TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi prihatin dengan nasib tenaga honorer yang disebut lebih rendah dibanding tukang gorengan.
Keprihatinan itu disampaikan saat kunjungan ke kawasan perkebunan Agroforestry Gunung Hejo, Purwakarta, Sabtu (5/7/2025).
Menurutnya, gaji honorer bahkan lebih kecil dibanding orang yang jualan gorengan.
Dedi Mulyadi mencontohkan kondisi itu dengan keponakannya sendiri.
Ia mencontohkan langsung kondisi keponakannya sendiri, yang sudah 15 tahun menjadi pegawai honorer di Pemda Purwakarta dengan gaji tetap Rp2 juta per bulan.
“Setiap minggu dia jualan bala-bala, sekali jual bisa dapat Rp3 juta. Jadi, dalam seminggu saja, pendapatan dari jualan makanan kecil itu bisa lebih besar daripada gaji bulanannya di Pemda,” ujar Dedi di hadapan awak media.
Dedi menyoroti ketimpangan antara upah tenaga honorer dan potensi penghasilan di sektor informal, terutama kuliner UMKM.
Ia menyebut, penghasilan keponakannya dari berjualan gorengan tradisional bisa menembus Rp12 juta per bulan—enam kali lipat dari gaji honorer.
( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / TRIBUNJATIM )