TRIBUNLAMPUNG, Sumut - Sosok calon jaksa bernama Reynanda Primta Ginting (26) yang tewas saat mengejar saksi korupsi yang kabur ke Sungai Silau, Kisaran Timur, Asahan, Sumatera Utara.
Reynanda diketahui merupakan jebolan CPNS Kejaksaan. Ia baru lulus di tahun penerimaan 2025.
Seusai lulus CPNS Kejaksaan, Reynanda bertugas sebagai staf di Seksi Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Simalungun.
Sosoknya di Mata Warga
Sosok Reynanda dikenal cukup baik dan selalu memberikan kenangan baik kepada rekan sejawat.
Tetangga Reynanda, Franata Sitepung mengatakan Reynanda sosok yang aktif di kegiatan sosial.
"Kalau yang saya kenal almarhum ini cukup baik lah, enggak pernah buat kecil orang," ujar Franata, saat ditemui di kawasan rumah duka almarhum Reynanda, Kamis (3/7/2025), dikutip dari Tribun Sumsel.
Dikatakannya, Reynanda juga aktif di perkumpulan remaja gereja dan turut ambil andil di setiap acara.
"Aktif dia ikut acara-acara di masyarakat. Pokoknya orangnya mau ikut ambil andil, kadang sering dia jadi seksi dokumentasi kalau lagi ada acara gitu," katanya.
Mendengar kabar tentang meninggalnya Reynanda, dirinya mengatakan masih belum percaya anak bungsu dari tiga bersaudara itu telah berpulang.
Apalagi, dikatakannya, ia belum lama ini baru bertemu dengan Reynanda saat kebaktian di gereja pada Minggu (28/6/2025) kemarin.
"Ya pasti enggak nyangka. Baru empat hari lalu lah kami jumpa, pas kebaktian di gereja," katanya.
Tak hanya Franata, beberapa warga lainnya yang ditemui di sekitar rumah duka juga mengungkapkan hal yang tak jauh berbeda.
Seperti yang diungkapkan oleh pemilik warung di depan rumah almarhum, yang mengaku Reynanda cukup akrab bergaul dengan semua rekannya di sekitar rumahnya.
Kronologi Kejadian
Kronologi awal peristiwa tragis itu bermula dari tim Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang mengejar saksi korupsi yang melarikan diri lewat sungai.
Kedua saksi yang diperiksa yakni Kardianto, selaku Pangulu (kepala desa), dan Bambang Surya Siregar, selaku bendahara desa seperti dimuat Kompas.com.
Keduanya diduga terlibat dalam korupsi dana desa Banjar Hulu, Kecamatan Ujung Padang, Simalungun.
Kasi Intelijen Kejari Simalungun, Edison Sumitro Situmorang mengatakan saksi mangkir sebanyak lima kali untuk dimintai keterangan perihal kasus korupsi.
Saksi juga ketahuan sempat memalsukan surat dokter saat hendak diperiksa Kejaksaan.
Kemudian Kejaksaan Negeri Simalungun membuat tim untuk menjemput paksa saksi.
Salah satu yang masuk ke dalam tim itu yakni staf Pidsus, Reynanda Primta Ginting (26) yang juga calon jaksa.
Tim kemudian memperoleh informasi lokasi keberadaan kedua saksi.
Namun saat dilakukan penjemputan, terjadi perlawanan oleh saksi.
Salah satu saksi yakni Kardianto disebut melompat ke sungai, diduga hendak melarikan diri.
Staf Kejari Reynanda mengejar saksi kemudian ikut melompat ke sungai, namun terseret arus deras.
Reynanda pun sempat terseret arus sungai sejauh 3 km dari titik kejadian dan ditemukan tewas.
Sementara kedua saksi korupsi itu kini sudah diamankan di Kantor Kejari Simalungun.
“Kedua saksi berhasil diamankan dan saat ini berada di Kantor Kejari Simalungun untuk diperiksa,” ucap Edison.
Edison menyampaikan, jenazah Reynanda sempat diperiksa secara forensik di RSUD H. Abdul Manan Simatupang, Kabupaten Asahan, atas persetujuan keluarga.
“Selanjutnya keluarga korban membawa jenazah ke rumah duka yang beralamat di Desa Lambar, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo,” ujar Edison.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com
( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / WARTAKOTA )