arif Batubara, menyatakan proses olah tempat kejadian perkara (TKP) telah dilakukan.
Sejumlah rekaman CCTV di vila tersebut telah diamankan.
"Kita masih melakukan penyelidikan mohon bersabar. Nanti kalau memang sudah keterangannya ada saya pasti akan sampaikan," paparnya, Sabtu, dikutip dari TribunBali.com.
Diduga pelaku bukan penghuni villa dan masuk menerobos ke kamar korban.
Penghuni villa melihat pelaku lebih dari satu orang dan kabur menggunakan sepeda motor.
Korban meninggal, ZR, mengalami tiga luka tembak pada kaki serta dada.
Penembakan dilakukan di toilet kamar korban dan saat kejadian ada istri ZR.
Barang bukti yang diamankan dari kamar adalah selongsong peluru, proyektil utuh, dan pecahan proyektil.
Korban yang masih kritis menjalani perawatan di BIMC Hospital Kuta.
Jenazah korban telah dibawa ke RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah.
Berdasarkan kesaksian istri korban, ciri-ciri pelaku adalah pria mengenakan jaket orange serta helm hitam.
Pelaku lain mengenakan jaket hijau dan masker hitam.
Para penghuni vila dibuat kaget dengan suara tembakan yang diarahkan langsung ke korban.
Penghuni vila bernama Gede Putu Aldo Budja menyatakan pelaku berbicara menggunakan bahasa Inggris.
"Salah satu pelaku sempat berteriak, 'I can’t start my bike' sebelum akhirnya melarikan diri ke arah barat," tandasnya.
Sebelumnya, Perbekel Desa Munggu, Ketut Darta, menyatakan keamanan di lingkungannya telah ditingkatkan dengan adanya patroli.
"Padahal kita sudah sering patroli, tapi kejadian itu begitu cepat. Mungkin itu sudah direncanakan," ucapnya.
Selama ini pengelola vila diwajibkan melaporkan tamu yang datang.
"Semua akomodasi sudah kita imbau untuk melaporkan setiap tamu yang akan menginap. Tapi di tempat kejadian ini tidak ada yang melaporkan," imbuhnya.
Ia meminta bantuan petugas lingkungan karena tak ada di rumah saat kejadian.
"Ada anggota linmas kami yang ke sana, bersama aparat kepolisian. Namun kami dari pihak desa memang membenarkan kejadian itu," tandasnya.
( Tribunlampung.co.id / Tribunnews.com )